Cucu Mahfud MD Jadi Korban Keracunan MBG, Minta Investigasi Menyeluruh: Itu Menyangkut Nyawa

Cucunya turut jadi korban, Mahfud MD soroti kasus keracunan para siswa yang menyantap makanan di program Makan Bergizi Gratis.

Lintang Siltya Utami

Posted: Kamis, 02 Oktober 2025 | 10:43 WIB
Mahfud MD. (Twitter)

Mahfud MD. (Twitter)

Hitekno.com - Kasus keracunan massal para murid usai menyantap menu makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menuai sorotan publik. Terbaru, kini mantan Menko Polhukam Mahfud MD juga mengungkap bahwa dua cucunya turut menjadi korban dalam insiden tersebut.

Mahfud MD menceritakan bagaimana kedua cucunya harus dilarikan ke rumah sakit di Jogja bersama teman sekelas mereka setelah muntah-muntah usai mengonsumsi makanan dari program MBG. Bahkan, salah satu dari cucunya harus menjalani perawatan hingga empat hari di rumah sakit.

Dilansir melalui Instagram @lambegosiip, Mahfud MD menuturkan bahwa total ada delapan siswa di satu kelas, termasuk dua cucunya, mengalami gejala keracunan setelah makan MBG.

“Cucu saya juga keracunan MBG di Jogja. Cucu ponakan ya. Saya punya keponakan, keponakan saya punya anak namanya Ikhsan. Makan Bergizi Gratis, lalu satu kelas itu 8 orang langsung muntah-muntah,” ucap Mahfud, dikutip Kamis (2/10/2025).

Delapan siswa tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit. Dari jumlah itu, tujuh siswa diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan. Sementara salah satu cucu Mahfud harus dirawat inap selama empat hari.

“Nah, yang enam dan kakaknya, kakak yang masih dirawat di rumah sakit itu habis muntah-muntah sehari, disuruh pulang, bisa dirawat di rumah. Tapi yang ini sampai 4 hari di rumah sakit,” sambungnya.

Mahfud MD menambahkan bahwa kedua cucunya bersekolah di tempat yang sama tapi berbeda kelas. Saat dirinya berkunjung ke Jogja, sang cucu masih dalam masa perawatan.

“Dua bersaudara, beda kelas, di sekolah yang sama. Dirawat sampai kemarin saya di Jogja. Sekarang, mungkin hari ini sudah keluar,” jelasnya.

Guru Besar UII tersebut menilai keracunan MBG sudah menjadi isu nasional. Ia menekankan pentingnya investigasi menyeluruh, karena kasus ini menyangkut nyawa anak-anak.

“Memang itu menjadi isu nasional meskipun betul, itu cuma 0,0017 persen dari segi total. Tapi kan, juga jutaan pesawat terbang di dunia ini, lalu lalang setiap hari, kecelakaan satu aja tidak sampai 0,001 persen orang sudah ribut karena itu menyangkut nyawa. Jadi bukan persoalan angka, ini harus diteliti lagi masalahnya,” tegas Mahfud.

Baca Juga: Kode Redeem Mobile Legends Hari Ini 2 Oktober 2025, Klaim Skin Gratis dan Fragment

Kasus keracunan massal di DIY sendiri sudah terjadi berulang kali selama Juli hingga Agustus 2025 dengan total hampir 1.000 siswa terdampak.

Adapun di Kulon Progo pada 30 Juli 2025, sebanyak 497 siswa dari dua SD dan dua SMP alami muntah, diare, dan sakit perut. Satu siswa dirawat inap di RSUD Wates.

Sementara itu di Sleman pada 13 Agustus 2025, sebanyak 379 siswa dari empat SMP di Kapanewon Mlati keracunan usai menyantap rawon MBG. Hasil lab menunjukkan kontaminasi bakteri E. coli, Clostridium, dan Staphylococcus yang menyebabkan sebanyak 18 siswa dirawat inap.

Tak hanya itu, di Sleman pada 27 Agustus 2025, tercatat 137 siswa SMPN 3 Berbah bersama beberapa guru alami gejala serupa. Dua siswa dirujuk ke puskesmas, namun tidak ada yang dirawat inap.

Hasil uji laboratorium menyimpulkan adanya kontaminasi bakteri pada makanan, muntahan, dan feses siswa. Faktor penyebab diduga berasal dari pengelolaan makanan yang tidak higienis, penyimpanan terlalu lama, serta distribusi yang tidak sesuai standar.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengakui katering MBG menghadapi beban kerja berlebihan. Dapur harus memasak sejak dini hari, sehingga makanan basi ketika dikonsumsi di pagi hari. Ia menegaskan perlunya penambahan tenaga masak dan pengawasan lebih ketat.

Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana berjanji memperbaiki tata kelola dapur MBG dan meningkatkan pengawasan operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Melihat hal ini, para warganet pun ramai memberikan kritik. Publik berharap agar pemerintah tidak menutup mata dengan banyaknya kejadian keracunan yang kian bertambah.

"Ya kali MBG kebersihannya kalah sama bakul jajan depan sekolah misal ada yang salah cuma sakit perut dan diare?" tulis @perdantiy*****

"MBGnya kalau bisa diurus ke kantin sekolah masing-masing saja, jadi mudah dipantau," imbuh @lina.thes******.

"Makanya jangan bebal sama kritik. Kita tuh bukan mau nyetop MBGnya, tapi perantara-perantaranya yang nggak beres. Mendingan salurin dananya ke kantin masing-msing sekolah. Biar dikelola sendiri, udah pasti masakannya fresh karena porsinya lebih sedikit yang dimasak. Menu juga bisa diatur sendiri oleh sekolah masing-masing, pun jika ada anak yang alergi dsb-nya lebih mudah mengontrolnya," timpal @tyaraa*****.

"Cuma nol koma sekian kata si bos gede, tapi mikir nggak tuh nyawa rakyatnya? Bener-bener nggak punya empati sama sekali, nggak ada bedanya sama pembantu-pembantunya yang ngaku-ngaku wakil rakyat. Kalau pidato gebrak-gebrak podium katanya jangan sengsarakan rakyat bla bla bla. Ternyata realitan cuma omon-omon belaka," komentar @rui*****.

Kasus keracunan massal MBG di Yogyakarta tidak hanya menimbulkan korban dalam jumlah besar, tetapi juga menyentuh keluarga tokoh nasional seperti Mahfud MD. Hal ini semakin menegaskan bahwa evaluasi mendalam terhadap program MBG mutlak dilakukan agar insiden serupa tidak kembali terulang.

Kontributor: Ellyca Susetyo
×
Zoomed
Berita Terkait Berita Terkini

Cara mudah membuat barcode Pertamina....

internet | 19:55 WIB

Cara mudah membuat grafik di Microsoft Excel....

internet | 19:46 WIB

Cara untuk berhenti langganan Google Play dengan aman dan mudah....

internet | 19:14 WIB

Cara mudah mengetik dengan suara di Microsoft Word....

internet | 18:45 WIB

Cara mudah membuat daftar hadir di Microsoft Word....

internet | 18:00 WIB