Sibuk Lawan Virus Corona, Indonesia Diguncang Gempa 8 Kali sampai 6,3 SR

Menurut catatan BMKG, Indonesia diguncang gempa tektonik signifikan delapan kali selama tiga hari terakhir.

Agung Pratnyawan
Jum'at, 27 Maret 2020 | 15:55 WIB
Ilustrasi gempa. (pixabay/Tumisu)

Ilustrasi gempa. (pixabay/Tumisu)

Hitekno.com - Di saat Indonesia digempur virus corona baru COVID-19, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi sejumlah gempa tektonik.

Bahkan menurut BMKG, Indonesia diguncang gempa tektonik signifikan delapan kali selama tiga hari terakhir yakni mulai Rabu (25/3/2020) hingga Jumat hari ini. 

Gempa tektonik tersebut dipicu oleh adanya aktivitas sumber gempa, baik sumber gempa subduksi lempeng maupun sesar aktif yang tersebar di beberapa daerah.

Baca Juga: Arti Lockdown, Social Distancing, dan Istilah Terkait Virus Corona Lainnya

Daerah-daerah tersebut di antaranya selatan Selat Sunda, selatan Jawa Timur, selatan Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan Papua.

"Ini dirasakan oleh masyarakat yang berada berdekatan dengan pusat gempa," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat siang.

Gempa yang terjadi dalam tiga hari terakhir diawali, Rabu (25/3/2020) di mana tercatat empat kali gempa tektonik yang dirasakan di antaranya gempa Jailolo. Ini dipicu sesar aktif berkekuatan magnitudo 2,1 pada pukul 16.54 WIB.

Baca Juga: Peneliti Prediksi Covid-19 Berakhir Saat Musim Panas, Indonesia Kapan?

Kemudian pada hari yang sama terjadi pula gempa Yahukimo, Papua akibat aktivitas sesar naik pegunungan tengah berkekuatan magnitudo 4,5 pada pukul 17.54 WIB dan gempa Ende, NTT akibat aktivitas sesar aktif berkekuatan magnitudo 3,3 pada 16.23 WIB.

Logo BMKG. (BMKG)
Logo BMKG. (BMKG)

Selanjutnya pada Kamis (26/3) terjadi dua kali gempa tektonik yang dirasakan yakni gempa selatan Selat Sunda. Ini dipicu sesar Mentawai berkekuatan magnitudo 4,2 pada pukul 16.23 WIB. Kemudian yang kedua ialah gempa Mindanao, Filipina akibat aktivitas subduksi lempeng di Palung Cotabato berkekuatan magnitudo 6,1.

Untuk gempa di Mindanao, Filipina, kata dia, berdampak berupa guncangan yang dirasakan hingga di sebagian wilayah Provinsi Sulawesi Utara pada pukul 22.38 WIB.

Baca Juga: Prediksi Peneliti, Puluhan Ribu Kasus COVID-19 Tak Terdeteksi di Indonesia

Sementara pada Jumat, BMKG sudah mencatat tiga kali gempa tektonik yang dirasakan. Pertama, yaitu gempa Sarmi di Papua yang dipicu oleh sesar naik mamberamo berkekuatan magnitudo 5,8 pada pukul 04.36 WIB.

Kedua, gempa di barat daya Jember,Jatim pada 03.35 WIB dengan kekuatan magnitudo 4,9 yang dipicu adanya aktivitas sesar dasar laut. Terakhir ialah gempa Wajo, Sulawesi Selatan yang dipicu aktivitas sesar walanae berkekuatan magnitudo 4,9 pada pukul 04.58 WIB.

Seluruh gempa yang terjadi sejak Rabu (25/3) tersebut belum sampai menimbulkan kerusakan. Sebagian besar memiliki skala intensitas antara II hingga III Modified Mercally Intensity (MMI).

Baca Juga: Dukung BNPB Tangani COVID-19, XL Axiata Sediakan Akses Komunikasi Gratis

"Hal ini berarti guncangan yang dirasakan oleh masyarakat seolah ada truk yang berlalu," katanya.

Selain itu, hingga hari ini aktivitas gempa susulan di selatan Bali masih berlangsung. BMKG mencatat sejak terjadi gempa utama berkekuatan magnitudo 6,3 pada 19 Maret 2020 hingga Jumat pukul 00.00 WIB terjadi 54 kali gempa susulan.

Adanya peningkatan aktivitas gempa akhir-akhir ini patut diwaspadai oleh masyarakat sebab peristiwa tersebut bisa terjadi kapan saja dan bahkan hingga saat ini belum dapat diprediksi.

"Jadi masyarakat perlu memahami cara menyelamatkan diri saat terjadi gempa bumi dan tsunami. Salah satunya menyiapkan bangunan aman gempa dan tata ruang pantai berbasis risiko bencana tsunami," demikian Rahmat Triyono.

Itulah laporan BMKG tentang wilayah Indonesia yang diguncang gempa tektonik sampai delapan kali saat sedang berhadapan dengan virus corona COVID-19. (Suara.com/ Pebriansyah Ariefana).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak