Ilmuwan Menemukan Spesies Baru, Dinosaurus Berduri Banyak

Dinosaurus berduri ini bisa leluasa mengunyah berkat struktur tubuhnya yang bisa menakuti predator.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Rabu, 06 Februari 2019 | 09:00 WIB
Struktur tulang Bajadasaurus pronuspinax. (Scientific Reports/ Gallina)

Struktur tulang Bajadasaurus pronuspinax. (Scientific Reports/ Gallina)

Hitekno.com - Seorang ilmuwan Argentina baru saja menemukan spesies dinosaurus baru dengan karakter unik. Makhluk tersebut merupakan dinosaurus berduri banyak pertama yang condong ke depan yang pernah diidentifikasi oleh ilmuwan.

Penelitian yang berhasil menemukan spesies baru di masa lalu ini dipimpin oleh ahli paleontologi Argentina yang bernama Pablo A. Gallina.

Publik dapat mengakses penelitiannya langsung melalui jurnal Scientific Reports yang diterbitkan pada tanggal 4 Februari 2019.

Baca Juga: Gerald Simpan Uang Rp 1,8 Triliun di Komputer, Tapi Ini Masalahnya!

Hidup sekitar 140 juta tahun yang lalu, herbivora yang nampak besar ini memiliki karakteristik yang unik.

Ia memiliki anggota tubuh mirip duri berjumlah banyak di sepanjang leher dan punggungnya.

Duri-duri ini kemungkinan berperan sebagai pertahanan, tetapi tujuan pastinya masih diteliti kembali karena sangat misterius.

Baca Juga: Tiga Ancaman Terbesar Masyarakat Global Saat Ini, Makin Mengkhawatirkan

Elemen fosil  Bajadasaurus pronuspinax. (Scientific Reports/ Gallina)
Elemen fosil Bajadasaurus pronuspinax. (Scientific Reports/ Gallina)

Spesies dinosaurus baru ini dinamakan dengan Bajadasaurus pronuspinax.

Nama ini diambil dari etimologis chimera yang berasal dari Spanyol, Yunani, dan Latin yang berarti ''kadal dari Bajada dengan duri condong ke depan''.

Ia hidup di awal masa Cretaceous sekitar 140 juta tahun yang lalu.

Baca Juga: Gokil, Hotel Henn-na di Jepang Ini Dijaga Robot dan Dinosaurus

Bajadasaurus adalah salah satu Sauropoda, sekelompok dinosaurus berleher dan bertubuh besar yang mencakup Brontosaurus, Diplodocus, dan Brachiosaurus.

Analisis terhadap tengkorak dan gigi Bajadasaurus menunjukkan bahwa mereka merumput di dataran rendah.

Soket mata mereka terletak di dekat sisi atas tengkorak, memungkinkan mereka untuk mengawasi predator ketika mereka sedang asyik mengunyah dedaunan.

Baca Juga: Alasan Burung Selamat dari Asteroid, Sedangkan Dinosaurus Musnah

Ilustrasi dinosaurus berduri. (Twitter/ Slabretooth)
Ilustrasi dinosaurus berduri. (Twitter/ Slabretooth)

Sebelum penemuan terbaru ini, ahli paleontologi telah menemukan Sauropoda dengan karakter yang hampir mirip.

Dinosaurus yang ditemukan di Amerika Selatan tersebut dinamai dengan Amargasaurus cazaui.

Sauropoda yang tampak ramping itu hidup sekitar 15 juta tahun setelah Bajadasaurus.

Amargasaurus juga memiliki duri, namun duri mereka jauh lebih pendek dan condong ke belakang.

Pemimpin utama penelitian, Pablo Gallina berdiri di depan rekonstruksi dinosaurus berduri baru pada sebuah museum Argentina. (Secretariat of Science)
Pemimpin utama penelitian, Pablo Gallina berdiri di depan rekonstruksi dinosaurus berduri baru pada sebuah museum Argentina. (Secretariat of Science)

Dikutip dari Gizmodo, Bajadasurus terkenal karena ukuran duri mereka dan orientasi yang condong ke depan.

Duri mereka seperti batang yang panjang dengan ukuran yang mencapai hampir 5 kaki atau mendekati 150 sentimeter.

''Kami percaya bahwa duri yang panjang dan runcing di leher dan punggung Bajadasaurus berfungsi mencegah predator potensial,'' kata Gallina, peneliti dari Universitas Maimónide.

Penemuan spesies dinosaurus berduri banyak ini akan diteliti kembali oleh ilmuwan mengingat mereka percaya ada fungsi tersembunyi lain dari keberadaan durinya.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak