Dibanding Facebook Messenger, Pakar Keamanan Sebut WhatsApp Lebih Aman

Facebook Messenger mendapatkan kecaman soal keamanan data pribadi.

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 20 Januari 2021 | 09:00 WIB
Ilustrasi WhatsApp. (Pixabay/arivera)

Ilustrasi WhatsApp. (Pixabay/arivera)

Hitekno.com - WhatsApp saat ini tengah disorot soal kebijakan privasi yang dianggap membahayakan pada data pribadi pengguna. Terlebih mengizinkan Facebook untuk mengaksesnya.

Dari persoalan tersebut pula, keamanan WhatsApp jadi sorotan terutama pada hal data pribadi. Terlebih induk persuahaanya, Facebook kerap tersandung masalah.

Facebook Messenger, misalnya, mendapat kecaman dalam beberapa pekan terakhir karena sikapnya yang lemah terhadap privasi pengguna.

Baca Juga: Mantan Bos Bongkar Rahasia Besar WhatsApp

Aplikasi obrolan, yang memiliki 1,3 miliar pengguna di seluruh dunia, melacak lokasi tepat Anda, membaca pesan pribadi, dan memindai aplikasi kalender Anda.

Persyaratan privasi aplikasi yang bermasalah, disorot oleh pakar keamanan dunia maya Zak Doffman dalam sebuah artikel Forbes, dikutip The Sun, Selasa (19/1/2021).

Dia menggambarkan, pengumpulan data Messenger sebagai "jauh lebih mengkhawatirkan" daripada WhatsApp.

Baca Juga: Bikin Penggunanya Heboh, WhatsApp Tunda Kebijakan Privasi Baru

WhatsApp menjadi sasaran badai media sosial minggu lalu atas rencana perubahan yang diberlakukan pada persyaratan layanannya, memungkinkannya berbagi lebih banyak data pengguna dengan Facebook.

Data yang dilacak aplikasi. [The Sun/Apple]
Data yang dilacak aplikasi. [The Sun/Apple]

Beberapa penggemar menyatakan kekhawatiran bahwa pesan mereka akan diintai oleh raksasa media sosial itu, meskipun WhatsApp dengan keras membantah tuduhan tersebut.

"Bencana WhatsApp telah mengalihkan perhatian dari betapa buruknya invasi Messenger terhadap privasi Anda. Tidak ada pembenaran untuk itu," tulis Doffman.

Menurutnya, kita semua tahu Facebook mencari nafkah dari data kita tapi memang perlu ada batasan.

Facebook, misalnya, secara terbuka mengaku membaca teks pribadi yang dikirim melalui Messenger dan menggunakan kontennya untuk menargetkan iklan dengan lebih baik kepada pengguna.

Aplikasi ini mengunduh lampiran file yang dikirim antara pengirim teks ke servernya sendiri, serta tautan ke berbagi file dan situs web.

Data lokasi, kontak Anda, riwayat pembelian, riwayat pencarian, riwayat penelusuran, dan banyak lagi juga dikumpulkan oleh aplikasi.

Doffman, yang merupakan pendiri dan CEO perusahaan teknologi pengawasan Inggris, Digital Barriers, menyoroti bahwa WhatsApp melindungi pesan yang dikirim melalui layanannya dengan enkripsi ujung ke ujung.

Ini berarti, tidak ada orang, termasuk WhatsApp dan Facebook, yang dapat membaca teks selain pengirim dan penerima.

Sementara Messenger menawarkan enkripsi sebagai bagian dari alat "percakapan rahasia", ini hanya didukung dalam obrolan antara dua orang.

Ilustrasi penggunaan WhatsApp. [Shutterstock]
Ilustrasi penggunaan WhatsApp. [Shutterstock]

"Kurangnya enkripsi ujung-ke-ujung inilah yang membuat Messenger menjadi pilihan bagi saya. Ini harus menjadi default untuk semua platform perpesanan yang Anda gunakan," tulis Doffman.

Apple bulan lalu menjadi sorotan. Pembuat iPhone memperkenalkan label privasi baru untuk setiap aplikasi di App Store pada 14 Desember untuk meningkatkan transparansi seputar pengumpulan data.

Label muncul di halaman produk aplikasi, termasuk perangkat lunak Apple sendiri, memberikan ringkasan singkat tentang praktik data aplikasi kepada pengguna.

Mereka yang ditampar ke WhatsApp dan Messenger mengungkapkan daftar panjang data yang dilacak oleh aplikasi. Tangkapan layar dari mereka dengan cepat menjadi viral di Twitter.

Sebaliknya, layanan perpesanan Apple sendiri, iMessage, hanya meminta alamat email, nomor telepon, dan ID perangkat Anda, menurut Apple.

Doffman merekomendasikan siapa pun yang mengirim teks melalui Messenger atau Instagram, yang menurutnya "bahkan lebih buruk" untuk privasi Anda, beralih ke layanan terenkripsi, seperti WhatsApp.

Dia menambahkan bahwa mereka yang menginginkan opsi yang lebih aman harus memilih aplikasi pesan yang berfokus pada privasi, Signal, yang telah melihat lonjakan unduhan setelah kesalahan WhatsApp baru-baru ini.

"Dengan WhatsApp dan Signal yang berjalan secara paralel, Anda baik-baik saja dari perspektif keamanan dan privasi. Pada akhirnya, Anda akan menggunakan Signal sebagai default saat kontak ada, tetapi Anda kemungkinan akan tetap menggunakan WhatsApp saat tidak ada," beber Doffman.

Itulah penjelasan parak keamanan yang menyebut WhatsApp lebih aman dibandingkan dengan Facebook Messenger. (Suara.com/ Dythia Novianty).

Berita Terkait
Berita Terkini

Nah, kalau kamu belum pernah coba atau sedang menunggu rezeki dadakan, beberapa link Dana Kaget di bawah ini bisa kamu k...

internet | 18:52 WIB

Berikut ini beberapa tautan Dana Kaget yang saat ini sedang aktif dan bisa kamu klaim sekarang juga....

internet | 18:42 WIB

Sekarang saat yang tepat! Kamu bisa langsung mencoba klaim Dana Kaget yang sedang dibagikan hari ini melalui link di baw...

internet | 18:33 WIB

Buat kamu yang sudah tak sabar ingin mencoba keberuntungan, berikut ini beberapa tautan Dana Kaget yang bisa langsung ka...

internet | 18:25 WIB

Timothy Ronald merupakan pengusaha muda sekaligus infuencer asal Indonesia yang dikenal luas dalam bidang digital dan in...

internet | 15:12 WIB