Kamu Bisa Bantu Ilmuwan Perangi Virus Corona dari Rumah, Begini Caranya

Kamu bisa bantu para ilmuwan teliti virus corona ini dari rumah, bagaimana caranya?

Agung Pratnyawan
Rabu, 01 April 2020 | 11:30 WIB
Ilustrasi Virus Corona COVID-19. (Centers for Disease Control and Prevention)

Ilustrasi Virus Corona COVID-19. (Centers for Disease Control and Prevention)

Hitekno.com - Virus corona jenis baru SARS-CoV-2 telah menimbulkan pandemi COVID-19 yang bikin dunia kelabakan. Para ilmuwan pun tengah berjuang untuk meneliti virus mematikan ini.

Sebagian besar ilmuwan di seluruh dunia tengah mencoba meneliti tentang pandemi yang terjadi saat ini, virus Corona COVID-19.

Namun, jika ingin melakukan kontribusi positif, siapapun kini bisa membantu para ilmuwan seperti di Universitas Stanford, hanya lewat komputer.

Baca Juga: Menurut Ilmuwan, Ini Kelompok Usia Palin Rentan Terinfeksi Virus Corona

Dengan menginstal program kecil di laptop atau desktop di rumah, yang berjalan di latar belakang saat pengguna tidak melakukan hal lain di komputer, pengguna dapat membantu para ahli menjalankan perhitungan rumit untuk mempelajari lebih lanjut tentang penyakit COVID-19.

Aplikasi yang tersedia untuk Windows, Linux, dan macOS ini disebut Folding at Home dan dapat diakses melalui https://foldingathome.org merupakan aplikasi yang telah membantu penelitian penyakit serta obat-obatan selama hampir 20 tahun.

Fokus utama dari proyek ini adalah pelipatan protein (protein folding), yaitu proses biologis yang menggambarkan bagaimana protein mengatur bentuknya di dalam sel.

Baca Juga: Benarkah Ilmuwan Sebut Senyawa dalam Ganja Bisa Lemahkan Virus Corona?

Dengan mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana proses itu terjadi pada protein virus tertentu, dapat membantu mengembangkan pengobatan untuk penyakit tertentu.

Aplikasi Folding at Home. [Science Alert]
Aplikasi Folding at Home. [Science Alert]

Dalam kasus COVID-19, infeksi terjadi di paru-paru ketika apa yang dikenal sebagai spike protein berikatan dengan reseptor yang disebut ACE2.

Dengan memblokir koneksi tersebut berpotensi, dapat menghentikan penyakit dan pemodelan komputer adalah salah satu cara untuk mengetahui bagaimana cara menjaga protein dan reseptor tetap terpisah.

Baca Juga: Ilmuwan Hitung Berapa Nyawa yang Terselamatkan Berkat Physical Distancing

Memiliki pengetahuan tentang spike protein sangat penting untuk pengembangan obat yang bisa efektif melawan virus corona COVID-19.

"Data yang Anda bantu kami hasilkan akan dengan disebarluaskan dengan cepat sebagai bagian dari kolaborasi sains terbuka dari beberapa laboratorium di seluruh dunia, memberi para ilmuwan alat baru yang dapat membuka peluang untuk mengembangkan obat yang menyelamatkan jiwa," ucap Greg Bowman, ahli biokimia dan direktur Folding at Home.

Dilansir laman Science Alert, aplikasi akan menangani semua pengangkatan berat dan pengguna tidak perlu melakukan apapun setelah menginstal aplikasi.

Baca Juga: Ilmuwan Sebut Pemicu COVID-19 Ada di Tubuh Manusia Sejak Puluhan Tahun Lalu

Jika pengguna ingin membantu meneliti virus corona COVID-19, pilih opsi Any Disease dari halaman antarmuka. Pengguna dapat memulai dan menghentikan aplikasi kapanpun pengguna inginkan.

Itulah langkah yang bisa kamu lakukan dalam membantu para ilmuwna memerangi virus corona baru ini, juga berbagai macam wabah lainnya. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak