Poster film Merah Putih One for All. [Perfiki Kreasindo]
Hitekno.com - Nasib film animasi paling kontroversial tahun ini, Merah Putih One for All, kini berada di ujung tanduk. Sehari menjelang jadwal rilis resminya pada 14 Agustus, para raksasa bioskop di Indonesia tampak mengirimkan sinyal yang ambigu dan penuh keraguan.
Di satu sisi, komitmen penayangan Merah Putih One for All masih terpampang, namun di sisi lain, langkah-langkah yang tidak biasa menunjukkan adanya potensi ketidakpastian di balik layar, kemungkinan besar sebagai respons atas "badai kritik pedas dan hujatan yang membanjiri media sosial."
Ini bukan lagi sekadar pertanyaan apakah filmnya bagus atau tidak, melainkan sebuah drama bisnis tingkat tinggi: akankah jaringan bioskop tetap mengambil risiko menayangkan Merah Putih One for All, sebuah film yang sudah "babak belur" bahkan sebelum resmi berperang, atau akankah mereka menariknya di detik-detik terakhir?
1. Jadwal Ada, Tiket Tiada di XXI dan Platinum Cineplex
Jaringan bioskop terbesar, XXI, dan juga Platinum Cineplex, secara teknis masih memegang komitmen mereka.
Di kolom Coming Soon di XXI, poster film ini berdiri di antara judul-judul besar lain pekan ini, lengkap dengan keterangan rating Semua Umur (SU) dan durasi 1 jam 10 menit.
Sikap serupa juga ditunjukkan Platinum Cineplex.
Namun, ada sebuah kejanggalan besar yang menjadi pertanda keraguan. Tidak ada opsi pembelian tiket lebih awal (advance ticket sales), sebuah fitur yang lazim untuk film-film yang akan segera rilis.
Ketiadaan penjualan tiket awal ini adalah sebuah anomali, seolah pihak bioskop ingin melihat situasi terlebih dahulu sebelum benar-benar membuka gerbang penjualan, sebuah langkah yang sangat tidak biasa untuk film yang akan tayang dalam hitungan hari.
2. Promosi Gencar di Media Sosial, tapi 'Hilang' dari Situs Resmi
Paradoks yang lebih aneh datang dari jaringan bioskop besar lainnya seperti CGV, Cinepolis, dan Sam's Studios. Di situs resmi dan aplikasi penjualan tiket mereka, poster film Merah Putih: One for All sama sekali tidak muncul di daftar "Coming Soon", sebuah indikasi kuat bahwa film tersebut tidak masuk dalam jadwal tayang mereka.
Baca Juga: 30 Ucapan Bertema Kemerdekaan, Cocok Untuk Update Status di HUT RI ke-80
Anehnya, di arena media sosial, ketiga jaringan ini justru sangat aktif mempromosikannya. "’Film Animasi Anak Indonesia pertama yang dibuat dengan tema Kebangsaan... Saksikan di Sam's Studios 14 Agustus 2025!’ tulis akun Instagram @samsstudios.id."
Fenomena ini menciptakan tanda tanya besar: "apakah ini sebuah strategi pemasaran yang unik atau cerminan dari ketidakpastian internal bioskop?" Bisa jadi, mereka menunggu respons publik dari promosi di media sosial sebelum membuat keputusan final untuk menayangkannya.
Akar Masalah: 'Luka Fatal' yang Ditemukan Netizen
Keraguan dari pihak bioskop ini bukanlah tanpa sebab. Mereka merespons gelombang kritik masif yang meledak sejak trailer film ini dirilis.
Netizen dengan jeli membedah setiap aspek film dan menemukan banyak kelemahan yang dianggap fatal untuk sebuah karya layar lebar, mulai dari kualitas animasi yang dinilai kaku, desain karakter yang kurang ekspresif, penggambaran latar yang terasa kosong, hingga sinkronisasi audio yang tidak selaras.
Kritik ini menyebar luas, menciptakan sentimen negatif yang sangat kuat di sekitar film. Bagi bioskop, menayangkan film dengan citra seburuk ini adalah sebuah pertaruhan bisnis yang sangat berisiko.
Kini, semua mata tertuju pada hari H. Apakah sinyal-sinyal keraguan ini akan berujung pada pembatalan tayang, ataukah para eksibitor akan tetap "nekat" menantang badai? Jawabannya akan terungkap pada 14 Agustus nanti.