Bisa Diletakkan di Atas Kumbang, Ilmuwan Ciptakan Kamera Super Mini

Kamera super mini ini bisa di-streaming lewat smartphone!

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Kamis, 23 Juli 2020 | 18:00 WIB
Kamera mini untuk kumbang. (YouTube/ Paul G. Allen School)

Kamera mini untuk kumbang. (YouTube/ Paul G. Allen School)

Hitekno.com - Kamera dengan bentuk portabel cukup laris manis di pasar komersial. Tak melulu untuk bisnis, ilmuwan menciptakan kamera portabel super mini yang bisa diletakkan di atas kumbang.

Kamera super mini ini bukan sekadar "proyek iseng" melainkan riset serius untuk membantu penelitian di alam sekaligus pengembangan robot otonom.

Ilmuwan dari University of Washington membangun kamera wireless yang bisa di-streaming lewat smartphone.

Baca Juga: Bisa Sambut Tuannya, Robot Anjing Buatan Sony Ini Menggemaskan

Mereka menamakannya dengan Bettle Cam atau Kamera Kumbang.

Proyek ini dikembangkan di Paul G. Allen School of Computer Science & Engineering, University of Washington dan didanai oleh Microsoft serta National Science Foundation.

Kumbang Pinacate dengan kamera mini di punggungnya. (University of Washington/ Mark Stone)
Kumbang Pinacate dengan kamera mini di punggungnya. (University of Washington/ Mark Stone)

Penelitian mengenai Beetle Cam tersebut telah diterbitkan di jurnal Science Robotics pada 15 Juli 2020.

Baca Juga: Gunakan Robot Mata-mata, Ilmuwan Merekam Gorila "Bernyanyi" Ketika Makan

Pada keterangan melalui rilis resminya, salah seorang ilmuwan bernama Shyam Gollakota mengungkapkan bahwa kamera super mini milik mereka hanya memiliki bobot 250 miligram saja (lebih ringan dari kartu remi).

Berkat bobotnya yang super ringan, seekor kumbang Pinacate dapat membawanya melalui tanjakan hingga memanjat pohon.

Kualitas Beetle Cam masih jauh dari kamera GoPro di pasar komersial.

Baca Juga: Dianggap Punah, Macan Kumbang Sri Lanka Muncul Lagi

Kamera mini ini punya ukuran sedikit lebih besar dari kuku jari orang dewasa. (YouTube/ Paul G. Allen School)
Kamera mini ini punya ukuran sedikit lebih besar dari kuku jari orang dewasa. (YouTube/ Paul G. Allen School)

Mungkin jika disamakan, kualitas Kamera Kumbang tersebut hampir mirip dengan kamera iPhone 13 tahun yang lalu.

Kualitas kamera masih hitam putih, beresolusi rendah, dan bisa mengirim video ke smartphone yang terhubung dengan kecepatan hanya 1-5 frame per detik.

Dikutip dari Gizmodo, untuk memperluas bidang pandang lensa kamera dapat diputar dari sisi ke sisi sekitar 60 derajat.

Baca Juga: Diberi Nama Tokoh Star Wars, 103 Spesies Kumbang Baru Ditemukan di Sulawesi

Kemampuan streaming tanpa henti Bettle Cam selama dua jam dan baterainya bisa bertahan lebih dari 6 jam.

Menggunakan koneksi Bluetooth yang mencapai jarak 120 meter, operator jarak jauh harus mengoperasikan dalam jarak cukup dekat agar kualitas gambar tidak terganggu.

Kamera Kumbang dapat membantu memberikan wawasan baru kepada ahli entomologi tentang bagaimana serangga melintasi lingkungan, menanggapi ancaman atau rangsangan lain di alam, bahkan memberikan pandangan yang lebih intim pada struktur sosial hewan.

Beetle Cam juga telah digunakan untuk membuat robot otonom yang sama kecilnya yang dapat bergerak dengan kecepatan sekitar 2 hingga 3 sentimeter per detik.

Jika resolusinya sudah lebih baik, Beetle Cam atau Kamera Kumbang ini kemungkinan bisa menjadi mata-mata yang "berbahaya" di masa depan jika disalahgunakan.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak