Hitekno.com - Wabah virus corona Covid-19 yang melanda Iran membuat para dokter dan staf medis berjuang ekstra keras. Tak hanya berjuang menyembuhkan pasien yang terinfeksi virus, para dokter juga berjuang mengobati para pasien yang termakan hoaks obat penangkal virus corona.
Hoaks atau berita palsu yang beredar di Iran telah menyebabkan ratusan warga meninggal dan ribuan lainnya membutuhkan perawatan.
Baca Juga
Paxel Raup Pendanaan Series C Senilai Rp 345 Miliar
BRIN Perkuat Riset Pangan, Energi dan Kesehatan
Daftar 10 Aplikasi Pembentuk Generasi di Indonesia Menurut Google Play
Awas, Suhu Perkotaan Indonesia Akan Naik 3 Derajat Celcius di Akhir Abad 21
Realme C33 Siap Jadi Murah Anyar, Konfigurasi Memorinya Terungkap
Menurut laporan dari media Iran, lebih dari 300 orang telah meninggal setelah mengonsumsi carian metanol.
Sebelumnya, mereka percaya bahwa cairan alkohol tersebut dapat menghilangkan virus corona dari dalam tubuh mereka.
Dr. Hossein Hassanian, penasihat Kementerian Kesehatan Iran mengatakan kepada Associated Press bahwa jumlah korban yang keracunan akibat mengggunakan metanol telah mencapai ribuan.

Dikutip dari Fox News dan Independent, banyak warga Iran yang percaya bahwa dengan mengonsumsi metanol mereka bisa menangkal virus corona.
Parahnya, pesan tersebut beredar masif di media sosial setempat sehingga banyak warga yang memercayainya.
Tingkat masalah akibat hoaks virus corona sehingga masyarakat Iran mengonsumsi metanol (metil alkohol) membuat lebih dari 300 orang meninggal dunia sementara lebih dari 2.800 orang membutuhkan perawatan.
"Negara-negara lain hanya memiliki satu masalah, yaitu pandemi virus corona. Tetapi kami berjuang mengatasi dua masalah di sini. Kami harus menyembuhkan orang-orang dengan keracunan alkohol dan juga melawan virus corona," kata Dr Hossein Hassanian kepada Associated Press.

Menurut beberapa laporan selama dua minggu terakhir, orang-orang di provinsi barat daya Khuzestan telah ditangkap karena menjual metanol untuk mencegah penyakit tersebut.
Kasus minum metanol juga telah dilaporkan di selatan kota Shiraz dan di kota Karaj dan Yazd.
Dikombinasikan dengan pedoman bahwa hand sanitiser berbasis alkohol dapat digunakan sebagai tindakan higienis terhadap virus, beberapa orang telah salah menyimpulkan bahwa minum alkohol dengan konsentrasi tinggi dapat membunuh virus corona.
Per tanggal 28 Maret 2020, Iran telah melaporkan lebih dari 29.000 kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 2.200 kematian akibat virus corona, jumlah tertinggi dari negara mana pun di Timur Tengah.