Alaska Memecahkan Rekor Suhu Terpanas, Ini Penyebabnya

Pemanasan global semakin menjadi-jadi, umat manusia harus waspada.

Agung Pratnyawan | Rezza Dwi Rachmanta
Senin, 25 Maret 2019 | 22:00 WIB
Suhu yang semakin memanas di sekitar Alaskan dan laut Arktik. (University of Maine)

Suhu yang semakin memanas di sekitar Alaskan dan laut Arktik. (University of Maine)

Hitekno.com - Alaska sepertinya tidak akan menjadi wilayah dengan suhu terdingin di Amerika Utara. Efek polusi karbon yang mempercepat pemanasan global dan peristiwa omega blok menyebabkan Alaska memecahkan suhu terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah.

Pada hari Selasa (19/03/2019), ilmuwan terkejut karena menemukan bahwa suhu rata-rata kota di Alaska, Amerika Serikat mencapai di atas 70 derajat Fahrenheit atau melebihi 21,1 derajat Celcius.

Banyak pengamat memperkirakan ini merupakan dampak dari perubahan iklim. Tiga tahun lalu, tepatnya pada tahun 2016, salah satu kota di Alaska, Klawock telah mencapai 21,6 derajat Celcius.

Baca Juga: Sedih Banget, Mamalia Imut Ini Resmi Punah pada 2019 karena Perubahan Iklim

Atas suhu sebesar itu, Klawock langsung dinobatkan sebagai kota dengan suhu tertinggi. Namun kini, terdapat 6 kota di Alaska yang meningkat suhunya secara pesat.

Bahkan Sea-Tac, Olympia, Hoquiam, dan Quillayute mencapai 79 derajat Fahrenheit atau 26,1 derajat Celcius.

Rekor suhu pada beberapa tempat di dekat Alaska dalam derajat Fahrenheit. (Twitter/ NWSSeattle)
Rekor suhu pada beberapa tempat di dekat Alaska dalam derajat Fahrenheit. (Twitter/ NWSSeattle)

Itu berarti suhu rata-rata telah naik sebesar 6 derajat Celcius, dimana pada tahun 1968 rekor terpanas hanya mencapai 20 derajat Celcius.

Baca Juga: Gawat, Suhu Kutub Utara Tak Pernah Sepanas Ini dalam 115 Ribu Tahun

Cuaca yang menghangat ini membuat panitia membatalkan lomba seluncur legendaris dengan menggunakan kereta anjing, Tok Race of Champions.

Panitia mengatakan bahwa acara dibatalkan setelah terjadi ''cuaca hangat yang belum pernah terjadi sebelumnya''.

Itu membuat lapisan salju menipis dan membuat jalur tidak aman bagi para anjing dan juga peserta yang mengendarai kereta.

Baca Juga: Perubahan Iklim Makin Parah dan Krisis Besar Dimulai Tahun 2040

Ilustrasi perubahan iklim di Kutub Utara. (Pixabay)
Ilustrasi perubahan iklim di Kutub Utara. (Pixabay/ Free-Photos)

Selain polusi karbon, ahli meteorologi menilai bahwa semburan cahaya hangat telah diantarkan oleh apa yang disebut blok omega.

Itu terjadi ketika sebuah area dengan tekanan tinggi berada di luar lokasi, memaksa aliran udara mengalir cepat untuk mengitarinya.

Pada peta cuaca, itu seperti tapal kuda atau tergambar sebagai huruf omega dalam alfabet Yunani.

Baca Juga: Lumut Berubah Warna di Antartika, Pertanda Buruk Bagi Manusia

Perpaduan antara kondisi tersebut dan blok omega semakin menambah panas suhu yang ada di Alaska.

Ilustrasi pemanasan global. (Phys)
Ilustrasi pemanasan global. (Phys)

Menurut catatan dari NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) Alaska baru saja mengalami musim dingin terpanas ketiga dalam catatan sejarah ilmuwan.

Dikutip dari Gizmodo, tak berhenti di Alaska, panas juga telah meluas ke Laut Bering. Ilmuwan menemukan bahwa mereka melihat konsentrasi es laut terendah selama Februari 2019.

Laut Arktik juga memanas dua kali lebih cepat dan belum pernah sepanas ini dalam ribuan tahun.

Melihat hal tersebut, sepertinya ini akan menjadi masalah dunia apabila polusi karbon (dari bahan bakar fosil) semakin meningkat sehingga mempercepat pemanasan global.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak