Ilmuwan Temukan 13 Gram Sampah Plastik di Perut Penyu Hijau Ini, Miris!

Lagi-lagi satwa liar jadi korban sampah plastik.

Agung Pratnyawan
Rabu, 05 Februari 2020 | 07:30 WIB
Ilustrasi Penyu hijau. (Pixabay/ 10266)

Ilustrasi Penyu hijau. (Pixabay/ 10266)

Hitekno.com - Lagi-lagi satwa jadi korban sampah platik yang mencemari bumi. Kali ini, seekor penyu hijau ditemukan nelayan dengan perut penuh sampah plastik.

Sampah plastik di lautan maupun daratan telah menjadi permasalahan serius bagi dunia. Banyak lingkungan hidup yang tercemar akibat polusi plastik yang tersebar di Bumi.

Disebutkan, seorang nelayan telah menyelamatkan seekor penyu hijau dengan perut penuh sampah plastik.

Baca Juga: Lihat Dermaga Penuh Sampah Plastik dan Kotoran, Bikin Netizen Sedih

Penyu hijau ini ditangkap di lepas pantai Buenos Aires, Argentina, pada 29 Desember 2019. Setelah diberikan kepada para ahli di Mundo Marino Foundation, sebuah kelompok konservasi berbasis di Argentina, terungkap bahwa penyu hijau itu memiliki sejumlah pastik yang tersangkut di saluran pencernaannya.

"Melalui gambar radiografi, kita bisa melihat benda asing di dalam perutnya. Oleh karena itu, kami memulai perawatan dengan obat yang meningkatkan gerakan peristaltik (pergerakan saluran pencernaan) dan memungkinkannya untuk mengeluarkan benda-benda di dalam perutnya," ucap Ignacio Peña, seorang dokter hewan, seperti dikutip dari IFL Science.

Ilmuwan temukan penyu hijau dengan perut penuh sampah. [Prensa.mundomarino.com]
Ilmuwan temukan penyu hijau dengan perut penuh sampah. [Prensa.mundomarino.com]

Dokter hewan mengatakan bahwa penyu hijau itu telah mengeluarkan lebih dari 13 gram bermacam-macam sampah plastik selama satu bulan terakhir sejak penangkapannya.

Baca Juga: Sudah Mendayung Sejauh 4.750 Kilometer, Malah Ketemu Sampah Plastik di Laut

"Hari ini penyu itu memakan daun hijau, terutama daun selada dan rumput laut. Kami melihat kemajuan ini dengan sikap optimis," tambahnya.

Mundo Marino Foundation mengatakan ini bukan penyu pertama yang ditemui dalam kondisi menyedihkan seperti ini.

Dalam tahun ini, dua penyu lain dari spesies yang sama ditemukan dengan plastik di dalam saluran pencernaan. Satu ditemukan tewas dengan plastik di perutnya, sementara yang lain dirawat.

Baca Juga: Hiu Langka Ini Hampir Mati Terlilit Sampah Plastik, Memprihatinkan!

Penyu hijau (Chelonia mydas) terdaftar sebagai sepsies langka dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Spesies ini menghadapi banyak ancaman, terutama degragasi habitatnya melalui pembangunan pesisir dan sangat rentan terhadap bahaya polusi plastik.

Sampah dalam perut penyu hijau. [Prensa.mundomarino.com]
Sampah dalam perut penyu hijau. [Prensa.mundomarino.com]

Sebagian besar penyu laut yang sudah dewasa benar-benar herbivora, namun penyu remaja yang ditemukan umumnya karnivora atau omnivora.

Baca Juga: Paus Hamil Mati Setelah Memakan Sampah Plastik 22 Kilogram

Penyu yang berumur lebih muda dan tidak berpengalaman itu mengira plastik yang mengambang di laut sebagai ubur-ubur, salah satu makanan favorit mereka dan dapat dengan mudah dicerna.

Sebauh penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 menyebutkan bahwa penyu memiliki peluang 22 persen untuk mati jika hanya memakan satu potong kantong plastik.

Jika memakan 14 potong plastik, maka risiko kematian meningkat hingga 50 persen.

Itulah temuan sampah plastik yang telah memenuhi perut penyu hijau yang malang. Bukan cuma manusia, satwa liar sering jadi korban pencemaran sampah plastik. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak