Ditemukan Spesies Baru Jamur Langka, Ilmuwan Beri Nama Karantina

Secara resmi, jamur ini dinamai Laboulbenia quarantenae dan temuan hasil itu telah diterbitkan dalam jurnalMycoKeys.

Agung Pratnyawan

Posted: Sabtu, 08 Agustus 2020 | 10:30 WIB
Ilustrasi jamur. (Pixabay)

Ilustrasi jamur. (Pixabay)

Hitekno.com - Para ilmuwan baru saja menemukan spesies baru jamur langka. Uniknya, mereka menamai temuan baru ini sebagai "karantina". Penamaan ini merujuk pada karantinya yang sedang dilakukan besar masyarakat karena pandemi.

Secara resmi, jamur ini dinamai Laboulbenia quarantenae dan temuan hasil itu telah diterbitkan dalam jurnal MycoKeys.

Tim ahli entomologi melakukan studi komprehensif terhadap arthropoda untuk mencari tanda-tanda spesies jamur baru di Belgia dan Belanda. Mereka menggunakan lembaran putih yang diterangi di malam hari dengan beberapa cahaya buatan serta perangkap lubang untuk menemukan si parasit.

Baca Juga: Mirip Rubah, Anjing Spesies Baru di Pegunungan Papua Kejutkan Ilmuwan

Laboulbenia quarantenae adalah salah satu dari dua spesies baru yang ditemukan dan tumbuh secara eksternal di tubuh Bembidion biguttatum, sejenis kumbang penghuni tanah. Jamur ini dianggap sangat langka dibandingkan jenis sepupunya yang lebih umum, yaitu Laboulbenia vulgaris.

Laboulbeniales tumbuh dengan cara yang tidak biasa dibandingkan kebanyakan jamur, yaitu tumbuh hifa atau miselium seperti benang bercabang. Sebaliknya, jenis spesies ini menumbuhkan satu thallus tiga dimensi yang terdiri dari ribuan sel yang menempel pada organisme inang.

Ilustrasi bakteri. (Shutterstock)
Ilustrasi bakteri. (Shutterstock)

Spesies baru lainnya yang ditemukan tim ahli adalah Hesperomyces halyziae, jamur baru yang berbeda dari Laboulbenia quarantenae dalam menghasilkan haustorium, hasil hifa yang menembus bagian luar arthopoda.

Baca Juga: Ditemukan Spesies Baru Sugar Glider, Ilmuwan Malah Khawatirkan Hal Ini

Dilansir dari IFL Science pada Jumat (7/8/2020), adaptasi ini memberi jamur-jamur itu akses ke rongga tubuh inang dan cairan peredaran darah yang dikandungnya, meningkatkan luas permukaan tempat jamur, mencuri nutrisi, serta mengencangkan cengkraman pada inang.

Penulis penelitian menyatakan bahwa arthopoda ini dan penyakit jamurnya masing-masing adalah contoh dari "perlombaan senjata evolusioner" yang ada di antara parasit dan inangnya. Masing-masing harus mengembangkan senjata dan pertahanan baru agar tetap selangkah lebih maju.

Jenis spesialisasi kompetitif ini bertindak sebagai tekanan evolusioner, yang pada akhirnya bisa menyebabkan munculnya spesies baru.

Baca Juga: Spesies Baru Kadal Buaya Ditemukan, Punya Kulit Gelap dengan Mata Lebar!

Itulah temuan baru ilmuwan, spesies baru jamur langka yang dinamai karantika. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
Berita Terkini

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar In...

sains | 15:42 WIB

Tidak hanya direncanakan sebagai objek wisata, air dari Sendang Tirto Wiguno juga akan diolah menjadi air minum bagi war...

sains | 20:58 WIB

Keputih, yang dulunya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Surabaya, kini telah bertransformasi menjadi kampung la...

sains | 20:50 WIB

Program Kampung Berseri Astra (KBA) telah menjadi harapan baru bagi warga di kawasan 13 Ulu....

sains | 20:42 WIB

Setaman adalah nama singkatan dari Sehat Perkata dan Nayaman....

sains | 16:31 WIB