Diguncang 3000 Gempa, BMKG: Ada Sesar Aktif Baru Sepanjang 42 Km di Ambon

Kawasan Ambon, Maluku sudah diguncang lebih dari 3000 gempa sejak September 2019.

Dinar Surya Oktarini
Selasa, 11 Februari 2020 | 20:41 WIB
Ilustrasi gempa. (pixabay/Tumisu)

Ilustrasi gempa. (pixabay/Tumisu)

Hitekno.com - BMKG atau Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengatakan gempa adanya gempa susulan setelah  Gempa Ambon pada 26 September 2019 lalu mengungkap indikasinya adanya sesar aktif baru di sekitar area tersebut.

Pada 26 September 2019 lalu gempa berkekuatan magnitudo 6,5 mengguncang kawasan Ambon, Maluku dan sekitarnya. Sejak itu, BMKG mencatat ada sekitar 3.089 kali gempa susulan yang 337 kali di antaranya dirasakan oleh masyarakat.

Yang terbaru pada hari ini, Selasa (11/2/2020) masih terjadi gempa berkekuatan magnitudo 3,2 yang dirasakan dalam skala intensitas II MMI di Kecamatan Kairatu.

Baca Juga: 3 Terpopuler: Saiih Halilintar Dihujat dan Insta Story Sindir Wuhan

"Hasil pemetaan sebaran pusat gempa susulan oleh BMKG, selain dapat menjawab adanya fenomena banyaknya aktivitas gempa yang terpicu di luar bidang sesar utama, juga memberi petunjuk keberadaan sesar aktif baru," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta.

Daryono mengatakan, fenomena yang terjadi di Ambon termasuk langka, karena gempa utama hanya berkekuatan 6,5 tetapi gempa susulan jumlahnya sangat banyak.

Ilustrasi gempa. (pixabay/Angelo_Giordano)
Ilustrasi gempa. (pixabay/Angelo_Giordano)

Ada beberapa sebab mengapa gempa susulan di Ambon sangat banyak. Pertama, adanya triggered off-fault seismicity, yaitu munculnya aktivitas gempa-gempa yang jumlahnya banyak karena terpicu di jalur sesar yang berada di luar bidang sesar gempa utama.

Baca Juga: Baghdad Kembali DIselimuti Salju Setelah 100 Tahun

"Jika kita mencermati sebaran aktivitas Gempa Ambon tampak bahwa aktivitas gempanya tidak hanya terjadi di zona sesar utama saja, tetapi tersebar pada beberapa klaster dalam wilayah yang luas," kata Daryono.

Gempa pada 26 September 2019 ternyata sanggup memicu aktifnya beberapa percabangan sesar (fault splay) dan segmen sesar lain yang ada di sekitar sesar utama. Sehingga zona aktivitas gempa menjadi semakin meluas dan gempa terus terjadi di berbagai segmen aktif.

Kedua, kondisi batuan di zona gempa Ambon memiliki karakteristik rapuh (brittle) dan tidak elastis (ductile) sehingga mudah mengalami rekahan (rupture) yang menyebabkan terjadinya banyak aktivitas gempa susulan.

Baca Juga: BMKG: 9 Gempa Hari Ini Disebabkan Sesar Aktif di Pengalengan

Ketiga, Gempa Ambon memiliki stress drop yang rendah. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, gempa dengan stress drop yang rendah maka cenderung akan memproduksi gempa susulan yang lebih banyak.

Aktivitas gempa merupakan penanda aktifnya sebuah sesar. Sebaran gempa susulan menunjukkan bidang rekahan batuan (rupture).

"Jika sebaran pusat gempa membentuk pola kelurusan, maka ini merupakan salah satu indikasi adanya sesar aktif," tambah dia.

Baca Juga: CEK FAKTA: Heboh Gadis Bertubuh Ular Bikin Gempar Netizen, Benarkah?

Sebaran aktivitas gempa susulan di Ambon pada kluster utama dengan pola kelurusan yang hampir berarah selatan-utara yang terletak di antara Ambon dan Haruku mencerminkan adanya aktivitas sesar aktif di antara Ambon dan Haruku dengan panjang diperkirakan sekitar 42 km.

Untuk mengidentifikasi strukturnya, maka perlu dilakukan upaya identifikasi struktur sesar di dasar laut antara Ambon dan Haruku.

Identifikasi sesar aktif sangat penting untuk menyusun peta sesar aktif baru yang nantinya dijadikan sebagai acuan kajian bahaya dan risiko gempa bumi dan tsunami di Ambon dan sekitarnya.(Suara.com/Liberty Jemadu)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak