Makhluk Ini Dikira Bisa Hidup di Dekat Matahari, Ilmuwan Angkat Bicara

Ilmuwan ini mengonfirmasi bahwa noda kecil yang ada bukanlah tardigrada.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Senin, 20 Juli 2020 | 19:30 WIB
Penampakan makhluk yang diduga sebagai tardigrada padahal sebenarnya bukan. (Solar Orbiter by NASA & ESA via Live Science)

Penampakan makhluk yang diduga sebagai tardigrada padahal sebenarnya bukan. (Solar Orbiter by NASA & ESA via Live Science)

Hitekno.com - Pada hari Kamis (16/07/2020), wahana antariksa milik European Space Agency atau ESA bernama Solar Orbiter berhasil mengambil foto Matahari dari jarak dekat. Banyak netizen dan pecinta sains yang menduga bahwa noda kecil pada foto mirip penampakan tardigrada, makhluk miskroskopis tahan banting.

Sebagai informasi, tardigrada dikenal sebagai makhluk Bumi mikroskopis dengan ketahanan tubuh super tinggi.

Bahkan karena kemampuan tubuhnya, ribuan tardigrada telah dibawa oleh ilmuwan Israel menggunakan wahana antariksa ke Bulan.

Baca Juga: Tak Semua Makhluk Suka Musik, Hewan Ini Bisa Stres Jika Mendengarnya

Kondisi-kondisi ekstrem bahkan tidak mampu membuat hewan ini lemah atau mati. Tardigrada begitu tahan saat berada di suhu beku, nol oksigen, hingga tekanan tinggi.

Makhluk ini bahkan telah lolos dari lima kepunahan massal yang pernah terjadi di Bumi.

Foto Matahari dari jarak terdekat. (Solar Orbiter/EUI Team/CSL, IAS, MPS, PMOD/WRC, ROB, UCL/MSSL)
Foto Matahari dari jarak terdekat. (Solar Orbiter/EUI Team/CSL, IAS, MPS, PMOD/WRC, ROB, UCL/MSSL)

Meski mempunyai kemampuan super, noda hitam pada foto Matahari bukan seekor tardigrada.

Baca Juga: Ilmuwan Pecahkan Misteri Tentang "Ular Terbang", Ini Rahasia di Baliknya

David Berghmans, seorang peneliti utama pada Solar Orbiter mengungkapkan bahwa tardigrada tidak ada di dekat Matahari dan noda hitam yang ada hanyalah bentuk kecacatan pada foto.

Netizen mengira terdapat penampakan tardigrada di dekat Matahari. (Twitter/ AstroSolJack)
Netizen mengira terdapat penampakan tardigrada di dekat Matahari. (Twitter/ AstroSolJack)

"Dan ketika para peneliti Solar Orbiter melihat bentuk oval yang tampaknya 'merangkak' pada beberapa gambar, mereka menyebutnya sebagai 'tardigrada kecil' dan eksperimen biologi tambahan kami. Tapi pada kenyataannya itu adalah cacat sensor. Dalam pemrosesan di masa mendatang ketika kami lebih mengoptimalkan ini, penampakan akan dibersihkan dan diinterpolasi dari piksel terdekat," kata David Berghmans.

Dikutip dari Livescience, Berghmans menjelaskan bahwa tardigrada terlihat bergerak karena gambar aslinya agak goyah, yang akhirnya diperbaiki oleh para peneliti dengan perangkat lunak.

Baca Juga: Setelah 2 Tahun, Hewan Laut Dalam Berkaki 14 Ini Akhirnya "BAB"

Setelah perbaikan, noda itu mulai bergerak secara independen sehingga menyebabkan "tardigrada" tampak merangkak.

Panjang tardigrada sekitar 0,012 sampai 0,020 inci, tetapi mereka mampu bertahan hidup di suhu 151 derajat Celcius dan dalam kondisi beku.

Baca Juga: Diklaim Paling Kuat di Muka Bumi, Ilmuwan Temukan Kelemahan Makhluk Ini

Sebuah ilustrasi visual dari beruang air atau tardigrada. (Shutterstock)
Sebuah ilustrasi visual dari beruang air atau tardigrada. (Shutterstock)

Berghmans menambahkan bahwa tardigrada tidak mungkin bertahan hidup pada permukaan Matahari yang suhunya mencapai 5.500 derajat Celsius.

Meski memiliki "kekuatan super" ilmuwan tersebut mengonfirmasi bahwa noda kecil pada foto Matahari bukanlah tardigrada.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak