4 Fakta Aplikasi Muslim Pro yang Diseibut-sebut Jual Data ke Militer AS

Aplikasi Muslim Pro jadi sorotan usai dituduh menjual data pengguna, bahkan sampai ke militer AS.

Agung Pratnyawan

Posted: Rabu, 18 November 2020 | 16:44 WIB
Aplikasi Muslim Pro. (Google Play Store)

Aplikasi Muslim Pro. (Google Play Store)

Hitekno.com - Aplikasi Muslim Pro jadi sorotan setelah muncul laporan yang menyebut kalau telah menjual data pengguna ke pihak ketiga.

Mengerikannya, data pengguna aplikasi ini dilaporkan telah dibeli dan digunakan oleh militer Amerika Serikat (AS).

Menurut laporan, Militer AS membeli data tersebut untuk mendapatkan lokasi pengguna. Tidak hanya aplikasi Muslim Pro, data dari layanan lain pun juga mengalir dibdapatkan.

Baca Juga: Waduh, Data Pengguna Aplikasi Muslim Pro Diduga Telah Dijual ke Militer AS

Namun yang tengah menjadi sorotan adalah aplikasi yang telah diunduh jutaan umat Islam dari berbagai negara ini.

Muslim Pro merupakan aplikasi pengingat waktu salat sekaligus Al Quran elektronik yang dilengkapi dengan tulisan Arab. Hingga kini aplikasi tersebut telah diunduh lebih dari 98 juta kali.

Situs resmi aplikasi Muslim Pro. (muslimpro.com)
Situs resmi aplikasi Muslim Pro. (muslimpro.com)

Selain itu, ada fakta-fakta aplikasi Muslim Pro yang perlu kamu ketahui.

Baca Juga: Tokopedia Telah Laporkan yang Membocorkan Data Pengguna

1. Data Pengguna Dibeli Melalui Pialang

Muslim Pro mendapatkan keuntungan dengan cara menjual data lokasi penggunanya ke pihak ketiga. Diketahui, militer AS membeli data pengguna Muslim Pro dari salah satu pialang data.

2. Dua Metode Terpisah

Baca Juga: Waduh, Kominfo Tuding Marketplace Tak Peduli Keamanan Data Pengguna

Ditemukan dua metode terpisah yang digunakan militer AS untuk mengetahui data lokasi. Pertama, melalui perusahaan bernama Babel Street sekaligus pencipta produk Locate XUS Special Operations Command (USSOCOM) yakni sebuah cabang militer yang berperan melawan terorisme, kontra pemberontak, dan misi pengintaian khusus.

Kedua, melalui perusahaan X-Mode yang mendapatkan data pengguna langsung dari aplikasi kemudian menjualnya ke kontraktor lalu menyerahkannya ke militer AS. Selanjutnya, X-Mode memberikan bayaran ke pengembang aplikasi berdasarkan jumlah pengguna. Menurut laporan Vice Motherboard, aplikasi Muslim Pro menjadi salah satu aplikasi dengan jumlah pengirim data terbanyak ke X-Mode.

Aplikasi Muslim Pro. (Google Play Store)
Aplikasi Muslim Pro. (Google Play Store)

3. Muslim Pro Dikembangkan Perusahaan Asal Singapura

Baca Juga: Hati-hati, Xiaomi Dicurigai Curi Data Pengguna untuk Alibaba?

Muslim Pro adalah aplikasi islami yang dikembangkan oleh perusahaan asal Singapura Bitsmedia Pte Ltd. Di Indonesia, Muslim Pro masuk sebagai salah satu aplikasi islami yang populer.

Aplikasi ini berisi fitur penanda waktu salat berdasarkan lokasi penggunanya, suara azan, kompas arah kiblat, dan full audio Alquran beserta 16 bahasa terjemahan. Aplikasi Muslim Pro pertama kali dirilis di Apple Store App pada Agustus 2010. Pengguna aplikasi Muslim Pro paling banyak dari negara Prancis, Inggris, Jerman, Indonesia, hingga Amerika Serikat.

Muslim Pro juga menawarkan layanan premium dengan sejumlah fasilitas seperti bebas iklan, pilihan suara azan, dapat mengunduh dan mendengarkan murotal Alquran secara offline, warna-warna tema, suara murotal yang variatif dan masih banyak lagi.

4. Klarifikasi Muslim Pro

Setelah kabar jual data pengguna ke militer AS tersebar luas, pihak Muslim Pro memberikan klarifikasi. Mereka menyatakan bahwa kabar tersebut tidak benar.

Dalam situsnya, Rabu (18/11/2020), Muslim Pro menulis, "Laporan media yang beredar bahwa Muslim Pro telah menjual data pribadi penggunanya kepada Militer AS adalah salah dan tidak benar."

Muslim Pro menegaskan bahwa mereka berkomitmen untuk melindungi dan mengamankan privasi seluruh penggunanya. Mereka juga kemudian menghentikan hubungannya dengan semua partner data, termasuk X-Mode.

Itulah deretan fakta aplikasi Muslim Pro yang dikabarkan jual data pengguna ke militer AS. (Suara.com/ Lolita Valda Claudia).

Berita Terkait
Berita Terkini

PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) resmi melantai di BEI pada 9 Juli 2025. Andrew Hidayat menyebut IPO ini jadi lang...

internet | 15:05 WIB

Andrew Hidayat membuatIPOCOINmendapat perhatian publik, pemilik mayoritas sahamPT Megah Perkasa Investindo, pemegang sah...

internet | 10:12 WIB

Berikut ini link resmi Dana Kaget terbaru yang masih aktif dan bisa langsung kamu klaim:...

internet | 20:30 WIB

PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) catat oversubscription lebih dari 180 kali jelang IPO di BEI. Di balik sorotan mas...

internet | 20:19 WIB

Berikut adalah kumpulan link Dana Kaget terbaru yang bisa kamu klaim sekarang juga:...

internet | 19:30 WIB