Kolase foto Jokowi dan Dokter Tifa. (Tangkapan layar/ist)
Hitekno.com - Tifauzia Tyassuma alias dokter Tifa beserta Rismon Sianipar dan Roy Suryo tampaknya masih belum menyerah perihal dugaan ijazah palsu milik mantan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi. Kali ini, dokter Tifa dan kawan-kawan datang ke Universitas Gadjah Mada (UGM) dan meminta Rektor UGM, Ova Emilia, untuk memperlihatkan salinan ijazah Sarjana Muda milik Jokowi.
Hal itu ia umumkan melalui cuitan di akun X resmi miliknya @DokterTifa pada 12 September 2025. Dokter Tifa mengaku bahwa pihaknya melayangkan surat kepada pihak UGM.
Bukan tanpa sebab, pasalnya Rektor UGM sebelumnya pernah menyebutkan bahwa Jokowi diterima sebagai mahasiswa UGM melalui jalur Sarjana Muda, bukan Sarjana biasa.
"RRT (Rismon-Roy-Tifa) dan Tim Pembela Penegak Keadilan geruduk UGM lagi! Kali ini kami bersurat kepada Rektor UGM dan PPID untuk meminta ijazah Sarjana Muda dari saudara Joko Widodo. Yang menurut pernyataan pers yang disampaikan oleh rektor tanggal 24 Agustus 2025, bahwa Joko Widodo ternyata masuk UGM melalui jalur Sarjana Muda, bukan Sarjana," tulis dokter Tifa.
Jika memang benar demikian, maka Jokowi seharusnya mengantongi ijazah Sarjana Muda, sebelum dapat melanjutkan ke level Sarjana.
Tak hanya itu, dokter Tifa menyinggung kejanggalan dokumen yang diperlihatkan oleh Bareskrim Polri dalam kasus dugaan ijazah palsu milik Jokowi ini.
"Artinya apa, artinya Joko Widodo harus punya ijazah Sarjana Muda, sebelum dia melanjutkan perkuliahannya ke level Sarjana. Artinya lagi apa, artinya ada dokumen palsu yang disampaikan Bareskrim pada konpers 22 Mei 2025, yaitu potongan koran Kedaulatan Rakyat tanggal 18 Juli 1980, yang didaftar calon mahasiswa yang diterima Fakultas Kehutanan UGM melalui jalur PP-1 tercantum nama Joko Widodo di urutan nomor 14!" tambahnya.
Keanehan yang dimaksud oleh dokter Tifa adalah jika pernyataan yang disampaikan Rektor UGM benar bahwa Jokowi diterima sebagai Sarjana Muda, maka seharusnya namanya tidak tertera di koran tersebut.
"Jika Joko Widodo, seperti penuturan Rektor UGM ternyata memulai perkuliahannya di jalur Sarjana Muda, berarti namanya tidak akan ada di pengumuman koran tersebut. Inilah morat-maritnya dan semrawutnya data dan dokumen perkuliahan Joko Widodo di UGM!" sambung dokter Tifa lagi.
Hal itulah yang membuat dokter Tifa dan kawan-kawan kembali mendatangi UGM guna meminta salinan dokumen valid yang dapat membuktikan pernyataan Rektor UGM perihal pendidikan Jokowi di universitas tersebut.
Baca Juga: 80 HP Xiaomi yang Saat Ini Sedang Menguji Pembaruan HyperOS 3
"Maka kami datang lagi ke Gedung Rektorat UGM, untuk meminta seperangkat salinan dokumen yang membuktikan bahwa Joko Widodo benar menempuh pendidikannya di UGM melalui jalur Sarjana Muda. Kami meminta salinan ijazah Sarjana Muda, KRS, KHS, registrasi, pembayaran, absensi, dna bukti Tugas Akhir Sarjana Muda yang wajib ditempuh oleh Joko Widodo, sebelum dia melanjutkan program Sarjananya," jelas dokter Tifa.
Pada akhir cuitannya, dokter Tifa juga menceritakan respons staf rektorat yang jauh lebih ramah jika dibandingkan kedatangannya sebelumnya.
"Berlawanan dengan kunjungan kami sebelumnya di tanggal 19 Agustus 2025, di mana jajaran keamanan dan staf Rektorat UGM sangat tidak bersahabat dan defensif, maka kunjungan kami kali ini, tanggal 11 September 2025, staf keamanan dan staf Rektorat jauh lebih ramah, bahkan berebutan minta foto! Mungkin karena pesona kumis dan ketawa khasnya Mas Roy Suryo," pungkasnya.
Dalam cuitan yang sama, dokter Tifa juga melampirkan tautan video YouTube yang merekam kedatangannya ke UGM kali ini. Video itu sendiri tayang di kanal Refly Harun dengan judul "Tiba-tiba RRT Gruduk UGM! Desak Kampus 'Serahkan' Ijazah Sarjana Muda JKW! Ova Emilia Ketakutan?!".
Unggahan yang kini disukai sebanyak lebih dari 1.200 kali itu pun menuai beragam komentar dari warganet. Beberapa warganet meminta agar Ova Emilia memberikan klarifikasi terkait pernyataannya yang tak sejalan dengan dokumen Bareskrim Polri.
"Ova Emiliaharus diklarifikasi tuh, sekelas rektor bicara pada masyarakat tanpa bukti," komentar @alwi********
"Sebaiknya UGM terbuka saja demi kredibilitasnya. Sayang sekali jika hanya untuk satu orang kemudian mempertaruhkan segalanya," tulis @sao****
"Nanti pasti alasannya sudah hilang karena sudah puluhan tahun," sambung @redmi**********
"Berarti Bareskrim dan rektornya pun berbohong. Astaga, mau berbohong pun mereka kurang rapi dan malah terjebak kebohongan sendiri," timpal @wong******