Teknologi AI Huawei Bantu Pertamedika Deteksi dan Diagnosis COVID-19

Pertamedika mendayagunakan solusi AI-Assisted Analysis yang dikontribusikan oleh Huawei untuk melawan pandemi COVID-19 di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta.

Agung Pratnyawan
Sabtu, 18 April 2020 | 13:30 WIB
Logo Huawei. (Huawei)

Logo Huawei. (Huawei)

Hitekno.com - Teknologi AI Huawei juga ikut serta dalam melawan pandemi COVID-19. Yakni dengan memanfaatkan teknologi ini, dipercaya dapat meningkatkan akurasi dalam mendeteksi dan diagnosis COVID-19.

Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, rumah sakit terbesar dari 16 rumah sakit yang dikelola oleh Pertamedia (PT Pertamina Bina Medika) IHC, menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang menerapkan solusi TIK berbasis teknologi AI dari Huawei, yaitu AI-Assisted Analysis.

Penerapan teknologi AI Huawei di RSPP ini merupakan bagian dari realisasi aksi global Huawei dalam membantu dunia internasional memerangi pandemi COVID-19.

Baca Juga: Harga Huawei P40 Pro Indonesia Lebih Murah Ketimbang di Eropa?

Sumbangsih Huawei dalam mengontribusikan kecanggihan teknologinya kepada dunia kesehatan selama masa pandemi berlangsung dengan tanpa mengenakan biaya, mendapat sambutan positif dari pihak manajemen RSPP.

Dr. dr. Fathema Djan Rachmat, Sp.B, Sp. BTKV (K), MPH, Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika IHC, menyatakan bahwa saat ini dunia kesehatan Indonesia menghadapi tantangan besar berupa masih tingginya tingkat mortalitas yang disebabkan oleh COVID-19, yaitu sekitar 9-10 persen.

Dr. Fathema Djan Rachmat Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika IHC. (Huawei)
Dr. Fathema Djan Rachmat Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika IHC. (Huawei)

"Saat ini, salah satu upaya strategis yang harus dilakukan untuk mengurangi tingkat mortalitas akibat penyebaran COVID-19 di Indonesia adalah dengan meningkatkan kecepatan pendeteksian dan penemuan pasien-pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan tingkat akurasi tinggi. Semakin cepat kita bisa melakukannya, maka semakin cepat pula kita bisa melakukan upaya medis yang mampu mengonversi jumlah pasien positif COVID-19 menjadi negatif," ujarnya.

Baca Juga: Rekrut Engineer Nvidia, Huawei Akan Kembangkan GPU Sendiri?

Untuk itu, pihaknya memberikan apresiasi terhadap aksi penuh komitmen Huawei dalam menyediakan solusi AI-Assisted Analysis yang mampu mendukung percepatan dan peningkatan akurasi diagnosis para pasien yang terinfeksi COVID-19 di RSPP.

Menurutnya, di era Big Data seperti sekarang ini, teknologi-teknologi canggih yang mampu melakukan analisis data secara cerdas dan efisien, seperti tekologi AI dari Huawei ini, menjadi sangat penting untuk didayagunakan, apalagi di negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat besar ini.

RSPP mulai menerapkan solusi AI-Assisted Analysis dari Huawei sejak 2 April 2020. Menurut Ahmad Hariri, ST, CDT, MM, Pws. Radiologi RSPP, penerapan teknologi tersebut membawa dampak positif yang signifikan terhadap peningkatan kualitas penanganan pasien.

Baca Juga: Spesifikasi Huawei P40 Pro, Bawa Kamera Gahar dan Desain Premium

Teknologi AI Huawei ikut deteksi dan diagnosis. (Huawei)
Teknologi AI Huawei ikut deteksi dan diagnosis. (Huawei)

"Solusi ini efektif meningkatkan kecepatan dan akurasi dalam melakukan pendeteksian serta diagnosis terhadap pasien-pasien terdampak COVID-19. Berdasarkan pengalaman kami, teknologi AI Huawei untuk dunia kesehatan adalah selangkah lebih maju. Teknologi ini secara nyata membantu tim medis sebagai garda terdepan dan menjadkan mereka dapat menjalankan tugasnya secara efektif dalam memerangi COVID-19," ujar Ahmad.

Ahmad menjelaskan, dengan memanfaatkan teknologi AI dari Huawei, pihaknya dapat secara langsung mengetahui kondisi paru-paru pasien dan munculnya area pelukaan pada organ tersebut yang menjadi beberapa penanda adanya gejala akibat infeksi Covid-19, sebelum dilakukan konfirmasi oleh dokter spesialis radiologi.

"Kami sangat terbantu dengan adanya teknologi AI dari Huawei ini. Solusi ini mampu mendeteksi gambaran Pneumonia sejak di tahap awal. Melalui alat buatan Huawei ini, dalam kisaran waktu sekira 30 detik kami bisa memperoleh indikasi apakah pasien terinfeksi COVID-19 atau tidak. Ketika didapatkan gambaran normal, maka akan muncul ikon warna hijau. Namun ketika didapatkan gambaran infiltrat (ciri khas pneumonia), ikon warna merah akan muncul. Dengan kata lain, pasien tersebut terindikasi terinfeksi virus," jelas Ahmad.

Baca Juga: Rp 14,5 Jutaan, Huawei P40 Pro Resmi Dikenalkan di Indonesia

Menurutnya, solusi ini sangat bermanfaat bagi RSPP untuk melakukan percepatan treatment lanjutannya. Dalam aplikasi AI Huawei juga, ketika ditemukan gambaran akibat infeksi virus, akan langsung diketahui volumenya dan segmen-segmen wilayah parunya. Hal ini akan memberikan referensi tambahan bagi radiolog dalam melakukan ekspertisnya.

Jika aplikasi ini diberikan akses ke klinisi pengirim akan sangat membantu dalam percepatan tindakan lanjutan untuk mereka, sembari menunggu hasil ekspertis radiologis.

Tingkat akurasi dengan menggunakan teknologi AI huawei juga sangat tinggi. Dari 50 data pasien yang diperiksa, disandingkan dengan ekpertis radiologis, tingkat akurasinya mencapai 93 persen.

Menurut Ahmad, pihaknya optimistis, dengan makin banyaknya data-data yang akan bertambah dan dianalisis melalui teknologi AI dari Huawei, maka hasil ke depannya akan makin bertambah akurat.

Ken Qijian, Vice President Public Affairs and Communications Huawei Indonesia, mengatakan, "Kontribusi ini adalah bagian dari tanggung jawab sosial korporasi kami untuk dunia, termasuk Indonesia. Kami berharap, dengan menyinergikan kemampuan teknologi terdepan dari Huawei dengan kepakaran-kepakaran di bidang lain, seperti dunia kesehatan dan juga bidang-bidang lainnya, dunia akan segera berhasil menuntaskan persoalan COVID-19. Mari bahu-membahu dan be rsatu untuk mengalahkan pandemi ini. We stand as One!"

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak