Ilmuwan Temukan Lubang Ozon Baru, Menganga di atas Kutub Utara

Tidak ada hubungan antara lubang ozon di Kutub Utara itu dengan wabah Covid-19 yang telah secara drastis menguragi polusi udara dan emisi rumah kaca di Bumi.

Agung Pratnyawan
Kamis, 09 April 2020 | 07:00 WIB
Ilustrasi atmosfer Bumi. (pexels/Jaymantri)

Ilustrasi atmosfer Bumi. (pexels/Jaymantri)

Hitekno.com - Ilmuwan menemukan lubang ozon baru yang terbuka di atas Arktika atau kutub utara Bumi. Bahkan lubang baru ini disebutkan cukup langka terjadi.

Para ilmuwan menduga fenomena lubang ozon baru itu terjadi akibat suhu dingin yang tidak biasa pada atmosfer di atas Kutub Utama.

Lubang ozon itu, yang diamati dari luar angkasa dan dari darat dalam beberapa hari terakhir, memiliki ukuran tak biasa. Meski demikian ia diyakini tak akan membahayakan manusia, kecuali jika berpindah lebih ke selatan.

Baca Juga: NASA Temukan Ada Lubang Ozon Baru di Kutub Utara, Berbahayakah?

Para ilmuwan yakin lubang ozon itu akan hilang dalam beberapa pekan ke depan, demikian diwartakan The Guardian, Rabu (8/4/2020).

"Lubang itu adalah sebuah teka-teki geofisika," kata Vincent-Henri Peuch, direktur Copernicus Atmosphere Monitoring Service, sebuah lembaga pengamat cuaca di Eropa.

Lubang ozon tersebut disebabkan oleh pusaran kutub atau polar vortex tak lazim akibat suhu dingin dan dikombinasikan dengan zat-zat kimia perusak ozon di atmosfer seperti klorin serta bromin.

Baca Juga: Sembuh dari Pemanasan Global, Lubang Ozon Bumi Mulai Tertutup

Tidak ada hubungan antara lubang ozon baru itu dengan wabah Covid-19 yang telah secara drastis menguragi polusi udara dan emisi rumah kaca, karena mayoritas manusia di Bumi kini mengurung diri di dalam rumah dan pabrik-pabrik berhenti beroperasi.

Ada lubang ozon baru di atas Kutub Utara. Foto: lapisan es Arktika di Kutub Utara. (NASA)
Ada lubang ozon baru di atas Kutub Utara. Foto: lapisan es Arktika di Kutub Utara. (NASA)

Juga terlalu awal untuk menyimpulkan bahwa polar vortex di Arktika yang tidak lazim berhubungan dengan krisis iklim atau bagian dari variasi cuaca stratosfer.

Vincent-Henri Peuch mengatakan bahwa suhu di kawasan itu sudah mulai lebih hangat dan karenanya mengurangi penipisan ozon.

Baca Juga: Peneliti di Kutub Utara Positif Virus Corona, Ekspedisi Terpaksa Dihentikan

Lubang ozon itu sendiri diperkirakan akan hilang ketika udara di kutub utara bercampur dengan udara kaya ozon dari daerah yang lebih hangat di selatan.

Lubang ozon di Arktika sangat jarang terjadi, tetapi lubang ozon yang lebih besar di Antartika di Selatan sudah menyebabkan dunia resah selama 40 tahun terakhir.

Pengurangan produksi zat kimia perusah ozon berkat disepakatinya Protokol Montreal 1987 oleh mayoritas negara di dunia. Tetapi berdasarkan laporan pada 2018, masih ada beberapa sumber zat kimia perusak ozon di China bagian timur.

Baca Juga: Lapisan Ozon di Atas Antartika Menyusut, Berita Baik atau Buruk?

Itulah temuan adanya lubang ozon baru yang terbuka di kutub utara. Sampai saat ini para ilmuwan masih meneliti keberadaanya. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak