Satelit Nano Pertama Indonesia Behasil Mengangkasa, untuk Apa?

Keberhasilan satelit nanno SS-1 ini ditargetkan dapat meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan satelit komunikasi di Indonesia.

Agung Pratnyawan
Senin, 09 Januari 2023 | 15:03 WIB
Satelit Nano SS-1. (Orari)

Satelit Nano SS-1. (Orari)

Hitekno.com - Satelit nano pertama Indonesia, Surya Satelit-1 atau SS-1 telah berhasil mencapai orbit luar angkasa dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan akan menjalani tugasnya.

Kesuksesan SS-1 yang pengembangannya didukung penuh PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) ini akan menjadi sejarah bai industri satelit nasional.

Pasalnya SS-1 merupakan satelit nano pertama buatan anak muda Indonesia di dalam negeri yang berhasil mengangkasa ke linkagaran orbit.

Baca Juga: Satelit NASA Akan Jatuh Ke Bumi, Setelah 38 Tahun Beroperasi

Keberhasilan satelit nanno SS-1 ini ditargetkan dapat meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan satelit komunikasi di Indonesia.

Potensi itu karena SS-1 dapat diakses secara umum untuk kepentingan yang bersifat non komersial dan pengembangan ilmu pengetahuan keantariksaan yang lebih inklusif.

Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso mengatakan, kesuksesan SS-1 ini bisa menjadi titik balik dalam pengembangan industri satelit nasional.

Baca Juga: Susul Apple, Chipset Qualcom Ini Mungkinkan Ponsel untuk Komunikasi Dua Arah Via Satelit

Harapannya, Indonesia bisa semakin mengurangi ketergantungan pengembangan teknologi satelit dengan negara lain.

"Kami mendukung penuh pengembangan satelit nano SS-1 ini karena bisa menjadi proyek percontohan dalam mendorong kemandirian industri satelit nasional, demi meningkatkan infrastruktur strategis berbasis satelit yang lebih canggih dan efisien di Indonesia," ujarnya di Jakarta, Minggu (8/1/2022).

Tim pengembang Satelit Nano SS-1. (BRIN)
Tim pengembang Satelit Nano SS-1. (BRIN)

Menurut dia, PSN memiliki visi agar teknologi satelit ini menjadi lebih inklusif dan bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat.

Baca Juga: Satelit di Saturnus Ini Diduga Kuat Punya Kehidupan

Pelepasan satelit SS-1 ke orbit luar angkasa ini menjadi tahap akhir dari proses peluncuran satelit yang sebelumnya telah diluncurkan bersama misi Commercial Resupply Services yang ke-26 (CRS-26), yang dilakukan pada November 2022 lalu menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX di Florida, Amerika Serikat.

Satelit SS-1 ini akan menempati titik orbit 380-420 km dengan inklinasi 51.6 derajat.

Satelit Nano Open Source

Satelit SS-1 ini rencananya akan menjadi satelit open source dan bisa diakses secara umum.

Tujuannya adalah untuk mempelajari perilaku komunikasi dengan memanfaatkan frekuensi yang dikirimkan melalui satelit.

Dengan dibukanya akses frekuensi ini, SS-1 ini bisa menjadi learning point bagi seluruh pemangku kepentingan satelit di Indonesia.

Satelit Nano SS-1. (Orari)
Satelit Nano SS-1. (Orari)

Ketua Tim Pengembangan SS-1 Setra Yoman Prahyang mengatakan, keberhasilan peluncuran satelit nano ini memungkinkan peningkatan kemampuan komunikasi pesan teks secara real-time melalui frekuensi radio.

Selain itu, Berhasilnya pembangunan satelit ini juga bisa menjadi benchmark bagi misi satelit Indonesia lain di Indonesia, sehingga lebih banyak misi inovatif lain yang bisa dikembangkan generasi muda Indonesia berikutnya.

"Target utama pengembangan Satelit SS-1 ini adalah untuk penelitian dan pengembangan, sehingga satelit bisa diakses secara bebas oleh masyarakat," kata Setra.

Pihaknya meyakini, keterbukaan akses SS-1 ini merupakan bagian dari semangat kolaborasi dalam pengembangan dan pemanfaatan industri di Indonesia.

"Karena itu, SS-1 tidak difokuskan untuk aktivitas komersial dan fokus pada aspek ilmu pengetahuan," ujar dia.

Setelah satelit SS-1 ini berhasil memancarkan sinyal pertama, maka ini menjadi bukti bahwa satelit berfungsi secara normal.

SS-1 akan memasuki fase Commissioning untuk memastikan seluruh perangkat satelit dalam keadaan prima dan layak fungsi.

Seluruh komponen satelit juga dipastikan dalam kondisi optimal dan tidak terdapat kondisi anomali yang berpotensi mengganggu operasional.

Itulah kabar terkini dari kesuksesan satelit nano SS-1 milik Indonesia yang berhasil emngangkasa dan akan menjalani tugasnya. (Suara.com/ Achmad Fauzi)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak