Ilmuwan Temukan Planet Neraka, Kondisinya Alamnya Bikin Ngeri

Planet ini punya waktu rotasi cuma 18 jam dan suhu permukaan tingkat tinggi sehingga tak sanggup jadi tempat berlangsungnya kehidupan.

Cesar Uji Tawakal
Selasa, 13 Desember 2022 | 14:15 WIB
Ilustrasi bintang katai merah. (Wikipedia/ NASA)

Ilustrasi bintang katai merah. (Wikipedia/ NASA)

Hitekno.com - Sebuah tim peneliti di Amerika Serikat telah berhasil mendapatkan pengetahuan baru tentang sifat dan asal usul sebuah planet yang sangat panas.

Menurut laporan dari Sputnik News, planet ini mengorbit pada bintang yang jauh dari Bumi, di konstelasi Cancer.

Planet ini, yang dikenal sebagai 55 Cancri e atau Janssen, terletak di sistem bintang biner 55 Cancri yang terdiri dari bintang tipe-K 55 Cancri A (juga disebut dengan bintang Copernicus), yang diorbit Janssen, dan bintang katai merah 55 Cancri B.

Baca Juga: D-Link DGS-1250 Gigabit Smart Managed Switch, Mendukung 10G Uplink

Janssen mengorbit bintang 'inangnya' pada jarak yang sangat dekat, membuat planet tersebut mampu menyelesaikan satu rotasi di sekitarnya hanya dalam 18 jam.

 

Ilustrasi planet super panas dengan hujan besi. (NASA)
Ilustrasi planet super panas. (NASA)

Tim peneliti menduga bahwa planet ini awalnya terbentuk pada orbit yang lebih jauh tetapi akhirnya bergerak lebih dekat ke Copernicus karena tarikan gravitasi yang terakhir.

Baca Juga: Turun Rp 400 Ribu, Ini Update Harga Realme 9 Pro 5G Terbaru 2022

"Kami telah belajar tentang bagaimana sistem multi-planet ini yang mana merupakan salah satu sistem dengan planet terbanyak yang kami temukan dan bagaimana kondisi sistem tersebut saat ini," Lily Zhao, peneliti di Pusat Astrofisika Komputasi Flatiron Institute dan penulis utama studi baru tersebut.

Dia mencatat bahwa bahkan di orbit aslinya Janssen kemungkinan sangat panas sehingga tidak ada yang makhluk yang telah kita ketahui akan dapat bertahan hidup di permukaan."

Para peneliti sampai pada kesimpulan mereka dengan mengukur cahaya yang dipancarkan oleh Copernicus dan mencatat bagaimana cahaya itu turun ketika Janssen datang di antara bintang inangnya dan Bumi.

Baca Juga: 3 Studio Game Indonesia Lulus Indie Games Accelerator 2022

Data yang diperoleh oleh para ilmuwan dapat membantu kita memahami lebih baik bagaimana planet terbentuk.

Seperti yang dijelaskan Zhao, mereka berharap untuk menemukan sistem planet yang mirip dengan tata surya.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak