Hitekno.com - Badan Administrasi Ruang Siber China telah mengeluarkan pedoman tentang penggunaan deepfake dengan cara yang benar.
Dilansir dari The Register, deepfakes adalah video hasil rekayasa yang dibuat dengan menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat penggambaran realistis tentang manusia.
Akibatnya, video yang dihasilkan bisa membuat orang yang ditiru yang mengatakan atau melakukan hal-hal sesuai keinginan pembuat.
Baca Juga: Cewek Wisata Kuliner di Pernikahan Kaesang-Erina, Netizen: Makanannya Selera Gue Banget
Deepfakes kontroversial di luar China karena berpotensi menyesatkan penonton dan menciptakan masalah bagi orang-orang yang jadi bojek rekayasa.
Beijing jelas juga memiliki kekhawatiran tentang teknik tersebut karena Cyberspace Administration (CAC) telah mengeluarkan peraturan yang melarang pembuatan video tanpa izin subjek, atau untuk menggambarkan atau mengucapkan apa pun yang dapat dianggap bertentangan dengan kepentingan nasional.
Apa pun yang bertentangan dengan nilai-nilai sosialis termasuk dalam deskripsi itu, seperti halnya segala bentuk "Informasi ilegal dan berbahaya" atau menggunakan manusia yang dihasilkan AI dalam upaya untuk menipu atau memfitnah.
Baca Juga: Turun Drastis Rp 4 Jutaan, Ini Update Harga Samsung Galaxy S20 FE Terbaru
Tetapi aturan itu juga menunjukkan China mengharapkan manusia sintetis akan banyak digunakan.
Misalnya, mereka mengizinkan penggunaan deepfake dalam aplikasi seperti chatbot. Dalam skenario seperti itu, deepfake harus ditandai sebagai kreasi digital.
Aturan tersebut dibuat untuk memastikan bahwa teknologi sintesis menghindari kerugian dan memberikan manfaat bagi China. Atau, seperti yang dikatakan pemerintah Beijing bahwa deepfakes harus "Mempromosikan pengembangan layanan informasi internet yang sehat dan menjaga ekologi dunia maya yang baik."
Baca Juga: Usung WiFi Beacon 2, Nokia dan Balitower Hadirkan Pengalaman Premium di Indonesia
Regulasi ini mulai berlaku pada 10 Januari 2023.