Hal Ini yang Akan Dialami Astronot Jika Terjatuh dari Stasiun Luar Angkasa

Tak langsung jatuh ke Bumi, astronot akan membutuhkan waktu 2,5 tahun sebelum mencapai permukaan.

Dinar Surya Oktarini
Kamis, 19 November 2020 | 06:00 WIB
Astronot saat berada di luar ISS. (NASA)

Astronot saat berada di luar ISS. (NASA)

Hitekno.com - Selama 20 tahun Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS telah menjadi tempat singgah para astronot. Beberapa mungkin bertanta-tanya, apa yang terjadi jika astronot yang tinggal di sana jatuh dari ISS?

ISS mengorbit di jalur orbit rendah Bumi. Alih-alih langsung jatuh ke Bumi, astronot akan membutuhkan waktu 2,5 tahun sebelum mencapai permukaan.

Ketinggian bukan alasan utama astronot jatuh begitu lama. Masalahnya, astronot akan jatuh ke orbit terlebih dulu karena alasan kecepatan. ISS mampu tidak jatuh ke permukaan karena hampir tidak stasioner. Stasiun ini bergerak 12 kali lebih cepat dari jet tempur.

Baca Juga: 4 Fakta Aplikasi Muslim Pro yang Diseibut-sebut Jual Data ke Militer AS

Sebagaimana melansir laman Business Insider, Rabu (18/11/2020), jika astronot terjatuh dari ISS, astronot awalnya akan bergerak dengan kecepatan yang sama sehingga akan berakhir di orbit. Meskipun tinggi, ISS menggesek atmosfer yang akan memperlambatnya sehingga stasiun tersebut harus menyalakan mesin, untuk menjaga kecepatan dan agar tidak menabrak Bumi.

Ilustrasi stasiun luar angkasa internasional (ISS) [Shutterstock).
Ilustrasi stasiun luar angkasa internasional (ISS) [Shutterstock).

Sayangnya, pakaian luar angkasa astronot tidak dilengkapi mesin seperti itu sehingga jika jatuh, astronot memiliki dua konsekuensi.

Pertama, astronot tidak dapat bermanuver dan berharap puing-puing luar angkasa tidak akan menciderai astronot. Kedua, tanpa roket untuk mempertahankan kecepatan, astronot akan melambat dan berputar ke arah Bumi.

Baca Juga: Wajah Anies Usai Diperiksa Polisi Jadi Sorotan, Netizen: Ada Apa Gerangan?

Namun, jika pada akhirnya astronot yang jatuh berhasil mencapai atmosfer, astronot harus mencari cara untuk memperlambat kecepatan jatuh. Saat memasuki atmosfer, astronot akan jatuh dengan kecepatan hipersonik dan tanpa pelindung atau parasut, astronot akan hancur berkeping-keping.

Itu bukan satu-satunya masalah. Jatuh melalui atmosfer dengan kecepatan sangat tinggi juga menghasilkan banyak tekanan pada pakaian antariksa.

Jika posisi astronot jatuh adalah kaki terlebih dulu, itu akan mendorong darah menjauh dari otak dan menuju kaki sehingga itu akan membuat astronot pingsan.

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Indonesia Dilanda Gelombang Panas?

Meskipun astronot berhasil bertahan, ada masalah lain berupa suhu beku. Namun, saat bergesekan dengan atmosfer, setelan antariksa cenderung akan meleleh daripada membeku.

Gesekan tersebut akan membuat astronot terbakar dalam suhu hingga 1.650 derajat Celcius, suhu yang cukup panas untuk melelehkan besi. Untuk saat ini, sangat mustahil bagi astronot untuk selamat jika terjatuh dari ISS. Kecuali pakaian antariksa dilengkapi dengan teknologi canggih di masa depan. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)

Baca Juga: Pemilu AS Berlangsung, Ini Cara Astronot Beri Suara di Luar Angkasa

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak