Punya Leher 3 Kali Lebih Panjang dari Tubuh, Misteri Reptil Ini Terungkap

Ilmuwan dibuat bingung, bagaimana reptil ini bisa menopang leher sepanjang itu.

Agung Pratnyawan
Selasa, 11 Agustus 2020 | 07:30 WIB
Ilustasi Tanystropheus. (Spiekman, et al., Current Biology, 2020)

Ilustasi Tanystropheus. (Spiekman, et al., Current Biology, 2020)

Hitekno.com - Para ilmuwan sempat dibuat bertanya-tanya akan temuan fosil reptil misterius berusia 242 juta tahun. Menariknya, satwa ini ditemukan dengan ukuran leher tiga kali lebih panjang dari badannya.

Diduga reptil tersebut menggunakan panjang lehernya untuk menemukan mangsa yang hidup di laut.

Ahli paleontologi telah dibuat bingung sejak fosil makhluk itu, yang merupakan bagian dari genus Tanystropheus, pertama kali ditemukan pada 1852.

Baca Juga: Dijuluki Sebagai "Fosil Teraneh", Ternyata Bukan dari Dinosaurus

Pasalnya, para ahli tidak dapat mengetahui bagaimana reptil misterius tersebut dapat menopang berat lehernya.

"Tubuh aneh makhluk itu tidak memperjelas satu atau lain cara bagaimana ia bergerak," kata para peneliti ketika melihat leher tersebut seperti jerapah dan masih tak yakin apakah hewan tersebut hidup di darat atau di laut.

Misteri itu terpecahkan, ketika sebuah studi baru yang dilakukan oleh Universitas Zurich merekonstruksi tengkorak reptil dan mengungkapkan beberapa adaptasi yang sangat jelas untuk kehidupan di air.

Baca Juga: Kanker Ganas Ditemukan Pertama Kali pada Fosil Dinosaurus

"Leher hewan itu tidak masuk akal di lingkungan terestrial (permukaan tanah). Ini adalah struktur yang aneh untuk dibawa-bawa," ucap Olivier Rieppel, ahli paleontologi di Field Museum, Chicago dan salah satu penulis studi, seperti dikutip Independent, Senin (10/8/2020).

Tanystropheus. [University of Zurich]
Tanystropheus. [University of Zurich]

Rieppel menggambarkan makhluk tersebut sebagai "buaya gemuk dengan leher yang sangat, sangat panjang".

Pemindaian menunjukkan bahwa reptil setinggi sekitar 6 meter itu memiliki lubang hidung di bagian atas moncongnya dan gigi yang melengkung serta saling bertautan, di mana keduanya merupakan indikasi hewan yang akan berburu di dalam air.

Baca Juga: Harta Karun Tersembunyi, Ilmuwan Temukan Fosil Ikan

"Kemungkinan berburu dengan diam-diam mendekati mangsanya di air keruh menggunakan kepala kecil dan leher yang sangat panjang untuk tetap bersembunyi," kata Stephan Spiekman, ahli paleontologi di Universitas Zurich di Swiss dan penulis utama studi.

Fosil Tanystropheus sendiri ditemukan di perbatasan antara Swiss dan Italia.

Ketika ditemukan, para ahli juga menemukan fosil makhluk yang tampak serupa tetapi panjangnya hanya sekitar 1,2 meter, membuat para ahli bertanya-tanya apakah itu versi remaja atau spesies yang berbeda.

Baca Juga: Berumur Ribuan Tahun, Fosil Jejak Kaki Ini Ungkap Kehidupan Kuno Afrika

Analisis mengungkapkan bahwa makhluk itu telah dewasa sepenuhnya dan merupakan spesies yang berbeda.

"Penemuan ini penting karena menemukan dua spesies yang berbeda dari reptil berleher panjang yang aneh dan berenang serta hidup berdampingan satu sama lain di perairan pesisir laut besar Tethys sekitar 240 juta tahun yang lalu," ucap Nick Fraser, penjaga ilmu alam di Museum Nasioanl Skotlandia dan salah satu penulis penelitian tersebut.

Spiekman menambahkan, kedua spesies yang terkait erat ini telah berevolusi untuk menggunakan sumber makanan yang berbeda di lingkungan yang sama.

Spesies yang kecil mungkin memakan makhluk bercangkang kecil seperti udang, sedangkan spesies besar akan memakan ikan dan cumi-cumi.

Itulah misteri reptil dengan leher panjang yang akhirnya bisa dipecahkan oleh para ilmuwan. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak