Timbunan Uang Palsu Mesir Kuno Ditemukan Ilmuwan di Situs Arkeologi

Para ilmuwan mengira penipuan ini berasal dari para penguasa Mesir.

Dinar Surya Oktarini
Senin, 14 Desember 2020 | 22:00 WIB
Ilustrasi Mesir. (pixabay/Nadine Doerle)

Ilustrasi Mesir. (pixabay/Nadine Doerle)

Hitekno.com - Timbunan uang palsu Mesir kuno ditemukan para arkeolog Universitas Haifa di situs arkeologi sekitar Israel. Uang palsu tersebut dihasilkan akibat kekurangan perak karena runtuhnya peradaban Zaman Perunggu, di sekitar Mediterania timur pada 1200 SM.

Pemalsuan uang kuno ini diungkap oleh Tzilla Eshel, mahasiswa doktoral yang mempelajari komposisi kimia dari 35 tumpukan perak Zaman Perunggu yang ditemukan.

Sebanyak delapan timbunan tampak sengaja dibuat, dengan kualitas lebih rendah karena menggunakan paduan tembaga lebih murah, menggantikan sebagian besar perak dan lapisan luar permukaan yang terlihat seperti perak murni.

Baca Juga: Apresiasi Pelanggan Setia, Smartfren Beri Cashback 100% Isi Ulang Pulsa

Karena penimbunan tersebut berasal dari saat wilayah yang dikuasai oleh Mesir kuno, para ilmuwan mengira penipuan ini berasal dari para penguasa Mesir.

Uang palsu Mesir Kuno. [Journal of Archaeological Science]
Uang palsu Mesir Kuno. [Journal of Archaeological Science]

Wilayah yang dikenal sebagai Kanaan itu, tidak memiliki bijih perak sendiri dan logam mulia tersebut harus diimpor. Tetapi perdagangan perak dengan cepat berakhir ketika kerajaan terdekat mulai runtuh antara sekitar 1200 dan 1150 SM.

"Ada kekurangan perak, mungkin terkait dengan runtuhnya Zaman Perunggu Akhir. Pemalsuan berlanjut setelah orang Mesir meninggalkan Kanaan, tapi mungkin merekalah yang memulainya," kata Eshel, seperti dikutip Live Science, Senin (14/12/2020).

Baca Juga: Banten dan Bekasi Bisa Bayar Pajak Pakai Saldo GoPay di Fitur GoTagihan

Jauh sebelum koin ditemukan, perak digunakan secara luas sebagai mata uang di seluruh Mediterania kuno.

Awalnya, logam mulia dinilai dari beratnya. Emas juga digunakan sebagai alat tukar, tetapi jauh lebih jarang dan lebih mahal di sebagian besar wilayah, sedangkan perak lebih murah dan jauh lebih umum.

Penelitian yang dilakukan Eshel dan rekan-rekannya mengidentifikasi dua penimbunan perak paling awal, yaitu satu dari Beit Shean di Israel utara dan satu lagi dari Megiddo.

Baca Juga: Idol Kpop Diedit Makan di Warung Penyetan, Netizen: Lokal Banget

Keduanya berasal dari abad ke-12 SM, ketika Kerajaan Baru Mesir telah memerintah Kanaan dengan hak penaklukan selama sekitar 300 tahun.

Kedua timbunan tersebut masing-masing memiliki campuran sehingga membuat nilainya berkurang. Eshel curiga bahwa praktik penurunan nilai perak yang digunakan sebagai mata uang meluas seiring kekurangan perak terus berlanjut di Kanaan.

"Saya pikir itu dimulai sebagai pemalsuan atau tiruan dan kemudian menjadi konvensi seiring berjalannya waktu," tambah Eshel.

Baca Juga: Berusia 1.700 Tahun, Arkeolog Temukan Batu dari Zaman Yunani Kuno

Uang palsu Mesir Kuno. [Journal of Archaeological Science]
Uang palsu Mesir Kuno. [Journal of Archaeological Science]

Praktik kuno memotong batangan perak juga muncul di sekitar periode waktu yang sama dan itu mungkin sebagai cara untuk memeriksa apakah batangan tersebut berwarna perak seluruhnya atau bukan campuran tembaga di intinya.(Suara.com/Lintang SIltya Utami)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak