Otak Manusia Ternyata Bisa Deteksi "Ular Berbisa", Begini Penelitiannya

Sebaiknya kita percaya pada "insting otak" ketika bertemu dengan ular.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Kamis, 20 Agustus 2020 | 18:00 WIB
Spesies viper atau ular berbisa. (Pixabay/ Ian Lindsay)

Spesies viper atau ular berbisa. (Pixabay/ Ian Lindsay)

Hitekno.com - Seringkali seorang manusia mengandalkan intuisinya untuk mengambil keputusan atau mungkin mendeteksi bahaya di depannya. Sebuah penelitian ilmiah membuktikan bahwa "intuisi" pada otak manusia mengenai ular berbisa memiliki keakuratan yang tinggi.

Itu berarti jika kita bertemu ular dan bingung untuk menentukan apakah mereka berbisa atau tidak, mungkin kita bisa mempercayai intuisi pada otak kita.

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One menyelidiki apakah asumsi peserta tentang ancaman realistis dari spesies ular terbukti benar atau tidak.

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Ada Ular Makan Senapan Jenis AK-47?

Ilmuwan memfokuskan penelitian terkait efek psikofisiologis manusia terhadap gambar ular.

Hasilnya, ular berbisa ternyata menimbulkan rasa takut yang lebih kuat jika dibandingkan ular tak berbisa.

Gambar ular yang digunakan dalam penelitian. (Jurnal PLOS One)
Gambar ular yang digunakan dalam penelitian. (Jurnal PLOS One)

Untuk menguji intuisi manusia, studi tersebut mengumpulkan sekelompok peserta dan menunjukkan kepada mereka foto 10 spesies ular.

Baca Juga: Sprei 3D Motif Ular Ini Dijual Online, Netizen Malah Ilfeel

Foto ular terdiri dari spesies ular berbisa dan spesies lain yang tidak berbisa.

Mereka mengukur respons peserta menggunakan sensor yang dapat mendeteksi detak jantung dan keringat peserta penelitian untuk memastikan respons rasa takut.

Ilmuwan menemukan bahwa ular berbisa secara konsisten memicu rasa takut peserta secara signifikan lebih sering daripada ular yang tampak mengesankan tetapi tidak berbisa.

Baca Juga: Ular Berbisa di Eropa Punya Pola Kulit Zig-Zag, Ternyata Ini Kegunaannya

Peneliti menyoroti bahwa ini ada kemungkinan merupakan "insting" bawaan dari manusia sejak zaman purba.

Dikutip dari IFLScience, para peneliti dalam studi tersebut menunjukkan bahwa ko-evolusi antara ular dan primata mempersenjatai manusia dengan pengetahuan bawaan tentang kapan berpikir "aman" atau melarikan diri ketika bertemu ular berbisa.

Viper atau ular berbisa. (Pixabay/ 272447)
Viper atau ular berbisa. (Pixabay/ 272447)

Gambar ular berbisa digunakan dalam penelitian karena mereka bertanggung jawab atas banyak kematian akibat gigitan ular di seluruh dunia.

Baca Juga: Bertarung Melawan Ular Kobra, Tupai Ini Berhasil Melindungi Anak-anaknya

Peneliti menggambarkan kemampuan otak manusia untuk membedakan antara ular berbahaya dan tidak berbahaya sebagai "luar biasa".

Mereka yang memiliki rasa takut terhadap ular menunjukkan respon ketakutan yang lebih kuat dan tahan lama terhadap ular berbisa dibandingkan dengan mereka yang menyukai ular.

Berdasarkan penelitian di atas, ada baiknya kita percaya pada "insting otak kita" apabila nantinya bertemu dengan ular yang masih belum diketahui berbisa atau tidak.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak