NISAR, Satelit NASA untuk Melacak Bencana dan Perubahan Iklim Bumi

NISAR memiliki desain unik yang tidak dimiliki satelit kebanyakan.

Agung Pratnyawan
Kamis, 01 April 2021 | 08:00 WIB
Satelit NASA, NISAR. (NASA)

Satelit NASA, NISAR. (NASA)

Hitekno.com - Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA telah menyiapkan satelit khusus yang dinamakan NISAR. Yakni perangkat yang disiapkan untuk melacak adanya bencana hingga perubahan iklim Bumi.

Satelit NASA ini dilaporkan akan memiliki ukuran sebesar mobil SUV saja. Namun memeliki antena reflektor yang cukup besar.

NASA telah merancang satelit barunya ini untuk melihat potensi bencana alam dan pengaruh perubahan iklim.

Baca Juga: Tingkatkan Kecepatan Internet Starlink, Elon Musk Akan Terus Tambah Satelit

Satelit ini seperti mengukur bagaimana pencairan es di daratan akan memengaruhi kenaikan permukaan laut.

Disebut NISAR, ini merupakan misi kolaborasi dengan Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO).

NISAR akan melihat tanda-tanda peringatan letusan gunung berapi yang akan segera terjadi, membantu memantau pasokan air tanah, hingga mengamati pergeseran distribusi vegetasi di seluruh dunia.

Baca Juga: Satelit Telkom-3 Jatuh ke Bumi, di Mana Lokasinya?

Memantau jenis perubahan seperti ini di permukaan Bumi hampir di seluruh dunia belum pernah dilakukan sebelumnya dalam resolusi tinggi yang akan dihasilkan NISAR.

Satelit NASA, NISAR. [NASA]
Satelit NASA, NISAR. [NASA]

NISAR akan menggunakan dua jenis radar apertur sintetis (SAR) untuk mengukur perubahan di permukaan Bumi.

Satelit akan dilengkapi dengan antena reflektor wire mesh radar berdiameter hampir 12 meter, di ujung tiang sepanjang 9 meter untuk mengirim dan menerima sinyal radar ke dan dari permukaan Bumi.

Baca Juga: Starlink Capai 10 Ribu Pengguna, SpaceX Ingin Tambah Satelit Lagi

Konsep satelit NASA ini mirip dengan bagaimana radar cuaca memantulkan sinyal dari tetesan hujan untuk melacak badai.

Kedua radar NISAR dapat mengamati permukaan Bumi melalui objek seperti awan ataupun hutan yang menghalangi.

Kemampuan ini memungkinkan misi untuk melacak perubahan di permukaan Bumi siang atau malam dan hujan ataupun cerah.

Baca Juga: Satelit Telkom-3 Akan Jatuh ke Bumi, LAPAN Terus Memantau Lintasannya

"NISAR adalah satelit segala cuaca yang akan memberi kita kemampuan untuk melihat bagaimana permukaan Bumi berubah," kata Paul Rosen, ilmuwan proyek NISAR di Jet Propulsion Laboratory NASA.

Kedua radar bekerja dengan memantulkan sinyal gelombang mikro dari permukaan Bumi dan merekam berapa lama sinyal yang dibutuhkan, untuk kembali ke satelit serta kekuatannya saat kembali.

Semakin panjang antena yang mengirim dan menerima sinyal, maka semakin tinggi resolusi spasial datanya.

Dilansir dari Scitechdaily, Rabu (31/3/2021), NISAR juga akan mampu mendeteksi pergerakan permukaan planet sekecil 0,4 inci di atas area seukuran setengah lapangan tenis.

Satelit ini dijadwalkan akan diluncurkan pada awal 2022 dan memindai Bumi setiap 12 hari selama tiga tahun, menghasilkan pencitraan daratan Bumi, lapisan es, dan es laut di setiap orbit.

Itulah NISAR, satelit NASA yang dipersiapkan untuk melakukan pelacakan bencana dan pemantauan perubahan iklim Bumi. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak