Gunakan Gelombang Radio Cepat, Ilmuwan Ungkap Materi Hilang di Alam Semesta

Para ilmuwan akhirnya mendapati materi hilang yang tersembunyi di seluruh ruang antargalaksi.

Agung Pratnyawan
Senin, 01 Juni 2020 | 06:00 WIB
Ilustrasi galaksi. (pexels/pixabay)

Ilustrasi galaksi. (pexels/pixabay)

Hitekno.com - Para ilmuwan meneliti materi yang ada di alam semesta, bahkan ada materi yang menghilang. Pelenitian mencari materi yang hilang (baryonik) ini telah dilakukan sejak 30 tahun silam.

Akhirnya, setelah pencarian bertahun-tahun, para ilmuwan akhirnya menemukan materi yang menghilang dari alam semesta.

Menggunakan gelombang radio super cepat, para ilmuwan akhirnya mendapati materi hilang tersebut ialah gas panas yang tersembunyi di seluruh ruang antargalaksi.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Planet Mirip Bumi, Ada di Proxima Centauri

Sekitar akhir tahun 90'an, para kosmolog berpendapat bahwa 5 persen unsur yang terdapat di alam semesta harus dibuat dari materi normal.

Ketika mereka melakukan perhitungan, hanya setengahnya saja yang bisa dijelaskan secara ilmiah sehingga munculah baryonik.

Kini setelah 30 tahun berlalu, para peneliti dari Australia, telah menemukan semua materi 'yang hilang' itu ternyata menyebar tipis melintasi ruang antargalaksi.

Baca Juga: Ilmuwan Ciptakan Cokelat yang Bisa Berkilau, Aman untuk Dimakan!

Materi ini dijuluki Warm Hot Intergalactic Medium (WHIM) yang terdiri dari jutaan plasma panas, dengan tingkat kerapatan rendah yang menyebar ke alam semesta.

Ilustrasi galaksi. (pexels/pixabay)
Ilustrasi galaksi. (pexels/pixabay)

Mereka akhirnya dapat mendeteksi materi yang hilang ini menggunakan kilatan energi misterius yang dikenal sebagai 'ledakan radio cepat'.

Saat semburan radio ini bergerak melalui WHIM dalam perjalanan ke Bumi, gelombang radio tersebut mereka menyebar sehingga memungkinkan para ahli untuk mengukur kepadatan Semesta di sepanjang jalur yang dilalui oleh gelombang.

Baca Juga: "Gelembung" Misterius Mengapit Galaksi Kita, Ilmuwan Beri Teori Ini

"Kita tahu dari peristiwa Big Bang, seberapa banyak masalah yang ada di awal semesta. Tetapi ketika kita melihat ke semesta yang sekarang, kita tidak dapat menemukan setengah dari apa yang seharusnya ada di sana. Itu sedikit memalukan," terang astronom sekaligus penulis studi Jean-Pierre Macquart dari International Centre for Radio Astronomy Research, seperti dikutip laman Daily Mail, Minggu (31/5/2020).

Meski dianggap telat menemukan materi ini, namun Macquart menjelaskan bahwa para peneliti memang menghadapi tantangan besar untuk mengungkap misteri ini.

"Ruang intergalaksi sangat jarang terjamah. Materi yang hilang setara dengan hanya satu atau dua atom yang ada di Bumi. Jadi, sangat sulit untuk mendeteksi masalah ini menggunakan cara tradisional maupun teleskop," imbuhnya.

Baca Juga: Penemuan Baru dan Langka, Galaksi Cincin Api Bikin Ilmuwan Takjub

Ilustrasi gelombang radio. [Shutterstock]
Ilustrasi gelombang radio. [Shutterstock]

Dalam studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature itu, para peneliti menggunakan ledakan radio cepat sebagai stasiun penimbangan kosmik.

"Radiasi dari gelombang radio cepat disebarkan oleh materi yang hilang dengan cara yang sama seperti Anda melihat warna-warna sinar matahari yang dipisahkan dalam sebuah prisma," ungkap Macquart.

Dengan menggunakan cara yang sama, Macquart pun optimis bisa mengungkap sisi lain dari alam semesta lainnya yang saat ini masih diselimuti misteri.

"Kita sekarang bisa mengukur jarak ke ledakan radio yang cukup cepat untuk menentukan kepadatan alam semesta," tandasnya.

Itulah cara ilmuwan menemukan materi yang hilang dari alam semesta dengan gelombang radio cepat. (Suara.com/ Tivan Rahmat).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak