Teror Warga Depok, Ini 4 Fakta Ilmiah Habitat Ular Kobra Jawa

Wali Kota Depok, Mohammad Idris bahkan sampai libatkan intelijen untuk mengungkap teror ular kobra jawa di daerahnya.

Agung Pratnyawan
Rabu, 18 Desember 2019 | 17:09 WIB
Ilustrasi ular kobra. (Pixabay)

Ilustrasi ular kobra. (Pixabay)

Hitekno.com - Ular kobra jawa atau Naja sputatrix sedang jadi pembicaraan hangat masyarakat. Pasalnya teror ular kobra atau ular sendok ini sedang meresahkan warga pemujikan.

Beberapa warga sekitar Jakarta, Depok, hingga Jawa Timur mendapati fenomena teror ular kobra ini bermunculan di wilayahnya.

Wali Kota Depok, Mohammad Idris, pada Selasa (17/12/2019) bahkan sampai mengundang intelijen untuk mengungkap fenomena teror ular kobra jawa di daerahnya.

Baca Juga: Iwan Fals Unggah Video Ular Kobra, Netizen: Kepalaku Refleks Mundur

Lalu mengapa kobra jawa mendadak banyak berkeliaran di Depok atau Jakarta?

Berikut empat fakta terkait kobra Jawa seperti yang disampaikan oleh peneliti bidang herpetologi Pusat Penelitian Biologi LIPI Amir Hamidy:

Habitat ular kobra jawa

Baca Juga: Heboh Teror Ular Kobra di Indonesia, Ini Penjelasan LIPI

Kobra jawa lazim menghuni habitat seperti perbatasan hutan yang terbuka, savana, persawahan hingga pekarangan. Ular berbisa ini menyukai suhu ruangan yang hangat dan lembab untuk tempat menetaskan telur.

Telur kobra diletakkan di lubang-lubang tanah atau di bawah serasah daun kering yang lembap. Telur-telur tersebut akan menetas dalam rentang waktu tiga sampai empat bulan.

Telur ular kobra jawa menetas di awal musim hujan

Baca Juga: Videonya Mengerikan! Begini Jika Kobra Makan Piton Sepanjang 2,4 Meter

Hampir semua jenis ular, termasuk kobra jawa pada periode tertentu akan meninggalkan telur-telurnya dan membiarkan telur tersebut menetas sendiri.

"Awal musim penghujan adalah waktu menetasnya telur ular. Fenomena ini wajar, dan merupakan siklus alami," tambah Amir.

Anak ular Kobra di Jakarta Barat. (Suara.com/Yasir)
Anak ular Kobra di Jakarta Barat. (Suara.com/Yasir)

Ular kobra jawa hasilkan 20 telur

Baca Juga: Aksi Berani Bocah Ini, Bikin Ular Kobra Hilang Harga Diri

Ular ini berukuran rata-rata 1,3 meter dan bisa mencapai ukuran panjang 1,8 meter. Sekali bertelur induk betina ular kobra jawa dapat menghasilkan 10 sampai 20 butir telur.

"Begitu menetas, anakan kobra akan menyebar ke mana-mana," katanya.

Karenanya masyarakat perlu mewaspadai fenomena munculnya anak-anak ular kobra di beberapa pemukiman seperti di Bogor, Bekasi, Jember, Jakarta Timur, Klaten dan Yogyakarta.

Ular kobra jawa mampu menyemprotkan bisa

Terdapat dua jenis ular kobra di Indonesia, yakni kobra sumatra atau Naja sumatrana yang terdapat di Sumatera dan Kalimantan dan kobra jawa atau Naja sputarix yang terdistribusi di Jawa, Bali, Lombok, Komodo, Pulau Rinca, Sumbawa dan Flores.

Ular kobra jawa berbahaya karena memiliki kemampuan meyemprotkan bisa.

Dalam buku petunjuk penanganan gigitan ular yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) insiden gigitan ular di Asia Tenggara musiman, tertinggi terjadi selama masa peningkatan aktivitas pertanian dan musim hujan.

Sebagian besar gigitan ular dialami petani yang bekerja bertelanjang kaki, sehingga bagian kaki dan pergelangan kaki yang banyak terkena.

Epidemi gigitan ular mengikuti siklus banjir, badai dan invasi habitat ular untuk pembangunan jalan, irigasi dan penebangan hutan.

Aktivitas-aktivitas menyebabkan perubahan jangka panjang pada iklim dan ekologi dan mendorong mereka masuk pemukim manusia.

Itulah penjelasan LIPI mengenai teror ular kobra jawa yang meresahkan warga Jakarta, Depok, dan lainnya. (Suara.com/ Liberty Jemadu).

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak