Hitekno.com - Badan Penerbangan dan Antariksa milik Amerika Serikat, NASA belum lama ini kecolongan usai sebuah asteroid kecil diketahui meledak di Bumi.
Asteroid kecil ini meluncur ke Bumi dengan kecepatan 14,9 kilometer per jam dan meledak tepat di atas Laut Karibia. Menanggapi hal ini, NASA mengaku tidak tahu sama sekali jika batu luar angkasa ini akan mendarat dan meledak.
Dilansir dari Express.co.uk, asteroid kecil ini dikenal bernama 2019 MO dengan lebar tiga meter dan menghantam atmosfer Bumi pada 22 Juli lalu di atas Laut Karibia.
Baca Juga: Ditemukan Fosil Dinosaurus Dewa Naga, Tapi Herbivora
Walaupun kecolongan mengenai ledakan asteroid kecil ini, NASA mengaku bahwa sebelumnya sempat memantau asteroid 2019 MO.
Saat pertama kali ditemukan, asteroid ini berjarak sekitar 310.000 mil atau 500.000 kilometer dari Bumi. Jarak ini diketahui lebih jauh dari orbit Bulan.
Pemantauan mengenai ukuran ini membuat NASA yakin jika asteroid tersebut cukup kecil sehingga tidak akan selamat saat melewati atmosfer Bumi hingga mampu menyebabkan kerusakan di planet ini.
Baca Juga: Ditantang Berantem, Pria Ini Berhasil Meninju Kanguru
Walaupun berukuran kecil, asteroid ini rupanya sukses menghantam Bumi.
Hingga berada di dekat Bumi, NASA mengaku kesulitan untuk menentukan di mana lokasi asteroid ini akan mendarat. Saking kecilnya, asteroid ini hanya terlihat empat kali dalam waktu kurang dari setengah jam.
Kecolongan serupa pernah dialami oleh NASA pada 25 Juli 2019 lalu saat sebuah asteroid besar berukuran lapangan sepak bola melintasi Bumi.
Baca Juga: Bukan Makhluk Mitologi, Misteri Penghuni Danau Loch Ness Akhirnya Terungkap
Asteroid bernama 2019 OK ini melesat melewati Bumi pada jarak 65.000 kilometer atau seperlima jarak Bumi ke Bulan.
Sayangnya, pada saat pertama kali terdeteksi berada di dekat Bumi, NASA tidak menggolongkan benda luar angkasa tersebut sebagai objek dekat Bumi atau NEO.
Tidak ada kerusakan serius mengenai asteroid kecil yang meledak di Bumi ini. Beruntung, karena asteroid kecil ini mendarat dan meledak di atas Laut Karibia.
Baca Juga: Mengenal Garlic 2.0, Kucing Pertama Hasil Kloning Ilmuwan China