Ini Alasan Mengapa Kamu Digigit Nyamuk Sementara Temanmu Tidak

Ternyata nyamuk tak pilih kasih dalam mencari target.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Selasa, 04 September 2018 | 19:00 WIB
Ilustrasi digigit nyamuk. (The Bug Master)

Ilustrasi digigit nyamuk. (The Bug Master)

Hitekno.com - Terdapat sebuah pertanyaan besar ketika teman kita memiliki bentol-bentol merah cukup banyak karena digigit nyamuk sementara kita hanya digigit dalam jumlah sedikit.

Banyak sekali mitos yang menyatakan bahwa kita harus makan jenis makanan tertentu agar kulit kita terhindar dari target gigitan nyamuk.

Sebenarnya hanya beberapa saja dari 3 ribu jenis nyamuk yang mempunyai spesialisasi dalam mengigit manusia.

Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Alasan Kenapa Cewek Foto Selfie Seksi

Namun sialnya, sebagian besar dari beberapa nyamuk yang berspesialisasi menggigit manusia menyebarkan virus mematikan.

Aedes aegypti dan Anopheles gambiae terkenal karena peran mereka sebagai vektor yang menularkan penyakit pada manusia.

Ae. aegypti telah dikaitkan dengan penyakit zika dan demam berdarah, sementara An. gambiae membawa parasit yang menyebabkan penyakit malaria .

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Benda Langka, Netizen Meminta Milkshake Mumi

Ilmuwan berhasil meneliti bahwa terdapat faktor penting mengapa nyamuk mengigit sekelompok orang sementara sekelompok lainnya bisa selamat.

Digigit nyamuk. (National Geographic)
Digigit nyamuk. (National Geographic)

Hal ini berkaitan dengan mikrobiota kulit manusia.

Dikutip dari IFLScience, Mikrobiota ini sebagian besar adalah bakteri dan jamur non-patogen yang hidup di kulit, pori-pori dan folikel rambut.

Baca Juga: Ilmuwan Berhasil Ungkap Binatang Misterius Purba

Kombinasi bau yang mereka keluarkan dalam bentuk senyawa organik dapat dengan mudah menguap.

Bau dari senyawa organik adalah faktor penting dalam memberitahu nyamuk betapa lezatnya kulit kita.

Richard Halfpenny seorang ilmuwan dan juga seorang dosen di Staffordshire University mengatakan bahwa terdapat 1 juta bakteri per sentimeter persegi di atas kulit kita.

Baca Juga: Memakai Cat, Ilmuwan Meneliti Cara Kerja Sama Koloni Semut

Hal ini berarti nyamuk tidak memiliki target acak dalam memilih mangsa. Mereka tidak memilih berdasarkan mood atau ketidak beruntungan seseorang,

Nyamuk memilih korbannya berdasarkan dengan komposisi mikro-organisme yang hidup di kulit kita.

Mikroba yang hidup di kulit kita. (Nutrition Review)
Mikroba yang hidup di kulit kita. (Nutrition Review)

Komposisi mikrobiota kulit kita sebagian besar tergantung pada lingkungan sekitar. Apa-apa yang kita makan dan di mana kita tinggal berpotensi memunculkan mikroba jenis baru.

Tetapi ada bukti yang mengungkap bahwa genetika seseorang juga dapat mempengaruhi mikrobiota kulit hingga namun dengan tingkat yang lebih rendah.

Perlu diingat bahwa keringat murni tidak akan menghasilkan bau sehingga tidak mungkin bertanggung jawab untuk memancing nyamuk.

Beberapa orang tertentu digigit nyamuk karena komposisi kimia dari keringat yang berbeda dari orang lain.

Komposisi kimia dan tingkat produksi keringat dapat menghasilkan kondisi yang menguntungkan bagi beberapa mikroba sehingga mampu menarik nyamuk.

Meski sudah menemukan penyebab mengapa nyamuk menggigit kita, namun ilmuwan belum bisa menemukan mengapa jenis mikroba tertentu dapat menarik nyamuk sementara mikroba yang lain tidak.

Jika rahasia di atas terbongkar suatu saat nanti kita bisa mengubah komposisi bakteri di kulit sehingga membuat kita menjadi target yang tidak enak di mata nyamuk.

Dengan begitu kita tidak digigit nyamuk lagi.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak