Ribuan Data UFO Dibuka ke Publik, Termasuk Insiden Danau Falcon

Ribuan data UFO ini juga mencakup benda-benda misterius dan data militer terkait hal ini.

Agung Pratnyawan
Selasa, 17 Desember 2019 | 13:59 WIB
Ilustrasi UFO. (Pixabay)

Ilustrasi UFO. (Pixabay)

Hitekno.com - Kabar gembira untuk para pemburu alien dan UFO, karena terlah tersedia data untuk mereka teliti. Bukan sembarang data, ribuat data UFO bakal dibukan secara publik.

Ribuan data UFO ini dari koleksi pribadi seorang penggemar UFO ternama. Ia menyumbangkan koleksinya akan pencarian UFO kepada publik.

Sebanyak 30 ribu dokumen mengenai piring terbang tersebut disumbangkannya ke Universitas Manitoba, Kanada. Dari sana, semua orang bisa mengaksesnya secara terbuka.

Baca Juga: Foto Penampakan UFO Dilelang, Diklaim Asli Hingga Jadi Buruan

Donasi tersebut berasal dari Chris Rutkowski, seorang penulis ilmu pengetahuan alam dan ufologis Kanada yang produktif. Ia juga seorang penggemar UFO yang mengkoleksi data-data ini.

Koleksi Rutkowski mencakup lebih dari 20 ribu laporan mengenai UFO yang diajukan selama 30 tahun terakhir. Lalu ditambah lebih dari 10 ribu dokumen terkait UFO milik pemerintah Kanada.

Dilansir dari laman Space.com, beberapa dokumen-dokumen tersebut menyangkut pertemuan UFO populer yang dikenal sebagai insiden Danau Falcon.

Baca Juga: Dikira Hoaks, Pesawat Militer China Berbentuk UFO Ternyata Memang Ada!

Kasus itu sendiri juga disebut sebagai kasus UFO terbaik yang pernah didokumentasikan di Kanada.

Ilustrasi piring terbang atau UFO. [Shutterstock]
Ilustrasi piring terbang atau UFO. [Shutterstock]

"Itu bahkan mengalahkan Roswell (piring terbang yang diduga melintas di atas New Mexico pada 1947) karena Amerika Serikat masih tidak mengakui bahwa sesuatu telah terjadi di Roswell," ucap Chris Rutkowski.

Insiden Danau Falcon sendiri terjadi pada 20 Mei 1967 ketika seorang ahli geologi bernama Stefan Michalak mencari kuarsa di dekat Danau Falcon, Manitoba, Kanada.

Baca Juga: Dikonfirmasi Militer AS, UFO Terekam di Atas Laut Ini

Selama pencarian, Michalak dikejutkan oleh sekawanan angsa yang terlihat gelisah. Menurut laporan, angsa-angsa itu rupanya melarikan diri dari dua benda bercahaya berbentuk cerutu di langit.

Salah satu dari benda itu terbang melayang dan lainnya mendarat di teras berbatu.

Michalak kemudian membuat sketsa tangan yang menunjukkan piring terbang klasik. Saat ini, sketsa tersebut menjadi bagian dari koleksi Universitas Manitoba.

Baca Juga: Pria Ini Klaim Temukan Penampakan UFO di Area 51, Kok Bisa?

Menurut kisah beredar, Michalak sempat mendekati benda misterius tersebut. Piringan itu terasa panas saat disentuh dan terdengar seperti ada suara yang datang dari dalam.

Ketika Michalak melihat ke dalam pesawat melalui pintu terbuka, ia berharap melihat tim pilot militer Amerika Serikat.

Ilustrasi piring terbang, UFO. (Shutterstock)
Ilustrasi piring terbang, UFO. (Shutterstock)

Tapi, ia justru melihat beberapa panel lampu yang berkedip sebelum menutup dan piringan tersebut berputar lalu terbang dengan menyemprotkan gas panas ke perutnya.

Gas itu meninggalkan luka bakar tingkat pertama di perutnya. Sebuah rumah sakit di Winnipeg, Kanada, merawat luka bakarnya.

Michalak melaporkan kejadian itu ke otoritas Amerika Serikat dan Kanada. Ia menyelesaikan evaluasi fisik dan psikologis di Mayo Clinic, Minnesota. Laporan menyebutkan bahwa Michalak sehat dan tidak berhalusinasi.

Bertahun-tahun setelah insiden itu, sepotong logam bengkok ditemukan dari lokasi pendaratan di Danau Falcon. Tes mengungkapkan bahwa logam itu bersifat radioaktif.

Hingga saat ini, militer Kanada maupun Amerika Serikat belum dapat menjelaskan secara logis penemuan tersebut.

Semua koleksi dokumen Chris Rutkowski tentang insiden Danau Falcon serta ribuan dokumen dan data UFO lainnya akan tersedia di Arsip dan Koleksi Khusus Universitas Manitoba. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak