Hitekno.com - SpaceX telah mengakuisisi Swarm Technologies, perusahaan startup penyedia data satelit kecil. Akuisisi ini dalam rangka memperluas dan meningkatkan jaringan Starlink.
Perusahaan startup ini memiliki 30 karyawan dan jaringannya yang terdiri dari 120 satelit kecil.
Baca Juga
Deretan Fitur Infinix Note 12 VIP, Bawa Layar 120 Hz dan Hyper Charge 120 W
PBESI Sambut Timnas Free Fire Indonesia Usai Raih Emas dan Perak di SEA Games Vietnam
Genshin Impact Jadi Game Mobile Gacha Terlaris Q1 2022, Segini Pendapatannya
Fall Guys Jadi Game Gratis, Siap ke Xbox dan Switch Sebentar Lagi
Kontrak Sudah Selesai, Najel Mikasa Makin Dekat ke GPX?
Kesepakatan yang dicapai bulan lalu itu sangat langka bagi SpaceX, yang biasanya memproduksi perangkat keras roket dan satelitnya sendiri atau menyewa subkontraktor.
Swarm mengungkapkan rencana akuisisi dalam pengajuan 6 Agustus dengan Komisi Komunikasi Federal yang meminta persetujuan untuk mengalihkan kepemilikan satelit dan lisensi antena ke SpaceX.
Pengarsipan menyebutkan bahwa perjanjian merger, di mana Swarm akan menjadi anak perusahaan SpaceX langsung dan sepenuhnya dimiliki, telah ditandatangani pada 16 Juli.
Akuisisi Swarm menandai manuver bisnis yang langka untuk perusahaan swasta milik Elon Musk itu. Tampaknya, Musk berharap dapat terjun ke dunia elektronik konsumen dan memperluas jaringan Starlink.
Namun, tidak jelas peluang spesifik apa yang dilihat SpaceX pada Swarm untuk menguntungkan jaringan broadband Starlink.
![Logo SpaceX. [Shutterstock]](https://s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/media.suara.com/pictures/653x366/2018/09/14/40172-spacex.jpg)
Saat ini, juru bicara Swarm menolak mengomentari kesepakatan tersebut, sementara SpaceX tidak membalas permintaan komentar.
"Akuisisi ini akan memperkuat kemampuan perusahaan gabungan untuk menyediakan layanan satelit inovatif yang menjangkau bagian dunia yang tidak terlayani," tulis Swarm, dikutip dari The Verge, Selasa (10/8/2021).
Swarm yang didirikan pada 2016 menawarkan layanan data bandwidth sangat rendah menggunakan satelit SpaceBEE yang terhubung dengan antena konsumen di darat yang disebut "Tiles".
Dari 150 satelit yang direncanakan, 120 di antaranya sudah berada di orbit dan Tiles dapat dipasang sebagai chip di dalamnya.
Dengan GPS bawaan, perangkat dengan Tiles terpasang dapat dilacak, menyampaikan data sensor, atau melakukan apa pun yang diprogram pelanggan.
Sementara itu, program Starlink SpaceX yang jauh berbeda, memiliki tujuan untuk memancarkan internet broadband ke daerah pedesaan yang tidak dicapai oleh jaringan.
Perusahaan tersebut telah memiliki lebih dari 1.700 tahap awal dari 4.409 satelit di orbit rendah Bumi dengan hampir 100.000 pengguna beta.
Proyek SpaceX ini bersaing juga dengan OneWeb yang didukung pemerintah Inggris dan jaringan Kuiper milik Amazon.
Akankah dengan akuisisi perusahaan startup Swarm Technologies, akan memperkuat jaringan Starlink milik SpaceX nantinya? (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).