Bareng Kobe University, Unair Berhasil Temukan Alat Deteksi Virus Corona

Kemampuan Unair dalam menemukan reagen ini tak lepas dari akses Kobe University dan relasi di Jerman dalam mengakses data dan gen Virus Corona.

Dinar Surya Oktarini
Selasa, 04 Februari 2020 | 14:30 WIB
Ilustrasi virus corona. (Shutterstock)

Ilustrasi virus corona. (Shutterstock)

Hitekno.com - Bersama dengan Kobe University, JepangUniversitas Airlangga Surabaya berhasil menemukan alat pendeteksi atau reagen novel coronavirus (2019-nCov) atau Virus Corona.

"Kami dan Kobe University telah menemukan reagen Virus Corona. Permasalahan ketersediaan alat pendeteksi di Indonesia ini sempat menjadi kekhawatiran dari masyarakat," ujar Rektor Unair Prof Mohammad Nasih di Surabaya dilansir dari laman Antaranews.com, Senin (3/2/2020).

Selain di Unair, kata dia, reagen juga telah dimiliki Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Balitbangkes.

Baca Juga: Viral Struk Makanan Rp 106 Juta, Netizen Salah Fokus ke Nominal Pajaknya

Lelaki asal Gresik tersebut menambahkan reagen temuan Unair dapat mengidentifikasi pasien yang sudah suspect terjangkit virus berasal dari Wuhan, China tersebut.

"Masyarakat yang ingin kepastian bisa memanfaatkan lembaga kami untuk mengonfirmasi ada atau tidaknya virus. Identifikasinya tidak lama, hanya dalam hitungan jam, tetapi mekanisme sudah sesuai dengan standar Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization)," ucap guru besar akuntansi tersebut.

Dengan identifikasi secara spesifik, Nasih berharap ke depannya dapat menghasilkan riset penanganan dan pencegahan akan virus ini.

Baca Juga: Waspada! Penyebaran Hoaks Virus Corona Jadi Tempat Malware Bersembunyi

"Sekarang di Indonesia mau menemukan obatnya masih susah, karena kami belum mengetahui jenis mutasi virus ini seperti ini," katanya.

Ia menyatakan, akurasi reagen ini mencapai 99 persen, sebab ada reagen yang berasal dari parameter positif tertular virus.

"Jadi pemeriksaannya dari dahak, kalau memang hasilnya sama dengan parameter yang positif maka akan dilakukan penanganan khusus," tuturnya.

Baca Juga: Bikin Tepok Jidat, Pria Ini Tak Mandi Air Tapi Malah Pakai Oli Bekas

Penanganan khusus ini termasuk kesediaan tim khusus dan ruang isolasi di RS Unair dan RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Simulasi penangan Virus Corona di RS Margono Soekardjo Purwokerto pada Senin (3/2/2020). [Suara.com/Anang Firmansyah]
Simulasi penangan Virus Corona di RS Margono Soekardjo Purwokerto pada Senin (3/2/2020). [Suara.com/Anang Firmansyah]

Jika ada suspect bisa dibawa ke Unair dan yang dari RSUD dr Soetomo sebelumnya juga dibawa ke Unair, meskipun masih memiliki reagen yang lama.

Nasih mengakui kemampuan Unair dalam menemukan reagen ini tak lepas dari akses Kobe University dan relasi di Jerman dalam mengakses data dan gen Virus Corona dari bank virus.

Baca Juga: Hotman Paris Berada di Masjid saat Salat Berjamaah, Netizen: Salut!

"Bahan untuk membuat reagen ini baru sabtu (1/2) datangn di Unair setelah disiapkan di Kobe University. Sebelumnya, kami masih memakai alat deteksi yang lama," tukasnya.(Suara.com/Dythia Novianty)

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak