Diterjang Banyak Badai, Ilmuwan Kehabisan Stok Nama

Ilmuwan kesusahan memberi nama yang lalu memutuskan untuk memberi nama badai dengan menggunakan nama-nama Yunani.

Dinar Surya Oktarini | Amelia Prisilia

Posted: Minggu, 20 September 2020 | 07:00 WIB
Ilustrasi badai. (Unsplash/NASA)

Ilustrasi badai. (Unsplash/NASA)

Hitekno.com - Pertengahan tahun 2020 memang dihiasi banyak kejutan. Selain Bumi yang dihantam pandemi, di beberapa negara terjadi badai dahsyat yang bermunculan satu demi satu. Karena hal ini, ilmuwan mengaku kehabisan stok nama.

Kemunculan badai ini akibat terjadinya musim badai Atlantik. Seperti biasa, seiring dengan kemunculannya, para ilmuwan tentu mengemban tugas berat untuk memberi nama untuk deretan badai-badai tersebut.

Melansir dari Science Alert, baru-baru ini para ilmuwan mengaku kehabisan stok nama tradisional untuk menandai badai-badai yang terjadi sepanjang musim ini.

Sebelumnya, beberapa badai di dunia diberi nama dengan cukup unik. Namun untuk kali ini, sepertinya ilmuwan kesusahan memberi nama yang lalu memutuskan untuk memberi nama badai dengan menggunakan nama-nama Yunani.

Lebih lanjut para ilmuwan mengaku kehabisan stok nama ini terjadi usai badai tropis Atlantik Timur yang bernama Wilfred. Badai ini terjadi pada Jumat, 18 September 2020 lalu. Nama satu ini menjadi nama tradisional terakhir yang diberikan.

Ilustrasi Hujan. (Pixabay/Pexels)
Ilustrasi Hujan. (Pixabay/Pexels)

Menangani masalah para ilmuwan yang kehabisan stok nama, sebelum terjadi nantinya, para ilmuwan menyiapkan beberapa nama untuk badai-badai mendatang.

Badai pertama yang akan diberi nama adalah Badai Alpha yang terjadi di lepas pantai Portugal. Sedangkan badai selanjutnya yang terjadi di Teluk Meksiko akan diberi nama Beta.

Bukan tanpa alasan, penamaan badai ini dilakukan oleh National Hurricane Center atau NHC yang tentu saja mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh Organisasi Meteorologi Dunia.

Ilustrasi petir. (unsplash/Alex Dukhanov)
Ilustrasi petir. (unsplash/Alex Dukhanov)

Sebelumnya, para ilmuwan memilih nama badai menggunakan nama-nama pria dan wanita. Penamaan badai ini menyesuaikan dengan jenis dan merugikan atau mematikannya badai tersebut.

Keputusan untuk menamakan badai mengikuti nama Yunani ini diharapkan dapat memberi banyak inspirasi untuk para ilmuwan untuk proses penamaan di masa depan.

Baca Juga: NASA: Siklus Baru Matahari Telah Dimulai!

×
Zoomed
Berita Terkait Berita Terkini

Durasi terjadinya gerhana bulan pada 7 September 2025, mulai dari fase awal hingga akhir, berlangsung selama sekitar 5 j...

sains | 17:50 WIB

Beberapa fenomena langit yang akan terjadi pada September 2025....

sains | 13:21 WIB

AI tak bisa menyelesaikan tes teka-teki yang dapat diselesaikan manusia hanya dalam hitungan detik....

sains | 16:26 WIB

Salah satu pohon tertinggi di dunia yang berusia 450 tahun terbakar....

sains | 20:11 WIB

Fenomena langka Bulan hitam akan terjadi pada 23 Agustus 2025....

sains | 19:06 WIB