Ahli Gizi Program MBG Mengundurkan Diri, Ngeluh Menu Sering Diganti dan Beban Kerja Tak Masuk Akal

Curhatan seorang ahli gizi di program MBG yang mengeluh soal beban kerja hingga akhir memutuskan mengundurkan diri.

Lintang Siltya Utami

Posted: Selasa, 30 September 2025 | 11:52 WIB
Ilustrasi menu program makan bergizi gratis alias MBG. (ist)

Ilustrasi menu program makan bergizi gratis alias MBG. (ist)

Hitekno.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas untuk anak-anak sekolah kembali menuai sorotan. Bukan hanya soal distribusi makanan, tapi juga dari sisi internal, khususnya peran seorang ahli gizi yang ternyata menghadapi beban kerja cukup berat. Sebagaimana diketahui, program MBG yang dimulai sejak awal Januari 2025 hingga kini menjadi atensi publik.

Terbaru, seorang netizen yang mengaku ahli gizi di program MBG membagikan curahan hatinya melalui media sosial. Dalam unggahannya, ia menuturkan betapa kompleks tanggung jawab yang harus dipikul. Mulai dari urusan administrasi, menyusun menu sehat, hingga ikut mengawasi dapur besar sejak dini hari.

Dalam unggahan yang dibagikan ulang di akun @bushcoo pada Senin (29/9/2025), sang ahli gizi tersebut menyebut bahwa ia bahkan ikut dalam proses penerimaan bahan pangan bersama akuntan. Tidak berhenti di situ, ia juga turut membuat purchase order (PO) untuk kebutuhan dapur. Padahal, seharusnya tugas inti ahli gizi adalah memastikan kualitas dan keseimbangan nutrisi makanan yang dikonsumsi anak-anak penerima manfaat.

Yang paling disoroti adalah ketika ia diminta membuat siklus menu sehat. Namun, rencana menu yang susah payah dibuatnya tiba-tiba diganti begitu saja dan tidak diterapkan. Padahal menu itu disusun berdasarkan standar gizi anak sekolah.

"Bikin siklus menu 10 hari walaupun ujung-ujungnya suka nggak kepake karena diganti-ganti sama atasan," curhatnya.

Tak hanya berkutat di balik meja, sang ahli gizi juga turun langsung ke dapur untuk mengawasi produksi makanan. Ia bahkan harus ikut memantau tim pemorsian sejak pukul 02.00 dini hari sampai 09.00 pagi di dapur. Ketika tidak berada di dapur pun, ia masih dituntut memantau jalannya proses lewat CCTV.

"Mantau dan ikut bantu tim pemorsian dari jam 2 sampai jam 9 pagi (jangan ditinggal tidur ya nanti dianggap nggak becus)," tambahnya.

Permasalahan distribusi juga menjadi sorotan utama. Menurutnya, memasak untuk 3.500 porsi membutuhkan bahan makanan dalam jumlah besar. Sehingga mustahil selesai jika dimulai dari jam 2 pagi. Karena mulai dimasak lebih awal agar siap dibagikan di pagi hari, makanan ini sering kali sampai ke sekolah dalam keadaan dingin karena sudah melewati dua jam sejak selesai dimasak.

Ia menambahkan bahwa pemerintah sudah selayaknya mengkaji ulang program Makan Bergizi Gratis.

"Yang dimasak untuk 3.500 porsi kan ratusan kg, nggak akan cukup waktunya kalau baru mulai masak jam 2. Makanya program perlu evaluasi besar-besaran, penerima manfaat untk satu dapur itu terlalu banyak sehingga proses pendistribusiannya jadi nggakk maksimal. Makanan diterima dalam keadaan dingin karena sudah lebih dari dua jam dimasak. Akhirnya bakteri mudah masuk, terlebih tidak ada pemanas di mobil pengantaran, sehingga memungkinkan banyaknya terjadi keracunan," jelasnya.

Baca Juga: Link DANA Kaget 30 September 2025 Dirilis, Ini Kesempatan Terakhir Raih Cuan Bulan Ini!

Dalam komentarnya, ia juga menambahkan bahwa permasalahan gaji yang dibayarkan dalam satu waktu. Tak hanya itu, beban fisik dan mental pun menjadi kendala baginya.

"Karena gaji dirapel, tapi lebih ke nggak kuat fisik sama mental aku, soalnya nggak bisa istirahat. Kalau nggak kelihatan di dapur sebentar aja kena tegur, masalah apa-apa larinya ke aku semua, dimaki-maki udah jadi makanan tiap hari. Tekananya besar, beban kerja nggak masuk akal, tanggung jawab besar, risiko tinggi," lanjutnya.

Oleh karena itu, ia pun memilih untuk mengundurkan diri pada 13 September 2025. Namun kepada atasannya, ia berjanji akan memastikan seluruh tanggung jawab pekerjaannya diselesaikan dengan baik sebelum pergi.

Keluhan ahli gizi di progra MBG yang viral ini pun mengundang reaksi netizen.

“Oh suka diganti ganti atasan toh,” tulis @lovi****.

"3500 porsi satu dapur. Ya Allah, hajatan aja nggak sampe segitu porsinya. Pusing banget, harusnya dibagi jadi 7 dapur atau 10 dapur, biar fresh makanannya atau nggak kerja sama dengan resto atau warteg yang makanannya bersih. Udah banyak yang keracunan ini ya ampun, nyawa anak bukan mainan. Tolong solusinya gimana pemerintah," komentar @nil***_******.

"Satu dapur satu sekolah paling efektif nggak sih,” tambah @arf****.

"Apakah mereka peduli? Sejauh ini tidak, melirik pun tak sudi," timpal @rheo****.

"Kalau ada yang keracunan, ahli gizi benerannya yang disalahkan. Alasannya masih newbie. Sedangkan bos-bosnya yang nggak kompeten itu sibuk press release dengan statement denialnya mulu," sahut @anti***********

Curhatan ahli gizi ini menunjukkan betapa peliknya pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis. Sehingga evaluasi menyeluruh dinilai sangat penting untuk segara dilakukan.

Kontributor: Ellyca Susetyo
×
Zoomed
Berita Terkait Berita Terkini

Cara mudah untuk membuat Google Form di HP....

internet | 10:00 WIB

Ingin transfer data secepat AirDrop di Android? Ini 6 aplikasi alternatif terbaik 2025. Dari Snapdrop yang super simpel ...

internet | 08:55 WIB

Ingin buka WhatsApp Web di HP android atau iPhone? Ikuti cara mudah dalam 1 menit berikut agar bisa pakai dua akun Whats...

internet | 15:11 WIB

Ingin HP Oppo bebas iklan? Simak panduan menghapus iklan dari aplikasi, browser, dan layar kunci agar pengalaman scrolli...

internet | 14:38 WIB

Cari tahu cara menggunakan Gemini AI di HP tanpa laptop. Panduan lengkap untuk Android dan iPhone dengan tips privasi da...

internet | 14:08 WIB