Wapres Gibran Rakabuming. (Suara.com/Novian)
Hitekno.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali menjadi sorotan publik usai profil Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dianggap janggal. Dalam data yang ditampilkan, pendidikan terakhir Gibran tidak dicantumkan. Informasi ini kontras dengan calon wakil presiden lain yang informasinya lengkap, termasuk Mahfud MD yang diusung PDIP sebagai cawapres mendampingi Ganjar Pranowo dalam Pemilu 2024.
Hal ini terungkap setelah akun X @musksigit membagikan tangkapan layar pada 16 September 2025. Ia menyindir KPU lantaran kolom pendidikan terakhir Gibran hanya tertulis “PENDIDIKAN TERAKHIR” tanpa detail apapun. Unggahan tersebut langsung memancing berbagai komentar pedas dari warganet.
Warganet ramai mempertanyakan mengapa informasi pendidikan Gibran tidak dicantumkan secara jelas.
“Hai @KPU_ID kok pendidikan terakhir Pak Wapres terpilih nggak ada ya? Update dong biar sama detailnya dengan calon yang lain,” tulis akun @musksigit dalam unggahannya.
Perbandingan dengan profil Mahfud MD semakin memperkeruh suasana. Mahfud tercatat secara lengkap sebagai lulusan doktor (S3). Sementara Gibran justru kosong tanpa keterangan. Hal ini membuat publik berspekulasi bahwa ada sesuatu yang sengaja ditutupi.
Tidak sedikit pula warganet yang menyindir latar belakang pendidikan Gibran.
Sebelumnya, riwayat pendidikan Gibran Rakabuming menjadi sorotan karena ijazah universitas yang dikantonginya dinilai janggal. Terlebih, jejak digitalnya sesama SMA pun menjadi sorotan.
“Loker waitress aja harus jelas ijazahnya, yang ini pelayan rakyat ijazahnya ghaib. Memangnya negara ini punya moyangnya dia," sindir @wiera*******.
“Seenggaknya kasih tahu pendidikan terakhir walau cuma kursus setir mobil di Juliana Jaya," tulis @sambo*****.
"Justru kalau pendidikan terakhir Gibran tidak dicantumkan, publik makin yakin kalau pendidikan dia bermasalah," imbuh @pantau******.
Baca Juga: Link DANA Kaget Hari Ini, 18 September 2025: Siapa Cepat Dia Dapat!
"Yang mau update juga bingung kali. Mau ditulis SMK, nggak ada ijazahnya cuma ada surat penyetaraan dari Dikdasmen. Mau tulis S1, ternyata di UTS cuma program insearch alias bimbel (kursus) pun cuma 6 bulan. Mau tulis SMP, melanggar aturan syarat calon," sambung @mari*******_.
"Pendidikan terakhirnya pendidikan terakhir tuh gimana maksudnya ya," tulis @engg******.
Komentar-komentar semacam ini memperlihatkan bahwa publik menganggap isu pendidikan Gibran belum pernah tuntas.
Sebagai catatan, Gibran menempuh pendidikan di Management Development Institute of Singapore (MDIS) dan lulus pada 2010. Ia kemudian mendapatkan gelar BSc dari University of Bradford, Inggris, yang bekerja sama dengan MDIS.
Meski demikian, isu lama mengenai prestasi akademiknya kembali mencuat. Saat kampanye Pilpres 2024, muncul klaim bahwa Gibran hanya lulus dengan nilai setara IPK 2,3. Klaim ini berasal dari interpretasi warganet terhadap status kelulusannya “lower second class honours” di Inggris.
Persoalan makin pelik ketika KPU sempat mengeluarkan keputusan yang menyatakan ijazah calon presiden dan wakil presiden tidak akan dipublikasikan. Kebijakan ini langsung menuai protes keras dari masyarakat, yang menilai ijazah adalah dokumen publik yang penting.
Setelah gelombang kritik, KPU akhirnya mencabut Keputusan KPU Nomor 731 Tahun 2025. Namun, keputusan untuk tidak menampilkan pendidikan terakhir Gibran justru memunculkan kontroversi baru. Publik menilai KPU tidak konsisten dan cenderung menimbulkan kecurigaan.
Kini, publik menunggu penjelasan resmi dari KPU, apakah ini hanya kelalaian teknis atau memang ada alasan tertentu sehingga data pendidikan Gibran tidak dicantumkan. Transparansi dinilai menjadi kunci untuk mengakhiri spekulasi liar di ruang publik.