Menurut Ilmuwan, Radiasi Bulan 200 Kali Lebih Tinggi Dibanding Bumi

Temuan ini jelas menimbulkan pertanyaan mengenai keselamatan para astronot yang akan ke Bulan.

Agung Pratnyawan
Kamis, 01 Oktober 2020 | 06:00 WIB
Ilustrasi Supermoon atau Bulan Purnama. (Pixabay)

Ilustrasi Supermoon atau Bulan Purnama. (Pixabay)

Hitekno.com - Bulan masih menyimpan misteri yang belum terpecahkan. Banyak ilmuwan melakukan penelitian pada satelit alami Bumi tersebut. Termasuk dalam hal tingkat radiasi Bulan.

Eksplorasi luar angkasa memiliki banyak risiko bagi para astronot, salah satunya adalah paparan radiasi luar angkasa.

Di luar pelindung medan magnet Bumi, partikel dari Matahari dan seluruh galaksi merupakan bahaya serius bagi kesehatan manusia.

Baca Juga: Sebelum ke Bulan, NASA Uji Coba Baju Antariksa di Bawah Air

Dilaporkan Science Advances, para ilmuwan baru saja menghitung tingkat radiasi yang akan mengenai para astronot di Bulan.

Tim ahli memperkirakan bahwa dosis radiasi yang setara dialami astronot setiap hari adalah sekitar 1,3 miliSievert (unit yang mengukur dosis radiasi yang diterima dari sumber radioaktif).

Jumlah itu 2,6 kali lebih tinggi dari pengalaman astronot dan kosmonot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Baca Juga: Melalui Misi Artemis, NASA Telah Pilih Astronot Perempuan Pertama ke Bulan

"Tingkat radiasi yang kami ukur di Bulan sekitar 200 kali lebih tinggi daripada di permukaan Bumi dan 5 hingga 10 kali lebih tinggi dibandingkan dalam penerbangan dari New York ke Frankfurt," kata Robert Wimmer-Schweingruber, penulis penelitian, seperti dikutip IFL Science pada Senin (28/9/2020).

Ilustrasi astronot di Bulan. [NASA]
Ilustrasi astronot di Bulan. [NASA]

Menurut Robert Wimmer-Schweingruber, mengingat para astronot akan terpapar pada tingkat radiasi ini lebih lama daripada penumpang atau pilot pada penerbangan Transatlantik, intensitas juga cukup besar.

Tingkat radiasi efektif dalam sehari sulit untuk dibayangkan, tetapi yang jelas lebih tinggi dari yang diteliti Environmental Protection Agency dalam rata-rata orang Amerika akan terpapar selama satu tahun.

Baca Juga: Dicurigai Simpan Kehidupan, Bulan Saturnus Ini Punya Semburan Es Luar Biasa

Orang-orang yang secara khusus bekerja berhubungan dengan radiasi hanya diperbolehkan terpapar maksimum 50 miliSievert dalam satu tahun, dan seorang astronot di Bulan akan melewati ambang itu dalam 38 hari 12 jam.

Pengukuran informatif berasal dari eksperimen Lunar Lander Neutron dan Dosimetri di atas pendarat Chang'e 4 milik China, yang ditempatkan di sisi jauh Bulan.

Meskipun eksperimen ini bukanlah pengukuran radiasi pertama di Bulan, tetapi yang pertama mencapai tingkat presisi ini.

Baca Juga: Berlimpah Logam, NASA Ungkap Keinginan Buka Tambang di Bulan

Temuan ini menimbulkan pertanyaan tentang keselamatan astronot. Radiasi luar angkasa adalah masalah yang terus-menerus diselidiki, terutama dalam hal perencanaan misi jangka panjang di luar angkasa seperti kembali ke Bulan atau perjalanan yang lebih jauh ke Mars.

Namun, secara keseluruhan mengunjungi Bulan seharusnya tidak terlalu berisiko. Tetapi jika benar-benar hidup secara permanen dan membangun pemukiman di Bulan, itu dapat memperpendek umur manusia.

Meski begitu, tim ahli menekankan bahwa pengukuan ini dikumpulkan selama periode minimum Matahari, sehingga pengukuran ini harus dianggap sebagai batas atas sinar kosmik galaksi.

Itulah pernyataan ilmuwan yang menyebut tingginya radiasi Bulan jauh melebihi yang ada di Bumi. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak