Bisa Meletus Seperti di Pompeii, Gunung Berapi Ini "Terbangun" Lagi

Gawat, gunung berapi ini dapat menghasilkan ledakan besar di letusan pertamanya.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Minggu, 09 Juni 2019 | 15:00 WIB
Ilustrasi gunung berapi. (BNPB)

Ilustrasi gunung berapi. (BNPB)

Hitekno.com - Dalam waktu yang cukup lama, Gunung berapi Bolshaya Udina telah dianggap punah karena tidak mempunyai aktivitas seismik dan magma di dalamnya. Pada tahun 2017, ilmuwan menemukan bahwa gunung tersebut mulai "terbangun" lagi dan menyimpan potensi ledakan yang sangat besar.

Peneliti bahkan menekankan bahwa potensi ledakan bisa menyamai letusan gunung Vesuvius di Pompeii yang memusnahkan beberapa kota kuno.

Antara tahun 1999 hingga tahun 2007, tercatat terdapat 100 peristiwa seismik lemah yang terdeteksi di bawah gunung berapi.

Baca Juga: Ada Suara Misterius, Ditemukan Gunung Api Bawah Laut Terbesar dalam Sejarah

Namun ilmuwan mencatat terdapat peningkatan anomali dalam seismisitas dimulai pada Oktober 2017.

Antara Oktober 2017 hingga Februari 2019, sekitar 2.400 peristiwa seismik pernah tercatat di dalam radar ilmuwan.

Penelitian tersebut dipimpin oleh ahli geofisika bernama Ivan Koulakov dari Trofimuk Institute of Petroleum Geology and Geophysics Rusia.

Baca Juga: Jauh di Dalam Bumi, Ilmuwan Temukan Gunung Raksasa Lebih Besar dari Everest

Kompleks vulkanik Udina. (Wikipedia/ Uwe Dedering)
Kompleks vulkanik Udina. (Wikipedia/ Uwe Dedering)

Studi ini telah diterbitkan di Journal of Volcanology and Geothermal Research.

Gunung berapi Bolshaya Udina terletak pada kompleks vulkanik Udina di Semenanjung Kamchatka, Rusia.

Meski terletak di Rusia, peneliti menekankan bahwa potensi bahaya gunung berapi ini dapat berefek di luar Rusia bahkan bisa mempengaruhi kondisi global yang mencakup beberapa negara.

Baca Juga: Es Gunung Everest Mencair, Jasad Pendaki yang Hilang Bermunculan

"Ingat Pompeii, kebangkitan gunung Vesuvius didahului oleh jeda (fase gunung tidur) beberapa ribu tahun. Letusan tahun 1.600 di Peru (setelah gunung aktif) menyebabkan musim dingin hebat di Eropa dan kelaparan di Rusia," kata Koulakov dikutip dari Moskow Times.

Gunung berapi Bolshaya Udina. (Smithsonian Institution/ Global Volcanism Program)
Gunung berapi Bolshaya Udina. (Smithsonian Institution/ Global Volcanism Program)

Ilmuwan itu juga menjelaskan bahwa ketika gunung berapi terdiam untuk waktu yang sangat lama, ledakan pertamanya bisa menjadi bencana besar.

Mustahil untuk memperkirakan kapan atau apakah Bolshaya Udina akan meletus.

Baca Juga: Serem Abis, Ini 5 Gunung Api Paling Berbahaya Jika Kembali Meletus

Sekitar 60 persen dari gunung berapi yang mengeluarkan seismik seperti itu biasanya berakhir dengan sebuah letusan.

Aliran jalur lava yang baru terbentuk di tahun 2018 serta peningkatan sesismik yang signifikan sebagai penyebab utama peneliti mengubah status gunung berapi dari "punah" menjadi "aktif".

Berita Terkait

TERKINI

Hyundai Motor Group telah mendirikan Hyundai Energy Indonesia untuk mengatur seluruh kegiatan produksi di fasilitas terkait.
sains | 10:06 WIB
Setelah sanksi AS dilayangkan ke China, serangan balik ini membuat Negeri Paman SAM berang.
sains | 16:16 WIB
Misi menjelajahi sabuk asteroid ini merupakan proyek ilmiah nasional yang besar. Apa tujuannya?
sains | 12:47 WIB
Tingkat oksigen di kedalaman laut menurun, biota Samudra Antartika terancam.
sains | 16:58 WIB
Upaya Washington untuk mengisolasi China dari pemasoknya sudah lama diantisipasi oleh Beijing, industri tetap jalan.
sains | 16:31 WIB
Ingin "ngobrol" sama kucing? Simak dulu hasil penelitian dari para ilmuwan berikut ini.
sains | 15:06 WIB
Akankah keduanya akan meracik chipset canggih untuk smartphone? Tampaknya bukan. Lantas apa yang mau digarap bareng?
sains | 14:34 WIB
Proyek chip yang dipasang di otak manusia sudah disetujui oleh Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat.
sains | 18:58 WIB
Tidak semua orang sering jadi incaran nyamuk, ternyata ini sebabnya.
sains | 14:41 WIB
Gerak semu matahari terdiri dari 2 jenis, yaitu gerak semu harian dan gerak semu tahunan, begini rinciannya.
sains | 19:02 WIB
Studi ini menemukan bahwa semakin tinggi usia smartphone pertama, semakin baik kesehatan mental yang pada orang dewasa muda.
sains | 15:28 WIB
Ada beberapa alasan mengapa China mengadopsi RISC-V. Apa saja?
sains | 13:42 WIB
Indonesia memiliki seabrek peninggalan jaman purba, yang dibuktikan dengan adanya manusia prasejarah. Apa saja jenisnya?
sains | 19:36 WIB
Perbedaan mendasar dalam struktur dan material membuat keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Apa bedanya?
sains | 19:24 WIB
Mata lelah karena HP bisa menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu, simak penjelasannya di sini.
sains | 19:13 WIB
Nyeri otot setelah olahraga bukanlah hal yang berbahaya, simak penjelasannya di sini.
sains | 19:04 WIB
Berikut adalah sederet fakta yang perlu kamu tahu tentang rabies, pencinta binatang pantang lengah.
sains | 18:58 WIB
Samsung membuat kemajuan dalam pengembangan baterai solid state, siap hadir di smartphone dan kendaraan listrik.
sains | 17:08 WIB
Tampilkan lebih banyak