Letusan Gunung Berapi Bawah Laut Terjadi, Ini Penampakannya

Fenomena ini sangat jarang terlihat oleh manusia.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Rezza Dwi Rachmanta
Sabtu, 27 Oktober 2018 | 14:47 WIB
Ilustrasi gunung berapi bawah laut. (NOAA)

Ilustrasi gunung berapi bawah laut. (NOAA)

Hitekno.com - Sebuah tim peneliti baru saja mendokumentasikan letusan gunung berapi bawah laut di Samudera Pasifik bagian barat. Gunung berapi bawah laut itu terletak sekitar 4,5 kilometer dari permukaan laut.

Para peneliti mengatakan bahwa letusan kemungkinan terjadi antara tahun 2013-2015 di busur punggung Mariana. Lokasi itu masuk dalam zona dasar laut gunung berapi aktif Palung Mariana di Laut Pasifik.

Busur punggung Mariana terletak tepat di sebelah timur dari 14 Kepulauan Mariana, dekat dengan Jepang.

Baca Juga: Gunung Es Antartika Berbentuk Kotak Sempurna Viral, Dibuat Alien?

Itu diciptakan karena subduksi ocean-to-ocean (samudra ke samudra), sebuah fenomena di mana lempeng tektonik yang mempunyai lapisan atas kerak samudra rubuh di bawah lempeng tektonik lain.

Lokasi penelitian di busur punggung Mariana. (Earth Sky)
Lokasi penelitian di busur punggung Mariana. (Earth Sky)

Bill Chadwick, ahli geologi kelautan dan juga seorang peneliti dari Oregon State University melakukan penelitian mengenai fenomena tersebut.

Dikutip dari Earth Sky, penelitiannya telah diterbitkan pada tanggal 23 Oktober 2018 di jurnal Frontiers Earth Science.

Baca Juga: Tetap Waspada, Ini Sejarah Tersembunyi Gunung Anak Krakatau

Chadwick menjelaskan bahwa sebagian besar aktivitas vulkanik bawah laut (termasuk erupsi) tidak terdeteksi dan tidak terlihat. Hal itu karena gempa yang terjadi di bawah laut terkait vulkanisme biasanya sangat kecil.

Selain itu, sebagian besar instrumentasinya berada jauh di daratan.

Namun berkat penelitian terbaru ini, peneliti dan juga masyarakat dunia dapat lebih mengerti mengenai penampakan letusan gunung berapi bawah laut.

Baca Juga: Meletus, Ini Fakta Gunung Soputan dan Kaitannya dengan Gempa Bumi

Penelitian gunung berapi bawah laut dengan kendaraan otonom. (Oregon State University)
Penelitian gunung berapi bawah laut dengan kendaraan otonom. (Oregon State University)

Letusan yang terjadi di busur punggung Mariana pertama kali ditemukan pada Desember 2015.

Penampakan itu terekam menggunakan kendaraan bawah air otonom. Foto-foto ini menunjukkan adanya aliran lava gelap dan kaca vulkanis di dasar laut.

Data menunjukkan bahwa terdapat perubahan kedalaman yang besar di area survei antara tahun 2013 dan 2015.

Baca Juga: Kekalahan Napoleon di Waterloo Karena Letusan Gunung Tambora

Aliran lava baru terlihat membentang dengan panjang sekitar 7,2 kilometer dengan ketebalan antara 10 hingga 137 meter.

Penampakan lava yang membeku setelah terjadi letusan. (Oregon State University)
Penampakan lava yang membeku setelah terjadi letusan. (Oregon State University)

Para peneliti kembali pada bulan April dan Desember 2016 menggunakan kendaraan otonom. Pengamatan baru menunjukkan bahwa sistem hidrotermal menurun cepat pada aliran lava.

Biasanya setelah letusan, terdapat panas yang dilepaskan dan dibuang selama beberapa tahun. Organisme akan pergi menjauh dan menciptakan ekosistem yang baru.

Penelitian mengenai letusan gunung berapi bawah laut sangat menarik mengingat fenomena itu jarang kita lihat.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak