Kota Romawi Kuno Pompeii yang Terkubur Akibat Letusan Gunung Api

Seluruh kota Pompeii hancur akibat letusan gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi. Kota ini lalu terkubur bersama seluruh isinya.

Agung Pratnyawan | Amelia Prisilia
Sabtu, 21 Juli 2018 | 19:00 WIB
Pompeii/Realm of History

Pompeii/Realm of History

Hitekno.com - "And the walls kept tumbling down. In the city that we love. Grey clouds roll over the hills. Bringing darkness from above" - Bastille

Demikian kutipan lirik dari lagu Bastille berjudul Pompeii. Namun, apakah kamu tau dengan makna Pompeii di lagu ini?

Pompeii merupakan sebuah kota Romawi Kuno yang berada di Italia.

Baca Juga: Romawi Kuno Membuat Beton yang Lebih Kuat dan Tahan Lama

Seluruh kota Pompeii hancur akibat letusan gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi. Kota ini lalu terkubur bersama seluruh isinya.

Debu gunung berapi ini tumpah ke sepanjang daratan dan membuat kota menjadi gelap. Setidaknya 2000 orang tewas dalam tragedi ini dan kota Pompeii ditinggalkan berabad-abad lamanya.

Berikut beberapa faka mengenai kota Pompeii ini.

Baca Juga: 10 Negara Paling Beresiko terkena Letusan Gunung Berapi

1. Pompeii: Kota yang Sangat Berkembangan dan Populer

Pompeii/Rome Art Lover
Pompeii/Rome Art Lover

Pompeii didirikan sekitar abad ke-7 Sebelum Masehi. Kota ini berkembang menjadi kota yang kaya sebelum terjadi bencana hebat ini.

Kota ini terkenal dengan resort dan villa yang menjadi tujuan wisata bagi para orang Romawi yang kaya raya.

Baca Juga: Viral Bintang Meme Baru, Skeleton Korban Pompeii

Nero, salah satu Kaisar terkenal di Romawi, memiliki villa dan rumah untuk berlibur di Pompeii.

Istri kedua dari Nero adalah Poppaea Sabina yang berasal dari kota tersebut.

2. Pompeii: Warga kota tidak tahu mengenai Gunung Berapi

Baca Juga: Penampakan Menakjubkan Lava Gunung Berapi Kilauea

Pompeii/Union Station Kansas City
Pompeii/Union Station Kansas City

Gunung Vesuvius adalah sebuah gunung berapi aktif yang terletak 9 kilometer di Timur Naples modern.

Jarak dari gunung ini ke Pompeii hanyalah beberapa kilometer. Sayangnya, penduduk lokal tidak tahu kalau itu adalah sebuah gunung berapi.

Kurangnya pengetahuan ini yang menyebabkan bencana tidak bisa dihindari oleh para penduduk lokal tersebut.

Selain itu, lokasi Pompeii juga terletak di daerah yang rawan gempa. Gempa yang sering terjadi ternyata tidak membuat penduduk panik dan waspada.

3. Pompeii: Bencana yang tidak dipedulikan

Pompeii/Pinterest
Pompeii/Pinterest

Pada awal Agustus tahun 79, muncul tanda-tanda mengenai bencana ini.

Mata air dan sumur-sumur di Pompeii mendadak mengering dan intensitas gempa meningkat sejak 20 Agustus tahun 79 dan terus bertambah hingga empat hari berikutnya.

Seluruh penduduk tetap tidak mempedulikan tanda-tanda tersebut. Bahkan mereka tetap melakukan persiapan untuk perayaan dewa api Romawi yang jatuh pada tahun 24 Agustus 79.

Pada tanggal yang sama, bencana besar tersebut terjadi.

Letusan berlangsung selama 24 jam. Abu, lelehan batu, dan bebatuan lainnya terus menutupi kota selama 2 hari hingga mengubur kota tersebut sedalam 6 meter.

Lelehan lava dengan suhu 700 derajat celcius terus membanjiri kota dengan kecepatan 110 kilometer perjam.

Sedangkan batu-batuan yang disemburkan oleh gunung ini mencapai 1,5 juta ton per detik.

Lava dan abu menutupi area seluas lebih dari 500 kilometer persegi dan menghancurkan seluruh Pompeii beserta kota di sekitarnya.

4. Pompeii: Kota yang hilang ratusan tahun lamanya

Pompeii/Sorrento Insider
Pompeii/Sorrento Insider

Sejak kejadian tersebut, Pompeii menghilang selama 1500 tahun sampai akhirnya ditemukan kembali pada tahun 1599 ketika dilakukan penggalian untuk mengalihkan aliran sungai.

Dalam penggalian tersebut, ditemukan dinding yang dipenuhi lukisan dan tulisan.

Namun pada saat ditemukan oleh seorang arsitek bernama Domenico Fontana, lukisan dinding tersebut banyak menggambarkan tema seksual.

Karena pada masa Pompeii hal-hal berbau seksual dilarang untuk dibicarakan dan dipajang, Domenico Fontana lalu menguburnya lagi.

Pompeii kembali terkubur selama 150 tahun sampai akhirnya ditemukan untuk yang kedua kalinya pada 1748 oleh seorang teknisi militer Spanyol, bernama Rocque Joaquin de Alcubierre.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak