Poster film Merah Putih One for All. [Perfiki Kreasindo]
Hitekno.com - Munculnya film Merah Putih One for All membuat publik di jagat maya turut menyoroti dana anggaran yang digunakan untuk membuat film animasi tersebut.
Menurut kabar yang beredar, film Merah Putih One for All dibuat dengan dana mencapai Rp 6 miliar. Jumlah fantastis itu membuat publik bertanya-tanya tentang kualitas dari film tersebut karena dinilai tidak layak untuk ditayangkan di bioskop.
Tetapi, kini beredar di media sosial gambar tangkapan layar berisi pesan salah satu sutradara sekaligus penulis skenario Merah Putih One for All, Bintang Takari.
Dalam isi pesan WhatsApp tersebut, Bintang Takari terlihat memberikan klarifikasi terkait kabar anggaran Rp 6 miliar yang beredar. Secara mengejutkan, ia mengaku bahwa biaya produksi film animasi tersebut hanya Rp 1 juta.
"Saya coba jawab beberapa pertanyaan yang muncul di grup ini maupun di medsos lainnya. Berapa budget bikin film ini? Mungkin sekitar Rp 1 juta, buat ntraktirin anak-anak pengisi suara makan di warteg," tulis Bintang Takari.
Ia mengaku tak mau repot untuk mendapatkan sponsor, apalagi meminta bantuan dana dari pemerintah. Selain itu, Bintang Takari juga menjelaskan alasan mengapa kualitas film Merah Putih One for All seperti itu.
"Benar, film ini saya buat sendiri. Dengan modal cuma segitu, saya nggak mau ribet minta bantuan sponsor, apalagi minta dana ke pemerintah. Kenapa kualitasnya nggak maksimal? Ya karena waktunya mepet, cuma 3 bulan! Buat temen-temen di sini yang pernah bikin short film, pasti tahu susahnya bikin film animasi dalam waktu sesingkat itu," tambahnya.
Bintang Takari kemudian menyinggung ucapan sutradara film Jumbo, Ryan Adriandhy. Ia mengaku terpacu berkat pernyataan tersebut.
"Nah setelah ikut webinar Devata x Ryan ini dengan pembicara Mas Ryan (sutradara Jumbo), saya nangkep pas dia bilang bahwa kualitas animasi itu nggak begitu jadi syarat utama untuk berkarya di film, tapi jalan ceritanya lah yang terpenting. Nah makin ngebut lah saya ngerjainnya," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia juga menjawab pertanyaan publik tentang akses tayang film ini ke bioskop. Secara terang-terangan, Bintang Takari mengaku memiliki kenalan yang tergabung dalam komunitas pemilik bioskop.
Baca Juga: Duel Infinix Hot 60 Pro+ Vs Redmi Note 14, Mana HP Rp 2 Jutaan yang Lebih Kuat buat Gaming?
"Kok bisa tayang di bioskop? Tiga bulan sebelumnya, saya kenalan dengan seseorang yang kebetulan bergerak di bidang perfilman. Beliau bilang, 'kenapa nggak ada yang bikin film baru untuk momen Kemerdekaan RI ke-80?'. Saya jawab, 'waduh, 3 bulan nggak mungkin terkejar'. Tapi setelah beliau lihat portofolio di website saya, tanya soal budget dan durasi produksi film yang ada di situ, beliau malah yakin dan terus mendorong saya untuk mencoba," bebernya lagi.
Bintang Takari kemudian menceritakan perjuangannya selama tiga bulan ketika menggarap film animasi tersebut. Ia pun mengaku komunitas pemilik bioskop bahkan memberi dukungan untuk film Merah Putih One for All.
"Oh ya, soal tayang di bioskop, kenalan baru saya ini juga berjuang supaya film ini lolos tayang. Kebetulan, beliau juga anggota komunitas pemilik bioskop di Indonesia dan dia minta bantuan komunitas tersebut. Ternyata komunitas mereka menyambut baik dan memberi dukungan karena temanya soal kebangsaan," pungkas Bintang Takari.
Meski telah memberikan klarifikasi, namun publik tidak secara langsung mendukungnya. Pasalnya, sejumlah warganet menilai jika pesan tersebut dibuat menggunakan Chat GPT.
Selain itu, pengakuan Bintang pun dinilai tak masuk akal oleh sebagian besar warganet. Pasalnya, tak mungkin jika para pengisi suara karakter di film tersebut hanya dibayar untuk makan saja.