Hampir Tak Terpantau, Asteroid Ini Nyaris Tabrak Bumi

Asteroid bernama 2020 HS7 itu disebut sebagai salah satu asteroid melesat paling dekat dengan Bumi.

Agung Pratnyawan
Sabtu, 02 Mei 2020 | 06:39 WIB
Ilustrasi asteroid. (pixabay/Buddy_Nath)

Ilustrasi asteroid. (pixabay/Buddy_Nath)

Hitekno.com - Di saat para astronom terpaku pada asteroid raksasa 1998 OR2 yang melintas Bumi pada 29 April 2020, ada asteroid lain yang hampir menabrak Bumi pada 28 April 2020.

Asteroid yang hampir menabrak Bumi ini disebutkan memiliki ukuran yang cukup kecil, sekitar 8 meter panjangnya.

Karena astronom sedang berfokus pada asteroid 1998 OR2, membuat pengamatan pada asteroid yang lebih kecil ini jadi lebih dramatis.

Baca Juga: Sempat Dekati Bumi, Asteroid Raksasa Ini Bawa 4 Rekan yang Lebih Kecil

Asteroid bernama 2020 HS7 itu disebut sebagai salah satu asteroid melesat paling dekat dengan Bumi. Ia bahkan terbang sangat dekat dengan area tempat satelit-satelit buatan manusia beroperasi yang dinamai orbit geostasioner.

Bermula dari UFO

Asteroid 2020 HS7 ditemukan di saat-saat terakhir, yakni pada 27 April oleh astronom di Observatorium Pan-STARRS milik badan antariksa Amerika Serikat (NASA) di Hawaii. Karena asteroid ini baru ditemukan, mereka untuk sementara menamainya P20ZIf8.

Baca Juga: Tidak Hanya Satu, NASA Sebut Ada Empat Asteroid Dekati Bumi

Pada 26 April malam teleskop yang sama telah mendeteksi sebuah objek terbang tak dikenal (UFO) di antariksa. Setelah diikui selama 1 jam, para ilmuwan terperanjat karena objek itu rupanya punya peluang sekitar 10 persen untuk menabrak Bumi di keesokan harinya.

Para astronom di seluruh dunia pun segera diperingatkan akan datangnya asteroid tersebut dan diminta untuk mengawasinya dengan ketat.

Ilustrasi sebuah asteroid sedang melintas dekat Bumi. [Shutterstock]
Ilustrasi sebuah asteroid sedang melintas dekat Bumi. [Shutterstock]

Hawaii - China - Eropa

Baca Juga: Asteroid Raksasa Telah Melewati Bumi, Bagaimana Kondisinya?

Hanya 50 menit setelah Observatorium Pan-STARRS melaporkan temuan mereka, Observatorium Xingming di China langsung berhasil mengukur posisi, pergerakan, dan cahaya asteroid tersebut. Tak lama kemudian, giliran Observatorium Tautenburg di Jerman ikut mengamati asteroid tersebut.

Berdasarkan data dari observatorium-observatorium ini, para astronom berhasil mengukur dengan pasti bahwa asteroid tersebut tidak akan menabrak Bumi. Ia hanya akan melesat tipis di luar orbit geostasioner.

Mereka juga mengetahui bahwa ukurannya yang kecil tidak membahayakan sekalipun ia menabrak Bumi. Dengan panjang antara 4 - 8 meter, ia akan habis terbakar saat melewati atmosfer Bumi.

Baca Juga: Tak Hanya Oumuamua, Ilmuwan Yakin Bahwa Ada Asteroid Antarbintang Lainnya

Belakangan diketaui bahwa Asteroid 2020 HS7 hanya berjarak 42.735 km dari pusat Bumi dan sekitar 1200 km dari satelit terdekat.

Penemuan dan reaksi atas asteroid ini, menurut badan antariksa Eropa (ESA) bisa menjadi pelajaran dan kesempatan bagi para ilmuwan serta pemerintah di dunia dalam menghadapi ancaman asteroid.

Salah satu yang terdekat

Berdasarkan data ESA, Asteroid 2020 HS7 masuk dalam daftar 50 asteroid yang jalur lintasannya paling dekat Bumi. Ia mencapai titik terdekatnya dengan Bumi pada 28 April pukul 18:49:40 UTC atau sekitar 29 April pukul 01.40 dini hari menurut Waktu Indonesia Barat.

Menariknya asteroid ini mendekati Bumi hanya 15 jam sebelum Asteroid 1998 OR2 - yang panjangnya diperkirakan bisa mencapai 4 km - juga menghampiri Bumi.

Selain ukurannya yang berbeda jauh, asteroid raksasa 1998 OR2 pada titik terdekatnya dengan Bumi berada ada jarak sekitar 6,2 juta km atau setara dengan 16 kali jarak Bumi dan Bulan. Tetapi karena ukurannya yang besar ia menarik perhatian para astronom dan media-media massa. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak