Ini 5 Suara Paling Keras yang Pernah Terdengar di Bumi

Nomor 4 asalnya dari Indonesia lho.

Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia
Kamis, 04 Oktober 2018 | 13:00 WIB
Ilustrasi. (pixabay/voltamax)

Ilustrasi. (pixabay/voltamax)

Hitekno.com - Telinga manusia adalah salah satu organ tubuh yang berfungsi sebagai indera pendengaran untuk menangkap suara. Telinga memiliki reseptor khusus yang digunakan untuk mengenali getaran suara.

Batas normal pendengaran manusia berada pada 88-90 desibel. Biasanya, percakapan manusia berada pada getaran suara sekitar 50 desibel dan suara kendaraan sekitar 70 desibel.

Namun, pada kenyataannya tidak hanya suara percakapan manusia dan kendaraan yang mampu ditangkap oleh telinga manusia.

Baca Juga: Menurut Peneliti, Pelihara Kucing Bikin Hidup Lebih Bahagia

Sejarah mencatat, ada beberapa suara paling keras yang pernah terdengar di bumi. Salah satunya fenomena alam hingga peluncuran roket.

Berbicara mengenai suara paling keras yang pernah terdengar di bumi, berikut beberapa di antaranya yang sudah tim HiTekno rangkum untuk kamu.

1. Paus Biru

Baca Juga: Setelah Tewaskan 1.000 Orang, Kota Ini Larang Kucing

Ilustrasi paus biru. (pixabay/Lekies)
Ilustrasi paus biru. (pixabay/Lekies)

Paus Biru adalah salah satu hewan yang mampu mengeluarkan suara nyanyian yang dikenal sebagai suara sonar.

Suara sonar yang diciptakan dari Paus Biru memiliki getaran sebesar 188 desibel dan dapat terdengar hingga ratusan kilometer di bawah permukaan air.

2. Peluncuran Roket

Baca Juga: Rakun Zombie Ditemukan di New York, Masih Diteliti Ilmuwan

Ilustrasi roket. (pixabay/skeeze)
Ilustrasi roket. (pixabay/skeeze)

Roket yang diterbangkan ke luar angkasa dengan tujuan apapun ternyata menghasilkan getaran suara yang cukup keras, yaitu sekitar 165 hingga 170 desibel.

Hal ini yang membuat setiap orang yang ikut dalam peluncuran roket, dilarang berada terlalu dekat dengan lokasi tanpa alat penutup telinga.

Jika masih nekat mendekat tanpa menggunakan penutup telinga, siap-siap mengalami kerusakan pada pendengaranmu ya.

Baca Juga: Tetap Waspada, Ini Sejarah Tersembunyi Gunung Anak Krakatau

3. Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki

Ilustrasi bom atom. (pixabay/AlexAntropov86)
Ilustrasi bom atom. (pixabay/AlexAntropov86)

Tragedi bom atom yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki tentu mencatat sejarah perih bagi Jepang pada masa Perang Dunia II.

Bom dengan berat 1 ton yang diluncurkan tersebut menghasilkan getaran suara sebesar 210 desibel dalam jarah 250 meter.

Jika manusia berada di tempat kejadian, telinganya sudah dipastikan tidak akan mampu lagi mendengar suara apapun.

4. Letusan Gunung Krakatau

Ilustrasi gunung meletus. (pixabay/tiburi)
Ilustrasi gunung meletus. (pixabay/tiburi)

Suara paling keras lainnya, berasal dari Indonesia pada saat terjadi letusan Gunung Krakatau tahun 1883.

Gunung berapi di Indonesia ini pernah meletus dengan dahsyat dan memuntahkan material vulkanik hingga 25 km.

Letusan Krakatau ini tercatat sebagai letusan gunung api paling besar di dunia. Letusan ini bahkan berakibat pada perubahan iklim di bumi.

Getaran suara yang dihasilkan dari bencana besar ini adalah 180 desibel. Suara letusan Gunung Krakatau terdengar hingga Australia.

5. Meteor Tunguska

Ilustrasi meteor. (pixabay/AlexAntropov86)
Ilustrasi meteor. (pixabay/AlexAntropov86)

Jatuhnya meteor di Tunguska, Siberia hingga kini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Sebuah ledakan keras yang menghantam daratan di Tunguska ini datang dengan kekuatan 1000 kali lipat lebih kuat daripada bom atom Hiroshima dan Nagasaki.

Ledakan tersebut menghantam terasa layaknya bom seberat 1.000 mega ton dan menghasilkan getaran suara mencapai 300 hingga 315 desibel.

Hingga kini, deretan suara di atas masih menjadi suara paling keras yang pernah terdengar di bumi. Bayangkan apa yang terjadi dengan telingamu sesaat setelah mendengar suara keras ini.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak