Ilustrasi menu program makan bergizi gratis alias MBG. (ist)
Hitekno.com - Sebuah video sederhana dari tanah Papua sukses mencuri perhatian warganet. Rekaman tersebut memperlihatkan suasana hangat saat seorang guru membagikan makanan sehat secara gratis kepada murid-muridnya di sekolah. Di tengah ramainya polemik menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah, momen ini dinilai sebagai gambaran ideal bagaimana program gizi seharusnya dijalankan.
Dilansir dari Instagram @mepa_rombepayung, para murid berseragam merah putih tampak berbaris rapi, menunggu giliran menerima makanan dari tangan guru mereka. Hidangan yang tersaji memang sederhana, tapi terlihat bergizi dan menggugah selera. Ada jagung kukus, orak-arik buncis campur telur, serta telur rebus dengan saus tomat. Anak-anak pun terlihat lahap menyantap hidangan tersebut setelah berdoa bersama.
Lebih dari sekadar makan bersama, momen tersebut menyimpan kisah perjuangan yang mengharukan. Sang guru menjelaskan dalam unggahannya bahwa sekolah baru saja dibuka kembali setelah libur seminggu akibat wabah scabies yang menyerang siswa. Masa libur itu dimanfaatkan sebagai bentuk lockdown agar anak-anak bisa fokus pada proses penyembuhan.
"Puji Tuhan, hari ini masuk sekolah, senang sekali melihat anak-anak luka-lukanya sudah pada sembuh," tulis sang guru dalam keterangan unggahannya.
Sebagai bagian dari pemulihan, hari pertama kembali ke sekolah diisi dengan pelajaran tentang kebersihan tubuh, dilanjutkan dengan mandi bersama serta pengobatan bagi siswa yang masih belum sembuh total. Acara makan bersama menjadi wujud syukur karena mereka bisa berkumpul kembali dalam keadaan sehat.
Hal yang tak kalah menyentuh adalah asal-usul makanan yang dihidangkan karena semua bahan berasal dari sumber daya lokal yang diperoleh melalui semangat gotong royong. Jagung dibeli dari masyarakat atau akrab disapa mama-mama Papua di sekitar sekolah. Lalu buncis didapat dari warga kampung sebelah, sementara tomat dipetik langsung dari kebun yang ditanam sang guru. Adapun telur ayam merupakan sumbangan dari para donatur yang peduli.
"Tadi pagi kukus jagung, buatkan sayur buncis orak arik dan telur saos. Jagung kemarin sa beli dari salah satu mama-mama di sini, sekaligus membantu sedikit perekonomian mama-mama dorang dengan cara membeli hasil kebun. Sayur buncis dikasih sama mama-mama di kampung sebelah di kelas masak Sabtu lalu. Tomat sa ambil dari kebun sendiri yang ditanam di belakang rumah. Telur ayam berkat dari kakak-kakak yang selalu berbagi berkat dan sayang sama kami di sini," tulis pemilik akun tersebut dalam keterangannya.
Inisiatif ini mendapat banyak pujian karena dianggap sebagai implementasi nyata dari semangat MBG. Warganet kemudian membandingkannya dengan program MBG pemerintah yang beberapa waktu terakhir disorot lantaran pilihan menunya dianggap kurang sesuai. Menurut mereka, apa yang dilakukan sang guru justru lebih menyentuh dan relevan dengan kebutuhan anak-anak.
"Ini lah MBG yang sesungguhnya. Suka banget. Sehat sehat ya," tulis @diyah_se*****.
"Ini baru keren dan bergizi. Real food semua, semoga MBG bisa mencontoh ini ya," sambung @jatim********.
Baca Juga: Klaim Kode Redeem FF Max 2 Oktober 2025 dan Ambil Jubilee Dragontail
"MBG lebih baik di daerah Papua saja, tapi dimasak dengan cara seperti di video. Manfaatkan ibu-ibu murid masak," timpal @abi_*****.
"Keren Ibu Guru, peduli gizi dan kesehatan anak-anak. The real MBG sih ini," komentar @marviana*******.
"Lebih bergizi dan menggugah selera dari yang onoh," tambah @nisa*****.
Kisah makan sehat di Papua ini juga menunjukkan bahwa pemenuhan gizi anak tidak harus berskala besar dan industrial. Dengan pendekatan berbasis komunitas, yang memberdayakan ekonomi lokal serta menyediakan makanan segar dari hasil kebun, program gizi justru bisa lebih efektif, sehat, dan bermakna.
Momen makan sehat penuh gizi di Papua bukan sekadar video viral, melainkan pelajaran penting di tengah polemik MBG. Bahwa program pemenuhan gizi seharusnya berangkat dari kebutuhan nyata anak-anak, memanfaatkan sumber daya lokal, serta menumbuhkan rasa kebersamaan.