Afrika Diserang Triliunan Belalang, Menurut Ahli Ini Penyebabnya

Mulai dari Kenya hingga ke Ethiopia, Yaman, dan sampai ke bagian India utara mendapatkan serangan belalang ini.

Agung Pratnyawan
Senin, 06 Juli 2020 | 12:30 WIB
Ilustrasi belalang. (Pixabay)

Ilustrasi belalang. (Pixabay)

Hitekno.com - Afrika Timur sedang beramasalah dengan serangan belalang. Tak tanggung-tanggung, triliunan serangga ini menghantaui wilayah tersebut.

Triuliunan belalang tersebut telah menghancurkan tanaman pangan para petani di saat tengah bergelut dengan pandemi Covid-19.

Mulai dari Kenya hingga ke Ethiopia, Yaman, dan sampai ke bagian India utara mendapatkan serangan belalang ini.

Baca Juga: Lawan Serangan Wabah Belalang, Ini yang Dilakukan Pemerintah China

Cuaca basah tahun lalu berarti serangga memiliki kondisi perkembangbiakan yang sempurna. Kawanan besar ini berisiko menyebabkan kelaparan dan merusak ekonomi jika mereka tidak dikendalikan.

"Sama menakutkan dan dramatisnya, ada pesan yang lebih dalam, dan pesannya adalah kita mengubah lingkungan," kata Ahli entomologi Dino Martins mengatakan kepada Harvard Gazette dilansir dari The Sun, Senin (6/7/2020).

Menurutnya, faktor-faktor seperti penggundulan hutan, penggembalaan berlebihan dari peternakan sapi, dan perluasan gurun pasir, semuanya membantu belalang berkembang biak dalam jumlah berlebihan.

Baca Juga: Belalang Ini Bisa Deteksi Bahan Peledak, Ini Kata Ilmuwan

Akhir tahun lalu, gerombolan besar pertama milyaran belalang setelah masa pancaroba. Kemudian pada April 2020, mereka menyerang lagi dalam jumlah lebih banyak.

Ilustrasi belalang. (Pixabay)
Ilustrasi belalang. (Pixabay)

Sekarang, para ilmuwan memprediksi serbuan belalang memenuhi Afrika pada Juli ini dengan jumlah yang lebih besar.

Martins mengatakan kepada Harvard Gazette bahwa ketika berada dalam kerumunan, terutama jika mereka baru saja bergerak, itu sebenarnya pengalaman yang sangat luar biasa.

Baca Juga: Ratusan Juta Belalang Berpotensi Mewabah di China, Ilmuwan Siapkan Zombie

"Anda lihat, mereka berubah warna ketika mereka muda, mereka lebih merah muda dan kemudian setelah dewasa mereka menjadi kuning, jadi ketika mereka terbang di sekitar Anda pada tahap itu, semua sayap merah muda dan kuning ini berputar-putar dan sedikit bau belalang di sekitar Anda dan banyak burung memakannya," jelasnya.

Para ilmuwan khawatir bahwa solusi saat ini, seperti penyemprotan pestisida dari helikopter, tidak cukup dan dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), lebih dari setengah juta hektar lahan di wilayah ini telah disemprot dengan pestisida sejauh ini.

Baca Juga: Selain Rajin Berdoa, Belalang Sembah Bisa Menangkap Ikan

Namun, ada kekhawatiran ini akan berdampak negatif pada keanekaragaman hayati dan makhluk lain yang tidak menyebabkan kerusakan. Argentina juga tengah memerangi kawanan belalang.

Ada risiko wabah serangga segera menyebar ke negara-negara lain di Amerika Selatan. Para ahli berpikir perubahan iklim bisa dikaitkan dengan masalah ini.

Itulah laporan terbaru triuliunan belalang yang menyerang tanaman pangan di Afrika Timur. (Suara.com/ Dythia Novianty).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak