Fenomena Aneh, Plastik dan Batu Menyatu di Pulau Ini

Fenomena Aneh ini mengindikasikan betapa banyaknya sampah plastik yang sudah mencemari Bumi.

Dinar Surya Oktarini | Rezza Dwi Rachmanta
Senin, 24 Juni 2019 | 17:00 WIB
Sebanyak 10 persen lapisan kerak mengandung zat plastik. (Jurnal Science Direct/ Ignacio Gestoso)

Sebanyak 10 persen lapisan kerak mengandung zat plastik. (Jurnal Science Direct/ Ignacio Gestoso)

Hitekno.com - Sampah plastik yang ada di muka Bumi sepertinya sudah dalam tahap yang sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, ilmuwan menemukan sebuah fenomena aneh ketika plastik dan batu bahkan menyatu di pulau ini.

Ignacio Gestoso, seorang ilmuwan ahli ekologi kelautan yang bekerja di lembaga penelitian MARE (Marine and Environmental Research Center) menemukan sesuatu yang menakjubkan sekaligus miris.

Ia berhasil mengungkapkan fenomena aneh di pulau Madeira, Portugal.

Baca Juga: Sampah Manusia Membuat Hewan Menderita, Foto Memilukan Ini Buktinya

Gestoso menemukan sebuah fenomena yang ia sebut sebagai "Plasticrust".

Fenomena itu memungkinkan plastik akan masuk ke dalam batuan dan mengerak menjadi satu.

Awalnya ia tak menyadari bahwa kunjungannya di tahun 2016 akan membuahkan penelitian baru.

Baca Juga: Bukti Laut Makin Tercemar, Perut Ikan Pari Berisi Sampah Seperti Ini

Batu dan plastik mengeras menjadi satu. (Jurnal Science Direct/ Ignacio Gestoso)
Batu dan plastik mengeras menjadi satu. (Jurnal Science Direct/ Ignacio Gestoso)

Ia memperhatikan bercak-bercak biru di bebatuan seperti permen karet yang dicangkokkan ke dalam batu di pinggir pantai.

Dua tahun setelahnya, ia tetap menjumpai bercak-bercak biru yang menempel sehingga ia memutuskan untuk meneliti bersama ilmuwan lainnya.

Awal tahun 2019, ia dan rekan peneliti lainnya mengumpulkan beberapa sampel bebatuan.

Baca Juga: Paus Hamil Mati Setelah Memakan Sampah Plastik 22 Kilogram

Dalam penelitian yang telah diterbitkan di jurnal Science Direct, ilmuwan mengungkapkan terdapat lapisan kimia yang melapisi 10 persen permukaan kerak bebatuan.

Fenomena Plasticrust. (Jurnal Science Direct/ Ignacio Gestoso)
Fenomena Plasticrust. (Jurnal Science Direct/ Ignacio Gestoso)

Analisis kimia menemukan bahwa itu adalah polietilen, plastik yang sangat umum dan sering digunakan dalam kemasan sekali pakai.

"Kerak kemungkinan berasal dari tabrakan potongan besar plastik terhadap batuan pantai. Itu mengakibatkan zat plastik dapat mengeruk batu, seperti yang dilakukan oleh ganggang dan lumut," kata Gestoso dikutip dari Gizmodo.

Baca Juga: Mati di Wakatobi, Perut Ikan Paus Terisi 5,9 Kg Sampah Plastik

Fenomena Plasticrust ini merupakan peringatan bagi manusia mengenai betapa tercemarnya kondisi lingkungan Bumi karena sampah plastik yang tidak terurus dengan baik.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak