Manusia Purba Indonesia Doyan Makan Tikus Sebesar Kucing, Ilmuwan Terkejut

Meski tergolong berfisik mungil, manusia purba ini doyan makan yang besar-besar.

Galih Priatmojo | Rezza Dwi Rachmanta
Sabtu, 16 Maret 2019 | 07:00 WIB
Manusia purba di pula Flores dan tikus raksasa Flores modern. (Emory University)

Manusia purba di pula Flores dan tikus raksasa Flores modern. (Emory University)

Hitekno.com - Ilmuwan asing baru saja melakukan penelitian mengenai manusia purba di Indonesia tepatnya di Pulau Flores. Mereka menggali sisa-sisa kuno lebih dari 10 ribu tikus untuk menemukan fakta mengejutkan mengenai manusia purba di pulau tersebut.

Seorang peneliti sekaligus paleoanthropolog yang bernama Elizabeth Veatch mengatakan bahwa ini merupakan hasil penelitian yang menakjubkan.

Ia menganalogikan ini seperti ''mimpi yang menjadi kenyataan''. Hal itu karena analisisnya tentang tulang tikus membantu para peneliti untuk lebih memahami kehidupan hobbit kuno yang pernah menghuni pulau Flores.

Baca Juga: Pohon Purba Berusia 3.000 Tahun Dikloning Ilmuwan, Ini Penampakannya

Pulau yang masuk wilayah administrasi Nusa Tenggara Timur, Indonesia tersebut membuat para peneliti asing tercengang.

Saat pertama kali dijelaskan dalam jurnal ilmiah pada tahun 2003, peneliti menemukan bahwa Homo floresiensis merupakan manusia purba setinggi 107 sentimeter.

Pada saat mereka tinggal, manusia purba itu ternyata berdampingan dengan hewan raksasa seperti komodo, bangau setinggi 183 sentimeter, dan burung nasar dengan lebar sayap 183 sentimeter.

Baca Juga: Gartonis, Burung Purba Berkepala Raksasa yang Tak Bisa Terbang

Ilustrasi ukuran tikus yang ditemukan di gua. (Emory University)
Ilustrasi ukuran tikus yang ditemukan di gua. (Emory University)

Mereka juga tinggal dengan hewan herbivora kecil seperti gajah yang disebut Stegodon yang sering berkeliaran di padang rumput tropis.

Tak hanya, itu peneliti juga menemukan hal mencengangkan lainnya. Terselip di gua Liang Bua, terdapat alat-alat batu, sisa sisa tulang manusia purba, dan 275 ribu tulang binatang yang sebagian besar adalah tulang tikus.

Dikutip dari IFLScience, para peneliti menganalisis 10 ribu tulang tikus dan menemukan bahwa mereka mencakup lima spesies dengan ukuran yang berbeda.

Baca Juga: Ditemukan Makam Purba Mesir Kuno Tak Pernah Disentuh, Ini Isinya

Mulai dari Rattus hainaldi (seukuran tikus kecil) hingga Papagomys armandvillei, yang juga dikenal sebagai tikus Flores raksasa (binatang pengerat yang ukurannya sebesar kucing).

Berbagai kelimpahan dari spesies tikus yang berbeda ini menunjukkan bagaimana ekologi pulau berubah dari waktu ke waktu.

Peneliti dari Emory University sedang mengamati sedimen dan objek penelitian. (Emory University)
Peneliti dari Emory University sedang mengamati sedimen dan objek penelitian. (Emory University)

Itu karena morfologi spesies tikus yang berbeda cenderung beradaptasi dengan lingkungan pilihan mereka.

Baca Juga: Otzi, Manusia Purba Paling Berpengaruh dalam Dunia Fashion

Sebagai contoh, tikus raksasa lebih suka padang rumput terbuka, sedangkan P. armandvillei lebih suka daerah hutan tertutup.

Selain itu, peneliti dapat mengetahui evolusi makanan manusia purba dari waktu ke waktu.

Penelitian manusia purba ini dibantu oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (ARKENAS) dan telah dipublikasikan di jurnal internal Emory University.

Berita Terkait
TERKINI

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan ke...

sains | 12:33 WIB

Apa saja fitur canggih yang ada di CBR 150? Simak rinciannya di bawah ini....

sains | 12:12 WIB

Pertamina Foundation bersama Fakultas Kehutanan UGM telah melakukan kerja sama rehabilitasi hutan "Hutan Pertamina UGM"...

sains | 14:04 WIB

Dengan memanfaatkan algoritma AI, perusahaan ini berhasil membuka jalan bagi pengembangan obat terobosan potensial....

sains | 16:10 WIB

Objek ini punya suhu jauh lebih tinggi daripada matahari walaupun tak begitu terang. Objek apa gerangan?...

sains | 16:22 WIB

Pusat Studi Objek Dekat Bumi NASA (CNEOS) telah mencatat lebih dari 32.000 asteroid yang berada dekat dengan Bumi....

sains | 15:44 WIB

Kontribusi Goodenough merevolusi bidang teknologi membuat namanya layak dikenang sebagai sosok penting....

sains | 13:54 WIB

Jika tidak ada yang dilakukan, tingkat diabetes akan terus meningkat di setiap negara selama 30 tahun ke depan....

sains | 18:50 WIB

Vladimir Putin, pertama kali mengumumkan pengembangan drone Poseidon dalam pidato kepada parlemen Rusia 2018 lalu....

sains | 18:26 WIB

Berikut adalah sederet mitos tentang daging kambing yang banyak dipercaya masyarakat. Benarkah?...

sains | 10:19 WIB

Apakah kalian tahu apa perbedaan antara pandemi dan endemi? Simak penjelasannya di sini....

sains | 20:20 WIB

Prosedur bariatrik ramai disorot setelah beberapa seleb Indonesia diketahui menjalani tindakan medis ini....

sains | 17:01 WIB

Begini akal-akalan Toyota untuk memikat orang agar tertarik dengan mobil listrik. Seperti apa?...

sains | 10:25 WIB

SATRIA adalah satelit yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital di Indonesia....

sains | 15:42 WIB

Satelit Satria-1 milik Indonesia akhirnya berhasil diluncurkan, diklaim sebagai terbesar di Asia....

sains | 15:59 WIB

Simak penjelasan apa itu El Nino lengkap dan dampak hingga potensi bahayanya bagi Indonesia....

sains | 15:48 WIB

Sering berlama-lama di depan monitor atau ponsel? Leher terasa kaku bahkan cenderung nyeri?...

sains | 16:38 WIB

Apa saja tanda-tanda rabies pada anjing? Awas jangan sampai terkena gigitanya, ya! Bisa fatal!...

sains | 13:09 WIB
Tampilkan lebih banyak