Suku Kuno Ini Gemar Memakan Ular Berbisa Hidup-hidup , Ritualnya Ngeri

Suku kuno ini ternyata memiliki ''nyali'' di atas rata-rata.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Selasa, 30 April 2019 | 19:45 WIB
Ilustrasi ular derik. (Pixabay/ Hans)

Ilustrasi ular derik. (Pixabay/ Hans)

Hitekno.com - Terdapat banyak hal yang menakjubkan dan mengerikan yang tidak kita ketahui mengenai suku kuno. Sekelompok peneliti berhasil mengungkapkan bahwa suku kuno yang hidup 1550 tahun lalu gemar memakan ular hidup-hidup.

Dibutuhkan nyali yang sangat besar untuk memakan ular berbisa hidup-hidup, apalagi ular jenis ini memiliki taring sepanjang 11 milimeter.

Namun berdasarkan penelitian, itulah yang terjadi 1550 tahun lalu di Gurun Chihuahuan, Amerika Utara.

Baca Juga: Ilmuwan Menemukan Ular Piton Raksasa Lengkap dengan 73 Telur

Gurun itu terkenal tandus dan sangat kering, memanjang di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko.

Berdasarkan penelitian koprolit (istilah arkeolog untuk kotoran kuno), ilmuwan menemukan sisik ular dan tulang ular bersama sisa-sisa hewan pengerat kecil.

Penelitian yang mengungkap kegiatan mengerikan ini telah dipublikasikan di Journal of Archaeological Science.

Baca Juga: Gerakan Akrobat Tikus Ini Mengelabui Ular, Aksinya Bikin Bruce Lee Malu

Para peneliti menemukan 48 sisik, taring dengan saluran racun, dan tulang ular di dalam kotoran manusia suku kuno tersebut.

Potret feses suku kuno 1500 tahun lalu. (Journal of Archaeological Science)
Potret feses suku kuno 1500 tahun lalu. (Journal of Archaeological Science)

Diperkirakan, ular yang dimakan secara langsung itu berjenis ular derik diamondback (Crotalus atrox), ular yang sangat berbisa di wilayah Amerika Serikat dan Meksiko.

Suku kuno tersebut diperkirakan tinggal di wilayah Conejo Shelter, wilayah yang sekarang masuk ke dalam teritorial Texas, Amerika Serikat.

Baca Juga: 45 Ular Derik Ditemukan di Dalam Rumah Berpenghuni, Kok Bisa Ya?

Pemimpin penelitian adalah arkeolog dari Texas A&M University yang bernama Elanor Sonderma.

''Perilaku menelan tubuh ular berbisa seutuhnya sebenarnya bukanlah perilaku khas bagi penghuni Lower Pecos atau Conejo Shelter. Temuan ini adalah satu-satunya bukti arkeologis yang pernah ditemukan dari seseorang yang memakan kepala ular berbisa,'' kata Sonderman dikutip dari Arstechnica.

Crotalus atrox atau ular derik diamondback. (Wikipedia/ Dawson)
Crotalus atrox atau ular derik diamondback. (Wikipedia/ Dawson)

Merupakan hal biasa jika kita menemukan suku yang gemar memakan ular dengan melepas kepala, sisik, dan kulitnya sebelum dimakan.

Baca Juga: Deretan Daerah dan Negara Ini Bebas Ular, Bisa Dijelaskan Secara Ilmiah

Namun melihat bahwa 1000 kotoran kuno banyak mengandung sisik ular dan bahkan taringnya, suku kuno ini pasti mempunyai ritual yang mengerikan.

Ilmuwan mencurigai ini ada hubungannya dengan ritual suku kuno di daerah barat daya Amerika.

Suku kuno seperti Hopi dan Aztec terkenal selalu menggunakan ular ketika mengadakan ritual hujan.

Ilustrasi Gurun Chihuahuan. (Wikipedia/ Fredlyfish4)
Ilustrasi Gurun Chihuahuan. (Wikipedia/ Fredlyfish4)

Mereka biasanya memasukkan ular hidup ke dalam mulut mereka agar tetua di suku kuno bisa memberikan pesan terhadap ular.

Melalui perantara ular, suku kuno berharap agar pesan itu tersampaikan ke dewa sehingga hujan lebat dapat tercipta.

Sepertinya suku kuno yang ada di gurun ini bertindak terlalu jauh dengan memotong kepala ular dan memakannya.

Penelitian mengenai suku kuno yang gemar memakan ular berbisa hidup-hidup ini sangat menarik karena kita bisa mengetahui ritual mengerikan yang tersembunyi.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak