Dirancang Mitsubishi, Teknologi Canggih Ini Bakal Hiasi Alat Pertahanan Jepang

Teknologi ini dirancang dan diproduksi oleh Mitsubishi, siap jadi alat pertahanan kedaulatan Negeri Samurai.

Cesar Uji Tawakal

Posted: Rabu, 09 November 2022 | 16:28 WIB
Ilustrasi Rudal Balistik. (Pixabay)

Ilustrasi Rudal Balistik. (Pixabay)

Hitekno.com - Jepang berencana untuk mendesain ulang beberapa rudal permukaan-ke-udara yang ada untuk mencegat senjata hipersonik.

Dilansir dari Russia Today, langkah itu merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk meningkatkan "kemampuan serangan balik" Tokyo selama dekade berikutnya.

Militer berharap untuk menyelesaikan peningkatan pada rudal jarak menengah Tipe-03 dan memasukkan model baru itu ke dalam produksi massal paling lambat pada tahun 2029.

Desain ulang itu merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan "pertahanan udara dan rudal komprehensif" Jepang, dan dilaporkan akan diuraikan dalam Strategi Keamanan Nasional yang direvisi yang akan dirilis sebelum akhir tahun.

Dirancang dan diproduksi oleh Mitsubishi, platform SAM Tipe-03 mulai beroperasi di Pasukan Bela Diri Darat Jepang (Japan Ground Self-Defense Force – JFSDF) pada tahun 2003, dan saat ini memiliki jangkauan operasional sekitar 50km (31 mil). 

Ilustrasi rudal. (Shutterstock)
Ilustrasi rudal. (Shutterstock)

Namun, mengingat bahwa amunisi hipersonik bergerak lebih dari lima kali kecepatan suara dan terbang di sepanjang lintasan yang tidak teratur, Tipe-03 dan sistem pertahanan udara serupa mengalami kesulitan melacak dan menetralkan senjata macam tersebut.

Sumber itu mengatakan kepada Kyodo bahwa Tipe-03 akan "ditingkatkan untuk memprediksi jalur penerbangan senjata hipersonik dan melacaknya serta mendeteksinya dengan radar," tetapi menambahkan bahwa masih belum jelas apakah peningkatan tersebut akan cukup untuk melawan teknologi baru. 

Setelah pertemuan antara Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada dan mitranya dari Amerika Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada bulan September, kedua belah pihak mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama dalam penelitian senjata hipersonik, karena Washington belum mengembangkan rudalnya sendiri.

×
Zoomed
Berita Terkait Berita Terkini

Durasi terjadinya gerhana bulan pada 7 September 2025, mulai dari fase awal hingga akhir, berlangsung selama sekitar 5 j...

sains | 17:50 WIB

Beberapa fenomena langit yang akan terjadi pada September 2025....

sains | 13:21 WIB

AI tak bisa menyelesaikan tes teka-teki yang dapat diselesaikan manusia hanya dalam hitungan detik....

sains | 16:26 WIB

Salah satu pohon tertinggi di dunia yang berusia 450 tahun terbakar....

sains | 20:11 WIB

Fenomena langka Bulan hitam akan terjadi pada 23 Agustus 2025....

sains | 19:06 WIB