Ilustrasi HP Xiaomi. [Unsplash/Đức Trịnh]
Hitekno.com - HyperOS 3.1 akhirnya membawa pembaruan penting yang telah lama dinantikan pengguna Xiaomi, yaitu hadirnya tampilan menu aplikasi dengan gaya serupa sistem iOS milik Apple. Inovasi ini menunjukkan bahwa Xiaomi terus berupaya memperkaya pengalaman antarmuka pada sistem operasinya sendiri, HyperOS 3, yang berfungsi sebagai pondasi terpadu untuk berbagai perangkat dalam ekosistem mereka.
Pengumuman mengenai pembaruan ini disampaikan langsung oleh Zhang Guoquan, selaku Direktur Perangkat Lunak Seluler Xiaomi, yang mengonfirmasi bahwa perusahaan tengah bersiap untuk melakukan uji internal terhadap fitur antarmuka latar belakang bertumpuk (stacked background interface) pada Desember mendatang.
Menurut Zhang, fitur tersebut merupakan langkah besar untuk meningkatkan kemampuan multitasking di ponsel Xiaomi, memungkinkan pengguna untuk beralih antar aplikasi dengan lebih cepat, efisien, dan visual yang lebih halus.
Dilansir dari Xiaomi Time pada Minggu (26/10/2025), ia menegaskan bahwa tujuan utama dari pengembangan ini adalah memberikan pengalaman pengguna yang lebih alami dan intuitif, selaras dengan visi HyperOS sebagai sistem operasi pintar yang menghubungkan seluruh perangkat Xiaomi dalam satu ekosistem terpadu.
Konfirmasi tersebut muncul setelah Zhang menanggapi komentar salah satu pengguna di platform media sosial China, Weibo. Pengguna tersebut menyarankan agar Xiaomi menambahkan fitur antarmuka bertumpuk untuk memaksimalkan layar ponsel modern yang kini semakin besar.
Zhang membalas dengan mengatakan pihaknya tengah mengerjakan hal tersebut sembari menambahkan bahwa versi demo awal fitur tersebut sudah selesai namun masih dalam tahap penyempurnaan dan optimasi kode. Ia juga menyebutkan bahwa proses pengujian internal akan dimulai pada bulan Desember, menunjukkan bahwa fitur ini sudah berada dalam tahap pengembangan lanjutan.
Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan antarmuka latar belakang bertumpuk? Secara sederhana, ini adalah tampilan multitasking di mana aplikasi yang sedang aktif ditampilkan dalam bentuk kartu-kartu yang saling bertumpuk, menyerupai tumpukan lembaran.
Setiap kartu mewakili satu aplikasi, dan pengguna dapat dengan mudah menggeser ke kiri atau kanan untuk berpindah antar aplikasi, atau menggeser ke atas untuk menutupnya. Desain ini tidak hanya memberikan pengalaman visual yang menarik, tetapi juga memudahkan navigasi multitugas tanpa membuat layar terasa penuh.
Konsep serupa sebelumnya pernah digunakan dalam sistem operasi webOS pada 2009, kemudian diadopsi oleh Apple melalui pembaruan iOS 9, dan kini dihidupkan kembali dengan sentuhan modern oleh Xiaomi.
![Tampilan menu aplikasi terbaru bergaya iOS di perangkat Xiaomi. [Xiaomitime]](https://media.hitekno.com/thumbs/2025/10/26/42499-tampilan-menu-aplikasi-terbaru-bergaya-ios-di-perangkat-xiaomi/730x480-img-42499-tampilan-menu-aplikasi-terbaru-bergaya-ios-di-perangkat-xiaomi.jpg)
Salah satu keunggulan utama desain bertumpuk ini adalah efisiensi penggunaan ruang layar. Dengan struktur spasial yang lebih interaktif, pengguna dapat melihat banyak aplikasi secara bersamaan tanpa kehilangan konteks visual. Ini sangat bermanfaat bagi perangkat dengan layar besar seperti Xiaomi 15 Pro atau Xiaomi Pad 7, yang dirancang untuk mendukung produktivitas tinggi dan multitasking berat.
Baca Juga: WhatsApp Hadirkan Fitur Baru untuk Pengelolaan Penyimpanan Langsung di Dalam Obrolan
Secara historis, konsep multitasking bertumpuk pertama kali dikembangkan oleh Palm melalui sistem operasi webOS, yang diperkenalkan bersama ponsel Palm Pre. Saat itu, webOS membawa banyak inovasi yang kini menjadi standar industri, seperti pengisian daya nirkabel dan navigasi berbasis gestur. Beberapa tahun kemudian, Apple mengambil inspirasi dari pendekatan ini dan menyempurnakannya dalam iOS 9, menjadikan tampilan multitugas berbasis kartu lebih umum digunakan di kalangan pengguna smartphone.
Kini, Xiaomi tampaknya mengambil langkah serupa, tetapi dengan pendekatan yang lebih maju. Melalui HyperOS, perusahaan ini menggabungkan ide klasik dengan teknologi mutakhir, menghadirkan animasi yang lebih halus, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk prediksi penggunaan aplikasi, serta optimalisasi performa agar pengalaman multitasking tetap cepat dan ringan.
Pendekatan ini mencerminkan strategi Xiaomi untuk tidak sekadar meniru, tetapi juga mengadaptasi dan menyempurnakan konsep desain agar sesuai dengan kebutuhan pengguna modern.
Dari segi implementasi, fitur antarmuka bertumpuk ini diperkirakan akan menjadi bagian dari pembaruan HyperOS versi 2025, kemungkinan hadir setelah perilisan HyperOS 3.1. Setelah tahap uji internal selesai dan pengujian publik dimulai, pengguna diharapkan dapat menikmati peningkatan signifikan dalam hal responsivitas sistem, kelancaran animasi, serta efisiensi ruang layar saat menjalankan banyak aplikasi sekaligus.
Secara keseluruhan, pembaruan ini menandakan bahwa Xiaomi terus berkomitmen mengembangkan HyperOS sebagai sistem operasi lintas perangkat yang cerdas, terhubung, dan mampu memberikan pengalaman pengguna yang konsisten di berbagai produk, mulai dari smartphone, tablet, hingga perangkat rumah pintar.
Inisiatif ini juga sejalan dengan visi besar Xiaomi melalui konsep Xiaomi HyperConnect, yakni membangun ekosistem yang tidak hanya saling terhubung, tetapi juga saling melengkapi dalam kehidupan digital pengguna.
Dengan hadirnya fitur antarmuka bertumpuk di HyperOS, Xiaomi tampaknya ingin menunjukkan bahwa inovasi bukan hanya soal menambahkan fitur baru, tetapi juga tentang menghadirkan kembali ide-ide lama dengan cara yang lebih relevan, cerdas, dan indah secara visual. Ini bukan sekadar pembaruan tampilan, melainkan langkah nyata menuju pengalaman multitasking yang lebih manusiawi dan efisien di masa depan.