Disangka Punah 50 Tahun Silam, Ilmuwan Kembali Temukan Tikus Gajah

Somali sengi atau Elephantulus revoilii, nama resmi dari tikus gajah yang sempat lenyap tersebut.

Agung Pratnyawan
Minggu, 23 Agustus 2020 | 06:30 WIB
Tikus gajah jenis Somali Sengi (Dok. Houssein Rayaleh, Association Djibouti Nature)

Tikus gajah jenis Somali Sengi (Dok. Houssein Rayaleh, Association Djibouti Nature)

Hitekno.com - Tikus gajah sempat dinyatakan punah setelah menghilang selama 50 tahun. Namun siapa sangka, ilmuwan kembali menemukan mamalia kecil ini di wilayah Afrika Timur.

Somali sengi atau Elephantulus revoilii, nama resmi dari tikus gajah yang sempat lenyap tersebut. Para ilmuwan kembali menemukan mamalia kecil ini di Djibouti, negara yang terletak di Afrika Timur.

Somali sengi tidak terlihat sejak tahun 1973. Segala sesuatu yang diketahui tentang mamalia mini itu berasal dari 39 spesimen individu yang dikumpulkan puluhan tahun dan berabad-abad lalu, yang sekarang disimpan di museum, menurut pernyataan dari Global Wildlife Conservation.

Baca Juga: Tikus Ini Putuskan Terjun dari Lantai Atas, Endingnya Bikin Netizen Sedih

Pada tahun 2019, sekelompok ilmuwan dari Amerika Serikat dan Djibouti berangkat untuk mencari spesies tersebut setelah menerima petunjuk bahwa makhluk itu mungkin bersembunyi di Djibouti, meskipun hewan tersebut sebelumnya hanya ditemukan di Somalia.

"Bagi kami yang tinggal di Djibouti, kami tidak pernah menganggap hewan ini 'hilang', tetapi penelitian baru ini membawa kembali Somali sengi ke dalam komunitas ilmiah yang kai hargai," kata Houssein Rayaeh, ahli ekologi penelitian dan konservasionis dengan organisasi nirlaba Association Djibouti Nature, seperti dikutip Live Science pada Sabtu (22/8/2020).

Dengan menggunakan informasi dari wawancara, analisis tumpukan kotoran di lokasi kandidat dan penilaian medan serta potensi perlindungan, para ahli memasang 1.259 perangkap di 12 lokasi berbeda di seluruh area berbatu.

Baca Juga: Tikus Tanpa Rambut Hidup di Bawah Tanah, Ilmuwan Ungkap Fakta Barunya

Tim ahli memancing hewan itu ke perangkap dengan meletakkan selai kacang, oatmeal, dan ragi. Para ilmuwan kemudian berhasil menangkap salah satu mamalia tersebut dalam perangkap pertama yang dipasang.

Tikus gajah jenis Somali Sengi (Dok. Houssein Rayaleh, Association Djibouti Nature)
Tikus gajah jenis Somali Sengi (Dok. Houssein Rayaleh, Association Djibouti Nature)

Secara total, para ilmuwan menemukan 12 Somali sengi yang dapat dibedakan dari spesies serupa dengan jumbai rambut di ekornya. "Bagi Djibouti, ini adalah kejadian penting yang menyoroti keanekaragaman hayati yang luar biasa dari negara dan wilayah tersebut dan menunjukkan bahwa ada peluang untuk ilmu pengetahuan dan penelitian baru di sini," tambah Rayaleh.

Para ilmuwan menemukan semua Somali sengi di permukaan berbatu, daerah yang biasanya tidak ramah bagi aktivitas manusia. Dengan kata lain, kemungkinan makhluk kecil itu tidak mungkin mengalami perusakan habitat oleh manusia.

Baca Juga: Kucing Ketakutan Ketemu Tikus Ukuran Jumbo, Bikin Netizen Bingung

Melihat penemuan ini, para ilmuwan menyarankan agar Daftar Merah Spesies Terancam dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengubah status "kekurangan data" Somalia sengi saat ini menjadi "paling tidak memprihatinkan".

Para ahli menyebut bahwa mereka harus bertindak cepat untuk mencegah kepunahan yang akan segera terjadi. Penemuan ini sendiri telah dipublikasikan di jurnal PeerJ pada 18 Agustus.

Itulah penemuan tikus gajah atau Somali sengi di Afrika Timur setelah 50 tahun menghilang dan sempat dinyatakan punah. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Baca Juga: Bikin Pemilik Bingung, Kucing Malah Ketakutan Nemu Tikus Ukuran Jumbo

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak